Polemik di Papua
Sejarah Yahukimo: Medan Sulit dan Terisolasi, Polda Papua Sebut 17 Kali TPNPB Berulah: 34 Tewas
Kabupaten Yahukimo, yang bersemayam di jantung Provinsi Papua Pegunungan, menjadi sorotan utama nasional akibat eskalasi kekerasan mengerikan.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM - Kabupaten Yahukimo, yang bersemayam di jantung Provinsi Papua Pegunungan, kini menjadi sorotan utama nasional akibat eskalasi kekerasan yang mengerikan.
Data dari Kepolisian Daerah (Polda) Papua mengungkap fakta mengejutkan.
Hanya dalam kurun waktu enam bulan terakhir, kabupaten ini telah menjadi sasaran 17 insiden kekerasan menonjol yang didalangi oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) dan simpatisannya.
Penyerangan itu disebutkan menewaskan total 34 orang.
Mayoritas korban tewas adalah warga sipil, menunjukkan betapa rentannya kehidupan masyarakat di wilayah tersebut.
Kepala Bidang Humas Polda Papua, Kombes Polisi Cahyo Sukarnito, merilis data tragis ini pada Jumat (24/10/2025).
"Insiden-insiden tersebut mengakibatkan 34 korban meninggal dunia, terdiri dari 2 aparat keamanan dan 32 warga sipil," terang Kombes Cahyo, seraya menambahkan bahwa puluhan warga lain juga menderita luka-luka.
Kondisi ini diperparah oleh tantangan geografis yang ekstrem, yang menghambat upaya penegakan hukum dan perlindungan masyarakat oleh aparat keamanan.
Kondisi Geografis: Kabupaten Tiga Kali Luas Jakarta yang Sulit Dijangkau
Kabupaten Yahukimo, yang berdiri di atas lahan seluas 17.152 kilometer persegi, memiliki kompleksitas medan yang luar biasa.
Baca juga: Data Polda Papua: 17 Kali TPNPB Berulah di Yahukimo, 34 Meninggal dalam 6 Bulan, Termasuk 2 Aparat
Baca juga: Sosok Ganda yang Menginspirasi: AIPTU Ziki, Ketua RT di Kota Jambi Lulus Pendidikan Perwira Polisi
Baca juga: Maling Bersajam di Mendalo Jambi Babak Belur, Gagal Kabur Usai Tertabrak Mobil
Kombes Cahyo menyebutkan bahwa dari total 51 distrik di kabupaten berpenduduk 355.612 jiwa ini (data pertengahan 2024), hanya dua distrik yang dapat dijangkau melalui transportasi darat.
Sisanya, 49 distrik lainnya, hanya bisa ditempuh melalui jalur udara—menegaskan isolasi wilayah yang luas dan terpencil.
Dengan kondisi ini, aparat keamanan yang bertugas melayani wilayah yang sangat luas hanya didukung oleh satu Polres dan dua Polsek.
Keterbatasan akses dan jumlah personel menjadi kendala signifikan dalam menanggulangi aksi kekerasan yang berulang.
Kabupaten ini memiliki iklim yang unik, berkisar antara hutan hujan tropis (Af) dan dataran tinggi subtropis (Cfb), dengan curah hujan tinggi (2.500 hingga 4.000 mm per tahun) dan suhu sejuk.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.