Ratusan Petempur Rusia Tewas dalam Pertempuran Brutal 7 Februari di Suriah
Surat kabar The New York Times menguak tabir pertempuran brutal di dekat Deir Ez-Zor, Suriah Timur, pada 7 Februari 2018.
TRIBUNJAMBI.COM, NEW YORK - Surat kabar The New York Times menguak tabir pertempuran brutal di dekat Deir Ez-Zor, Suriah Timur, pada 7 Februari 2018.
Mereka mendapatkan dokumen Pentagon berisi laporan detail jalannya pertempuran yang diklaim merenggut nyawa tak kurang 300 petempur Rusia dan tentara atau milisi proDamaskus.
Kisah bak film ini hanya pernah jadi bisik-bisik di kalangan media, terutama media Rusia serta Suriah.
Korban yang begitu banyak mengindikasikan betapa dahsyat jalannya pertempuran.
Situs berita Inggris, The Independent, turut melansir temuan NYT ini, Minggu (27/5/2018) malam WIB.
Pasukan khusus Delta Force, Green Berets, dan Marinir AS terlibat di dalam perang tak seimbang ini.
Lokasi pertempuran berada di tengah padang gurun Deir Ez-Zor, dekat pompa ladang minyak dan gas bumi yang dikelola raksasa migas Conoco.
Tidak ada korban jiwa di pihak pasukan AS.
Serangan yang dilakukan petempur Rusia dan Suriah yang berusaha merebut kembali ladang minyak melibatkan tank-tank tempur T-72, roket dan persenjataan berat lainnya.
Sebaliknya, pasukan AS yang bertahan melindungi ladang minyak mengerahkan arsenal tercanggihnya, termasuk jet tempur F-22 Raptor, F-16, F-15s Eagle, heli Apache, drone Reaper, rudal antitank TOW dan Javelin, serta artileri berat.
Baku tembak hebat selama empat jam itu akhirnya berakhir dengan penarikan sisa petempur Rusia dan Suriah.
Dari 500 petempur yang semula maju, tersisa sekitar 200 orang.
Peristiwa ini menaikkan tensi hubungan Moskow dan Washington.
Banyak yang khawatir kejadian ini akan memicu perang besar antara dua super power dunia ini.
Militer Rusia akhirnya mengakui ada kejadian itu setelah media barat gencar menyebut drama Deir Ez-Zor.