Benny Moerdani, Jenderal Garang Sayang Istri Tapi Jarang di Rumah, Begini Faktanya
TRIBUNJAMBI.COM- Setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya. Begitulah perputaran kehidupan
TRIBUNJAMBI.COM- Setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya. Begitulah perputaran kehidupan yang tak akan pernah putus sampai dunia berakhir.
Sepanjang sejarah manusia, pada setiap masanya ada orang atau tokoh yang memiliki jasa dan kelebihan luar biasa.
Orang-orang ini memiliki komitmen dan tanggung jawab besar pada pekerjaannya. Sehingga, tercatat di dalam sejarah sebagai bagian dari perubahan, untuk jadi pelajaran generasi berikutnya.
Jenderal Leonardus Benyamin Benny Moerdani (1932-2004) semasa hidupnya dikenal sebagai tokoh intelijen RI yang sangat mumpuni.
Pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan/Panglima TNI/ABRI. Dan dikenal sebagai pasukan tempur yang kenyang penugasan di berbagai medan laga.
Kendati merupakan tentara yang gila bekerja dan penugasan, pada ‘usia normal’ yakni saat masih berpangkat Letnan Dua (Letda), pangkat yang umumnya diperoleh anggota TNI setelah lulus pendidikan Akademi Militer (Taruna), Benny memiliki pacar bernama Hartini yang saat itu merupakan pramugari Garuda Indonesia.
Karena Benny kemudian bergabung dengan pasukan komando (RPKAD) dan sekaligus merupakan personel intelijen yang handal, Benny kerap melaksanakan misi rahasia yang tidak boleh diketahui oleh siapapun termasuk pacarnya sendiri.
Oleh karena itu ketika sedang mendapat tugas khusus, Benny tidak pernah pamit kepada Hartini dan langsung ‘menghilang’ begitu saja.
Meski menjalani pola berpacaran yang tidak normal, hubungan Benny dan Hartini tetap baik-baik saja hingga usia pacaran mereka nyaris lewat 8 tahun.
Presiden Soekarno (Bung Karno) yang juga memiliki hubungan baik dan perhatian khusus kepada Benny justru merasa tidak enak dengan pola pacaran Benny-Hartini yang sudah terlalu lama itu. Bung Karno pun akhirnya memaksa Benny untuk segera menikah dengan pertimbangan pacaran Benny-Hartini sudah terlalu lama. Serta arier Benny di militer yang makin cemerlang akan makin ideal jika memiliki seorang istri.
Benny dan Hartini lalu menikah di Jakarta pada 12 Desember 1964 dan resepsi pernikahannya dirayakan oleh Bung Karno di Istana Bogor. Ketika sudah menikah, Benny yang makin disibukkan oleh misi rahasia sebagai pasukan komando dan personel intelijen seperti dalam Operasi Trikora dan Operasi Dwikora, makin jarang di rumah dan lebih banyak bekerja di luar kantor.