Kunci dan Jawaban

Kunci Jawaban IPS Kelas 9 Halaman 147, Kritik Proyek Swasembada Beras

Kunci Jawaban IPS Kelas 9 Halaman 147 yang membahas tentang Kritik Proyek Swasembada Beras

Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
NET
KUNCI JAWABAN.Kunci Jawaban IPS Kelas 9 Halaman 147 yang membahas tentang Kritik Proyek Swasembada Beras 

TRIBUNJAMBI.COM - Berikut  kunci Jawaban IPS Kelas 9 Halaman 147, Kurikulum Merdeka.

Pembahasan IPS berikut terkait Proyek Swasembada beras.

Soal Pengayaan:

Proyek swasembada beras mendapatkan banyak kritik dari pemerhati lingkungan karena dianggap merusak kelestarian alam.

Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Hal ini menarik untuk didiskusikan.

Jawaban:

Proyek swasembada beras sering kali membutuhkan pembukaan lahan baru secara besar-besaran.

Pembukaan lahan tersebut kerap dilakukan dengan cara membabat hutan atau mengeringkan lahan gambut.

Tindakan tersebut dapat menyebabkan kerusakan ekosistem alami yang sudah ada sebelumnya.

Hutan yang dibabat berarti kehilangan fungsi sebagai penyerap karbon dan pengatur iklim.

Kerusakan hutan juga berdampak pada hilangnya habitat berbagai flora dan fauna.

Spesies langka dan endemik berisiko punah akibat kehilangan tempat tinggalnya.

Selain itu, tanah yang dibuka secara besar-besaran rentan terhadap erosi.

Erosi tanah akan mengurangi kesuburan lahan dalam jangka panjang.

Banjir dan longsor pun menjadi lebih sering terjadi akibat perubahan tata guna lahan.

Proyek irigasi yang dibangun demi mendukung pertanian juga bisa merusak daerah aliran sungai.

Pengalihan aliran sungai menyebabkan terganggunya ekosistem air dan biota yang hidup di dalamnya.

Penggunaan pupuk dan pestisida kimia secara masif mencemari tanah dan air.

Pencemaran ini berdampak buruk terhadap kualitas air dan kehidupan organisme perairan.

Selain itu, petani menjadi tergantung pada input kimia yang mahal dan tidak ramah lingkungan.

Lahan pertanian intensif juga cenderung menyebabkan degradasi tanah dari waktu ke waktu.

Keanekaragaman hayati menurun akibat sistem pertanian monokultur yang diterapkan.

Monokultur membuat tanaman rentan terhadap serangan hama dan penyakit.

Untuk mengatasi hama, penggunaan pestisida sering berlebihan sehingga mencemari lingkungan.

Pestisida yang berlebihan juga berdampak pada kesehatan manusia dan hewan sekitar.

Limbah pertanian dari pupuk dan pestisida mengalir ke sungai dan merusak ekosistem air tawar.

Pencemaran air menyebabkan terganggunya sumber air bersih bagi masyarakat sekitar.

Lahan basah yang dikeringkan untuk pertanian menghilangkan fungsi alami sebagai penyerap air.

Kehilangan lahan basah juga mengganggu jalur migrasi burung dan hewan lainnya.

Proyek swasembada beras seringkali mengabaikan kearifan lokal dan praktik pertanian berkelanjutan.

Alih fungsi hutan menjadi sawah juga memicu konflik dengan masyarakat adat.

Masyarakat lokal kehilangan akses terhadap sumber daya alam yang selama ini menopang hidup mereka.

Ketimpangan sosial dan ketidakadilan lingkungan pun muncul sebagai dampak lanjutannya.

Ketergesa-gesaan dalam mengejar target produksi menyebabkan pengabaian aspek keberlanjutan.

Karena itu, proyek swasembada beras perlu ditinjau kembali dengan mempertimbangkan aspek ekologi.

Diskusi yang inklusif antara pemerintah, masyarakat, dan pemerhati lingkungan sangat diperlukan.

Disclaimer

1. Pembahasan di atas hanya sebagai referensi belajar.

2. Soal di atas merupakan pertanyaan terbuka.

 Artinya ada beberapa jawaban tidak terpaku di atas.

3. Artikel ini tidak mutlak menjamin kebenaran jawaban.

 Siswa dapat mengembangkan jawaban yang lebih baik.

Baca juga: Kunci Jawaban IPS Kelas 9 Halaman 149 : Sikap Masyarakat

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved