Siapa Sangka, Ternyata Soekarno dan Soeharto Pernah Termakan Berita Hoaks, Begini Modusnya
Kabar hoax seakan tak ada habisnya. Kabar bohong ini dapat memanipulasi kabar/cerita yang bisa menipu kelompok atau masyarakat.
TRIBUNJAMBI.COM - Kabar hoax seakan tak ada habisnya. Kabar bohong ini dapat memanipulasi kabar/cerita yang bisa menipu kelompok atau masyarakat.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika telah mengimbau masyarakat untuk berhati-hati menerima kabar sebelum diberikan kepada orang lain.
Sepanjang sejarah Republik Indonesia, tak hanya masyarakat, bahkan Presiden Soekarno dan Soeharto juga pernah mempercayai berita hoax.
Dilansir dari Kompas.com, berikut adalah berita hoax yang sempat dipercayai Soekarno dan Soeharto di masanya
Raja Idrus dan Ratu Markonah (Era Soekarno)
Berita ini muncul di era pemerintahan Presiden Soekarno.
Mereka berdua mengaku merupakan pemimpin suku Anak Dalam yang mempunyai kekuatan yang mumpuni.
Cerita berawal setelah Indonesia merdeka, saat konflik mengenai Papua Barat belum selesai.
Pihak Belanda masih menginginkan untuk menguasai wilayah Papua Barat.
Baca: Alvin Diseret Cewek-cewek ke Kantor Polisi, Jual Kucing Curian di Facebook
Baca: Rencana Terselubung Soeharto Memborbardir Habis-habisan Malaysia & Peran LB Moerdani
Presiden Soekarno kemudian dibohongi Ratu Markonah dan Raja Idrus yang mengaku mau menyumbang harta benda untuk merebut Irian Barat dari tangan Belanda.
Saat itu, Raja Idrus dan Ratu Markonah tentunya mendapat liputan media massa besar-besaran.
Soekarno bahkan sempat menerima mereka di Istana Kepresidenan dan disambut dengan berbagai pelayanan yang luar biasa.
Namun, ternyata mereka berdua ketahuan berbohong.
Keduanya diketahui sering melakukan aksi pemerasan dan penipuan.
Harian Kompas edisi Agustus 1968 memberitakan, "Raja" Idrus ditangkap warga di Kotabumi, Lampung Utara.