Berita Nasional
Keunggulan KSOT-008, Kapal Selam Nirawak Jaga Laut Indonesia: Kecil, Cepat, dan Mematikan
KSOT-008 dipilih karena menawarkan efisiensi signifikan, baik dari sisi personel, material, maupun waktu operasional.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM - Ambisi Indonesia untuk memperkuat kedaulatan maritimnya memasuki babak baru yang modern.
Kementerian Pertahanan (Kemenhan) tengah menyiapkan armada canggih berupa 30 unit kapal selam Otonom (KSOT) atau kapal selam Nirawak (Autonomous Underwater Vehicle/AUV) untuk mengamankan wilayah laut strategis, yang dikenal sebagai choke point atau wilayah kritis perairan nasional.
Target ambisius ini diungkapkan langsung oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin di Surabaya, Jawa Timur, usai memimpin langsung uji coba penembakan torpedo dari KSOT di bawah wilayah Komando Armada (Koarmada) II, Kamis (30/10/2025).
KSOT-008: Kecil, Cepat, dan Mematikan
Menhan Sjafrie Sjamsoeddin menegaskan bahwa kebutuhan 30 unit kapal selam nirawak ini merupakan keharusan strategis.
KSOT dipilih karena menawarkan efisiensi signifikan, baik dari sisi personel, material, maupun waktu operasional.
Sebagai AUV, kapal selam ini mampu beroperasi secara mandiri di bawah permukaan air tanpa membutuhkan kendali langsung dari operator manusia selama misi berlangsung.
Berdasarkan data teknis KSOT-008 yang dikembangkan PT PAL, kapal selam ini memiliki kemampuan keunggulan yang menonjol:
Baca juga: 30 Kapal Selam Nirawak Bakal Jaga Wilayah Kritis Laut Indonesia, Kemenhan: Insya Allah Tahun 2026
Baca juga: 4 Motor Anak Kos di Mendalo Jambi Lenyap Sekaligus, Aksi Terekam CCTV, Korban Lapor Polisi
Baca juga: Kronologi dan Detik-detik Mencekam Diduga Simpatisan TPNPB Serang Warga Sipil di Yahukimo
- Dimensi & Bobot: Berbobot 37,28 ton dengan panjang keseluruhan 15 meter, lebar 2,2 meter, dan draft 1,85 meter.
- Daya Tahan: Mampu beroperasi di bawah permukaan air selama 72 jam non-stop.
- Kecepatan: Dapat melaju dengan kecepatan maksimum hingga 20 knot di bawah laut.
- Jangkauan Kendali: KSOT mampu dikendalikan dari jarak jauh hingga lebih dari 320 kilometer (200 mil laut) dari Pusat Komando Bergerak (Mobile Command Center), menggunakan sistem komunikasi satelit atau radio saat kapal muncul ke permukaan.
Persenjataan: Dilengkapi enam rudal torpedo Black Shark serta sistem navigasi canggih, memungkinkan KSOT-008 menjalankan fungsi pengintaian, pengawasan (surveillance), serangan sekali pakai (one-way attack/kamikaze), dan peluncuran torpedo.
KSOT-008 yang hadir dalam tiga konfigurasi ini diharapkan dapat menjadi mata-mata dan kekuatan serang senyap di wilayah kritis laut Indonesia.
Choke point atau wilayah kritis laut Indonesia adalah jalur-jalur perairan sempit yang memiliki nilai strategis sangat tinggi – mencakup aspek keamanan, ekonomi, lingkungan, dan geopolitik.
Produksi Nasional dengan TKDN Tinggi Siap Kejar Target 2026
Target ambisius pengadaan KSOT-008 ini diamini oleh Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero), Kaharudin Djenoed, yang memastikan kesiapan PT PAL untuk memproduksi seluruh armada.
“Ya, di tahun 2026 seluruhnya akan terpenuhi. 30 unit akan terpenuhi,” tegas Kaharudin.
Kaharudin lebih lanjut menjelaskan bahwa desain kapal selam KSOT ini adalah 100 persen karya insinyur Indonesia.
Baca juga: Belajar Mengaji di Kapal, Perpustakaan Terapung Ditpolairud Jambi Disambut Antusias Anak-anak
Baca juga: Kos Mahasiswa di Mendalo Jambi Jadi Incaran Utama Curanmor, 6 Motor Hilang dalam 2 Pekan
Bahkan, Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) produksi ini sudah mencapai lebih dari 50 persen.
PT PAL memodifikasi peralatan sipil yang tersedia di pasaran dalam negeri menjadi standar teknis military spec dan marine use.
“KSOT sudah dalam status cukup bagus untuk diproduksi massal,” pungkas Kaharudin, menyusul keberhasilan uji coba penembakan torpedo yang telah membuktikan kapabilitas kapal selam nirawak tersebut.
Desain Lokal, Komponen Sipil Militer
Kaharudin lebih lanjut menjelaskan bahwa desain kapal selam KSOT ini adalah 100 persen karya insinyur Indonesia. Bahkan, Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) produksi ini sudah mencapai lebih dari 50 persen.
“Ini 100 persen desain anak Indonesia, kemudian produksi juga seluruhnya dengan TKDN lebih daripada 50 persen,” jelasnya.
Menariknya, PT PAL menggunakan peralatan dan komponen yang tersedia di pasaran dalam negeri, kemudian memodifikasinya untuk memenuhi standar teknis militer dan kelautan.
“Jadi kita menggunakan alat-alat equipment yang ada dijual di pasaran dalam negeri, kemudian kita ubah menjadi military spec dan marine use,” pungkas Kaharudin, menegaskan kapabilitas industri pertahanan nasional dalam memproduksi alutsista berteknologi tinggi.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Kunci Jawaban IPA Kelas 10 Halaman 88, Teori Flogiston pada Reaksi Pembakaran
Baca juga: Postingan Instagram Onadio Leonardo Diserbu Usai Ditangkap Kasus Narkoba: Udah Begaul dengan Habib
Baca juga: Kos Mahasiswa di Mendalo Jambi Jadi Incaran Utama Curanmor, 6 Motor Hilang dalam 2 Pekan
Baca juga: Kecelakaan di Geragai Tanjabtim Jambi, Pemotor Terseret Mobil dan Tewas di Lokasi
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kemenhan Siapkan 30 Unit kapal selam Nirawak, Beroperasi 2026 di Wilayah Kritis Laut Indonesia
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/20251031-Kapal-selam-KSOT-008-jaga-laut-Indonesia.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.