HUT TNI ke 73

Ketika Pilot Heli Twin Pac TNI AU Terjebak di Antara Panah dan Tombak Musuh Tempat 4 Kopassus Tewas

Berbagi kisah heroik pernah dialami oleh Twin Pac, khususnya ketika digunakan dalam operasi militer di Papua.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Ade Sulaeman
Heli Twin Pac TNI AU 

TRIBUNJAMBI.COM - Skadron Udara 6 TNI AU pernah memiliki helikopter peninggalan Perang Vietnam,yakni Sikorsky S-58 Twin Pac yang terkenal bandel dan tangguh.

Heli angkut yang biasa membawa logistik tempur dan pasukan ini sudah digunakan dalam berbagai operasi militer seperti di Timor-Timur (Timor Leste), Aceh dan Papua.

Berbagi kisah heroik pernah dialami oleh Twin Pac, khususnya ketika digunakan dalam operasi militer di Papua.

Tanggal 22 Januari 2001, Heli Twin Pac dengan nomor registrasi H 3406 mendapat perintah dari Pangdam VII Trikora.

Tujuannya adalah untuk menjemput salah satu wakil Panglima TPN (Tentara Pembebasan Nasional) Papua, Mark Rumbiak di Betaf, pantai timur Papua.

TPN dalam sepak terjangnya telah menimbulkan keresahan masyarakat dan berani secara terbuka menyerang pos polisi sektor setempat bahkan sampai merampas senjata di pos polisi tersebut.

Baca: Tak Cuma Hebat Gilas Musuh di Udara, Sat Bravo 90, Pasukan Khusus TNI AU Juga Mengerikan di Darat

Baca: Cuma dengan Pesawat Mustang Tua, Pilot Tempur TNI AU Heroik ini Bisa Selesaikan Pertempuran

Ketika berangkat heli Twin Pac saat itu diawaki oleh pilot Kapten Pnb Pandu bersama kopilot Lettu Pnb Agus dan membawa sejumlah anggota Kopassus, dua awak televisi serta Danramil Betaf Kapten Inf Djoni.

Heli take-off dari Sentani Jayapura pukul 08.05 WIT dan sesuai rencana semula, pesawat tidak mematikan mesin ( cut engine), saat tiba di titik penjemputan Rumbiak.

Pasalnya Rumbiak direncanakan sudah menunggu bersama sejumlah senjata rampasan dan akan langsung dinaikkan ke helikopter.

Penerbangan heli yang melintasi pegunungan dan hutan lebat menempuh waktu sekitar 45 menit.

Tapi ketika heli mendarat di Betaf yang terjadi justru di luar dugaan para awak pesawat.

Rumbiak ternyata tidak ada di tempat. Begitu juga senjata rampasannya yang direncanakan juga akan diangkut ke Jayapura, ternyata tidak ada.

Baca: Penampakan Petobo dari Udara, Titik Terparah Kerusakannya Akibat Gempa Sulawesi Tengah

Baca: Mengalah dengan Pesawat Pak Harto yang Mau Lewat, Pilot ini Terpaksa Daratkan Pesawatnya di Sawah

Melihat kondisi itu,Kapten Inf Djoni meminta pesawat untuk cut engine dengan alasan Rumbiak baru saja melarikan diri beserta barang rampasannya.

Kapten Pandu yang berpikir mission-oriented terpaksa mengikuti permintaan Danramil. Meskipun diliputi ketegangan karena pesawat dan awaknya tengah berada di daerah yang dikuasai oleh TPN.

Perkembangan yang kemudian terjadi , Rumbiak ternyata minta dijemput di tengah hutan (markas TPN) oleh Kopassus dengan syarat menyertakan pilot helikopter .

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved