Berita Viral

Cerita Pilu Pria di Pekalongan Tertipu Rp 2,6 Miliar Demi Anak Masuk Polisi

Dwi Purwanto (45) menjadi korban dugaan penipuan dengan kerugian mencapai Rp2,6 miliar demi anak menjadi perwira polisi.

Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
Tribun Jateng/Rezanda Akbar D
PENIPUAN.Seorang warga Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, bernama Dwi Purwanto (45) menjadi korban dugaan penipuan dengan kerugian mencapai Rp2,6 miliar. 

TRIBUNJAMBI.COM -Seorang warga Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, bernama Dwi Purwanto (45) menjadi korban dugaan penipuan dengan kerugian mencapai Rp2,6 miliar.

 Dwi, seorang wiraswasta, mengaku tertipu oleh empat orang yang menjanjikan dapat meloloskan anaknya masuk Akademi Kepolisian (Akpol) melalui jalur khusus.

Kasus ini bermula pada 9 Desember 2024, ketika Dwi menerima pesan dari seseorang yang mengaku anggota Polres Pekalongan bernama Aipda F. D

alam pesan tersebut, F menawarkan bantuan agar anak Dwi bisa diterima di Akpol melalui “kuota Kapolri” dengan biaya Rp3,5 miliar. 

Uang tersebut disebut akan digunakan untuk “pengurusan” seleksi di tingkat pusat.

Awalnya Dwi menolak tawaran itu, namun beberapa hari kemudian, F bersama seorang rekannya, Bripka A, datang ke rumah Dwi. 

Keduanya mengaku memiliki akses ke seorang purnawirawan jenderal polisi bernama Babe yang bisa memastikan kelulusan taruna lewat jalur khusus. 

Mereka juga menyebut adanya figur bernama Agung, yang dikatakan sebagai adik Kapolri dan berperan mengatur kuota tersebut.

Dwi akhirnya menyerahkan uang muka sebesar Rp500 juta secara tunai di sebuah kafe di Semarang pada 21 Desember 2024. 

Beberapa minggu kemudian, kedua pelaku kembali meminta tambahan dana Rp1,5 miliar dengan alasan administrasi pendaftaran di Jakarta harus segera ditutup. Uang tersebut diserahkan di rumah Dwi.

Tidak berhenti di situ, Dwi kemudian diperkenalkan kepada dua orang lain, yakni Agung dan Joko. 

Keduanya disebut sebagai penghubung langsung ke Babe dan pengurus teknis proses seleksi di Jakarta. Dwi kemudian diminta mentransfer uang tambahan sebesar Rp650 juta ke rekening atas nama Joko.

Atas bujukan para pelaku, anak Dwi bahkan dibawa ke Jakarta untuk menjalani pelatihan dan karantina sebelum seleksi lanjutan. 

Namun, setelah pengumuman tahap pertama keluar, anaknya dinyatakan gagal dalam pemeriksaan kesehatan. Sejak saat itu, komunikasi dengan para pelaku mulai terputus.

Dwi mengaku telah mencoba menagih pengembalian uang, namun tidak mendapatkan respons. Para pelaku saling melempar tanggung jawab dan menghindar.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved