Lebih Dekat dengan 'Manusia Gerobak', Begini Kehidupan Mereka
Para pemulung sampah plastik umumnya berada Gang Ar Ridha di RT 07 yang oleh warga setempat disebut
TRIBUNJAMBI.COM, BANJARMASIN - Basecamp kampung gerobak berada di Alalak Selatan, Banjarmasin utara, Kota Banjarmasin.
Hampir di setiap rumah terlihat gerobak-gerobak yang diparkir di halaman rumah.
Para pemulung sampah plastik umumnya berada Gang Ar Ridha di RT 07 yang oleh warga setempat disebut sebagai ‘gang neraka’.
Jalan di gang terbuat dari batang kelapa yang disusun agar jalan masyarakat tidak digenangi air.
Baca: Seram! Tengah Pimpin Ibadah, Pendeta ini Diterkam Buaya Tepat di Depan Umatnya
Memasuki Gang Ar Ridha lebih ke dalam akan ditemui penumpukan sampah plastik milik pengepul. Beberapa gerobak parkir di area itu.
Pengepul sengaja menyediakan gerobak bagi buruh pemulung yang mau bekerja. Per kilo sampah plastik dihargai Rp 400.
Sardi, ketua RT 07 mengakui selain RT di wilayahnya juga RT 04, 05 dan 06 adalah wilayah yang tertinggal di mana sebagian warganya menjadi pemulung sampah plastik.
Kehadiran pengepul bisa memberikan lahan pekerjaan bagi warga sekitar. "Pengepul sampah plastik itu sudah ada sejak empat tahun lalu," ujar Sardi.
Selain Gang Ar Ridha, penumpukan sampah plastik juga ada di Gang Suada Tani.
"Daripada mereka menganggur, asal tidak menyalahi aturan saja," ucapnya.

Seorang kakek, satu di antara manusia gerobak, ditemui BPost, tengah menerima satu kotak berisi makanan dari warga. Lelaki parobaya itu mengaku sudah 17 tahun beroperasi dengan gerobaknya.
Di luar menjadi manusia gerobak selama Ramadan, kakek itu mengaku sebagai pencari plastik, kardus, dan koran bekas. Dari penghasilan itu selain bulan Ramadan per hari dia bisa memperleh uang Rp 50 ribu. Namun saat Bulan ramadhan tiba, penghasilannya bisa mencapai Rp 200 ribu.
"Kadang-kadang mangkal di sini (depan Dinas Pekerjaan Umum), dan di depan pintu kampus ULM,” akunya.
Tahun lalu, gerobaknya pernah disita Satpol PP, Meski begitu dia tidak jera dan tetap melakukannya tahun ini.
Selain sang kakek, juga ada manusia gerobak membawa anak balita duduk di dekat bundaran Kayutangi. "Kami disini dari jam enam hingga jam 12 malam," ungkap orangtua si anak.
