Dengan IQ Tingginya, Pasukan Khusus TNI AL ini Sering Lakukan Serangan Senyap Terorganisir
Oleh karena itu, demi mendapatkan seorang Denjaka sejati, beberapa di antaranya akan menjadi paling diunggulkan
Sementara jika prajurit berhasil masuk ke seleksi tahap 2 pun tidak semuanya bisa lolos.
Ya, pendidikan yang superketat dan superkeras ini harus dilakukan guna menjadi pasukan yang diunggulkan negara.
Baca: Heboh Video Penangkapan Pelaku Diduga Penculikan Anak di Kerinci
Baca: Bupati Bekasi dan Direktur Operasional Lippo Grup Ditetapkan Jadi Tersangka Oleh KPK
Selain harus kuat secara fisik, para calon anggota Denjaka pun dituntut harus mempunyai IQ tinggi. Kenapa?
Ini karena pasukan elit Denjaka akan sering digunakan dalam masalah penyusupan di daerah operasi sehingga mereka harus bisa mengatasi masalah dengan cepat, baik secara individu maupun secara kelompok.
Selama dalam proses pendidikan, calon anggota hanya akan mendapatkan teori di dalam kelas 20% saja, selebihnya mereka akan berlatih langsung di dalam hutan, laut dan udara.
Ini karena mereka harus paham secara praktek bukan modal teori yang nantinya akan sangat berguna untuk menjalankan misi rahasia secara sempurna.
Tidak mudah untuk bisa mendapatkan pelatihan dengan nilai sempurna, mereka harus mendapatkan pendidikan superketat dan keras, melakukan penyusupan dengan terjun payung, bergerak dengan cepat di dalam laut dan bertahan hidup di daratan.
Baca: Ramalan Zodiak Selasa 16 Oktober 2018 - Zodiak Ini Waspada Keuangan, Asmara Pisces Positif
Baca: Kronologi OTT hingga Penetapan Bupati Bekasi Jadi Tersangka Korupsi Terkait Perizinan Proyek
Terpaan ombak di Laut Banyuwangi yang baisanya menghanyutakan perahu para nelayan harus bisa diatasi, mereka harus bertahan sekaligus menyelamatkan diri sendiri dan anggota lainnya.
Bahkan mereka kerap dilatih dengan kaki dan tangan yang terikat.
Setelah berhasil melawan ganasnya ombak di lautan, hal selanjutnya yang perlu calon anggota lakukan adalah bertahan hidup di dalam hutan, perbekalan yang diberikan pada para anggota pelatihan hanyalah garam.
Bahkan air minum pun tidak dibekali. Mereka benar-benar harus mencari sendiri di dalam hutan.
Sementara proses pelatihannya biasanya dilakukan di Alas Purwo.
Tepat di tengah hutan, mereka harus bisa bertahan hidup selama berhari-hari.
Tak jarang mereka memutuskan untuk berburu binatang buas, seperti ular.
Namun kalau mereka hanya mampu menangkap seekor monyet, maka binatang itulah yang akan menjadi santapannya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/denjaka_20180817_183845.jpg)