Dengan IQ Tingginya, Pasukan Khusus TNI AL ini Sering Lakukan Serangan Senyap Terorganisir
Oleh karena itu, demi mendapatkan seorang Denjaka sejati, beberapa di antaranya akan menjadi paling diunggulkan
TRIBUNJAMBI.COM - Bila pasukan khusus pada setiap negara dibekali ilmu, senjata dan fisik yang kuat. Di Indonesia, semua itu juga diterapkan di semua pasukan khususnya.
Bahkan ada satuan pasukan khusus bernama Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) dari TNI AL. Satuan ini memiliki statemen "1 Denjaka = 120 TNI biasa".
Baca: Diperiksa 12 Jam Terkait Hoaks Ratna Sarumpaet, Nanik S Deyang Kabur dari Media
Baca: Hasil UEFA Nations League Spanyol vs Inggris - Sergio Ramos Ukir Sejarah, Inggris Dipermalukan
Ya wajar saja, tidak hanya kuat fisik, ahli senjata dan pandai di daerah perairan. Denjaka juga menjadi sangat disegani karena miliki IQ di atas rata-rata orang pada umumnya.
Oleh karena itu, demi mendapatkan seorang Denjaka sejati, beberapa di antaranya akan menjadi paling diunggulkan karena memiliki skill melebihi prajurit biasa.
Di Indonesia pasukan khusus disiapkan dengan kemampuan dan tugasnya masing-masing.
Denjaka bukanlah pasukan yang sembarangan, prajurit di dalamnya merupakan gabungan dari pasukan elit TNI AL Kopaska dan Taifibi.
Pembentukan Denjaka berdasarkan instruksi dari Panglima TNI di masa lalu pada tahun 1984.
Istimewa dari pasukan ini selalu digadang-gadang bahwa pada 1 personil Denjaka sama dengan 120 orang prajut TNI biasa.
Pendidikan Keras dan Superketat Menjadi Denjaka
Dengan statemen “1 orang=120 orang”, artinya tidak mudah menjadi seorang Denjaka.
Bahkan katanya dari ratusan prajurit yang mendaftar hanya 50 orangan saja yang memenuhi kualifikasi penuh menjadi anggota pasukan khusus tersebut.
Baca: Ramalan Asmara Mingguan 15-21 Oktober 2018 - Awas Pisces CLBK, Aquarius Jangan Berkencan
Baca: Heboh Video Penangkapan Pelaku Diduga Penculikan Anak di Kerinci
Pendidikan untuk bisa benar-benar menjadi seorang Denjaka tidaklah mudah.
Mereka akan mendapatkan pelatihan keras yang biasa dilakukan di Kawah Candradimuka, Situbondo.
Bahkan tahun-tahun sebelumnya tidak sedikit prajurit yang gagal dalam proses pendidikannya, dan hanya belasan saja yang diterima.
Bagi yang tidak berhasil dan gugur akan kembali lagi ke kesatuan sebelumnya.
