Berita Viral
Apa Itu Temuan Mikroplastik pada Hujan di Jakarta? Ini Penjelasan Pengamat
Temuan kandungan mikroplastik pada air hujan di wilayah Jakarta menimbulkan kekhawatiran baru.
Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
TRIBUNJAMBI.COM -Temuan baru kandungan mikroplastik telah terdeteksi pada air hujan di wilayah Jakarta saat ini, menimbulkan kekhawatiran serius bagi warga dan peneliti mengenai dampaknya terhadap kesehatan serta lingkungan.
Polutan ini diduga kuat berasal dari fragmentasi sampah plastik dan polusi udara, seperti serat tekstil atau partikel ban, yang terangkat ke atmosfer.
Pada akhirnya, partikel-partikel kecil tersebut terkondensasi di awan dan jatuh kembali ke bumi bersama dengan curah hujan.
Para ahli menilai fenomena ini merupakan bentuk nyata dari meluasnya pencemaran plastik di lingkungan perkotaan.
Guru Besar IPB University dari Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Prof. Etty Riani, menjelaskan bahwa keberadaan mikroplastik di air hujan bukan hal yang mustahil secara ilmiah.
“Partikel ini bisa berasal dari berbagai sumber di darat seperti gesekan ban mobil, pelapukan sampah plastik kering yang terbawa angin, hingga serat pakaian berbahan sintetis,” ujar Etty, Rabu (29/10/2025).
Menurut Etty, partikel mikroplastik dan nanoplastik memiliki massa yang sangat ringan, sehingga mudah terangkat ke atmosfer bersama debu dan uap air. Saat hujan turun, partikel-partikel tersebut ikut terbawa dan akhirnya jatuh ke permukaan bumi.
“Karena ukurannya sangat kecil, partikel itu tidak terlihat, sehingga seolah-olah air hujan bersih,” jelasnya.
Dampak Pencemaran dan Sumber Mikroplastik
Fenomena ini menunjukkan bahwa mikroplastik kini telah menjadi bagian dari siklus udara dan air di perkotaan.
Etty menjelaskan, sumber utama mikroplastik di Jakarta sangat beragam — mulai dari sampah plastik yang terurai di jalanan, gesekan ban kendaraan bermotor, hingga serat pakaian sintetis yang dilepaskan ke udara.
Ia menambahkan, kondisi cuaca panas dan udara kering mempercepat proses pelapukan plastik, membuat partikel halus lebih mudah terbang ke atmosfer dan bercampur dengan udara.
“Tingginya penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari juga menjadi akar masalah. Dari bangun tidur hingga tidur lagi, manusia tidak lepas dari plastik. Akhirnya, plastik akan terurai menjadi mikroplastik dan nanoplastik,” tutur Etty.
Dorongan untuk Gaya Hidup Ramah Lingkungan
Melihat dampak yang semakin meluas, Etty menyerukan agar pemerintah dan masyarakat segera mengambil langkah konkret untuk mengurangi ketergantungan terhadap plastik sekali pakai.
“Kurangi penggunaan plastik, hindari produk perawatan tubuh yang mengandung mikroplastik, dan biasakan memilah sampah sejak dari rumah,” ujarnya.
| Pingsan Istri Tahu Suami Punya Rahim, Sudah Tiga Tahun Menikah, Niat Periksa Tak Kunjung Punya Anak |
|
|---|
| Api Hanguskan Gudang Dekorasi Pesta, Korban Merugi Miliaran Rupiah |
|
|---|
| Habis Jokowi Disindir Roy Suryo Gegara Tak Mau Tempati Rumah Pensiun Rp 200 M: Kumpul Termul Disitu |
|
|---|
| Dooor Letusan Senjata Kena Punggung Pengacara di Keramaian, Pelaku Merasa Diintimidasi |
|
|---|
| Apa Itu Aritmia, Penyakit Diderita Kak Seto Sampai Dilarikan ke Rumah Sakit, Benarkah Mematikan? |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.