Ratusan Petempur Rusia Tewas dalam Pertempuran Brutal 7 Februari di Suriah
Surat kabar The New York Times menguak tabir pertempuran brutal di dekat Deir Ez-Zor, Suriah Timur, pada 7 Februari 2018.
Dari sisi lain, tim pemantau AS sekitar pukul 10 melihat sebarisan tank dan ranpur bergerak menuju pos mereka dari sebuah lokasi yang semula tak teramati.
Setengah jam kemudian, serbuan dilancarkan.
Diawali tembakan tank dan artileri yang mengenai instalasi sumur gas Conoco.
Debu beterbangan memenuhi udara di antara serpihan peluru.
Serangan ini langsung dibalas tembakan rudal antitank oleh pasukan komando AS.
Barisan ranpur lawan yang datang berledakan.
Pada 15 menit pertama pertempuran, pejabat militer AS menelepon kontak tingkat tinggi Rusia.
Kontak itu gagal.
Pertempuran sengit terus berlangsung di darat.
Tak lama berselang, bantuan udara datang bergelombang.
Pentagon mengirimkan drone Reapers, jet siluman F-22, bomber B-52, pengebom darat AC-130 dan heli AH-64 Apache.
Dalam tiga jam berikutnya, pertempuran menjelang petang itu berlangsung sangat brutal.
Kontak tembak jarak dekat disertai ledakan tak ada habisnya hasil gempuran udara dan tembakan artileri.
Bantuan pasukan Baret Hijau dan Marinir tiba sekitar pukul 11.30.
Mereka tertahan di luar jarak pertempuran karena daratan dipenuhi gempuran bom dari kedua pihak.
Ketika jeda serangan udara, sekelompok kecil pasukan itu masuk, terjun membantu teman-temannya yang bertahan.
Langit dipenuhi percikan api dan dentuman bom.
Sekitar pukul 1 dini hari berikutnya, tim Marinir dan Green Berets mulai menembakkan senjatanya.
Padukan udara AS tengah refueling ke pangkalan dan isi senjata.
Jumlah tentara komando AS di darat sekitar 40 personil setelah datangnya tim Marinir dan Green Berets.
Mereka bertahan sekuat tenaga, seiring dengan kehancuran di pihak lawan.
Semua peralatan perang modern dimanfaatkan.
Pelacak panas dipakai untuk mendeteksi posisi lawan di kegelapan malam itu.
Senapan mesin berat juga dioperasikan menggunakan kontrol komputer.
Sejam setelah puncak pertempuran yang diwarnai gempuran bertubi-tubi pasukan udara, kelompok penyerang terlihat mulai menarik diri sembari mengevakuasi jasad rekan-rekannya.
Bunyi tembakan dari kedua kubu mereda dan kemudian berhenti sama sekali.
Saat pergerakan mundur, beberapa kali jet tempur AS membom iring-iringan kendaraan, membuat korban kembali berjatuhan di pihak lawan.
Serangan besar ini kemudian menerbitkan tanda tanya, bagaimana petempur itu bisa salah kalkulasi lawan saat mengincar ladang gas Conoco.
Tentang target, pejabat intelijen AS menjelaskan, anggota Wagner Group yang dibentuk pensiunan militer Rusia ini memang secara spesifik disiapkan guna merebut berbagai ladang gas dan minyak di Suriah.
Di lapangan, mereka rupanya tak selalu berkoordinasi dengan pasukan Rusia.
Kabarnya, anggota kelompok petempur swasta ini memperoleh pelatihan di pangkalan militer di Rusia.
Sesudah pertempuran brutal di ladang gas Conoco, militer Rusia di Suriah meningkatkan operasi pengacauan sinyal udara. Ini berdampak pada operasi drone AS di medan konflik ini.
“Sekarang, di Suriah, kami menghadapi peperangan elektronik paling serius di planet ini," kata Jenderal Tony Thomas, Kepala Operasi Khusus AS.
"Mereka menguji kita tiap hari," lanjutnya dikutip NYT. Jumlah korban jiwa dalam pertempuran ini bagaimanapun tetap kontroversial sampai hari ini.
Tidak pernah ada penjelasan resmi dari Moskow terkait peristiwa ini.
Begitupun juga belum pernah ada detail laporan dari pihak Suriah.
Di lapangan, teramat sulit mendapatkan konfirmasi dari pihak independen.
Belum ada pembanding versi kisah Pentagon ini.
Wilayah Deir Ez-Zor sangat berbahaya buat liputan langsung media.(Tribunjogja.com/TheIndependent/xna)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Terungkap, Pertempuran Brutal 7 Februari di Suriah Renggut Nyawa Ratusan Petempur Rusia,