Berita Viral
Heboh Bantahan Keras Anti 3 Tahun Lalu, Berakhir Tragis di Kamar Hotel Palembang
Kasus kamar hotel juga menyingkap tabir masa lalu korban, yang ironisnya bertolak belakang dengan jejak digital Anti tiga tahun silam.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM - Misteri kematian tragis Anti Puspita Sari (22), ibu muda yang tengah hamil, yang jasadnya ditemukan tak bernyawa di kamar Hotel Lendosis, Palembang, Sabtu (11/10/2025), akhirnya terkuak.
Pelakunya, Febrianto (22), berhasil diringkus setelah empat hari buron.
Namun, penangkapan ini bukan hanya mengungkap kronologi pembunuhan sadis.
Melainkan juga menyingkap tabir masa lalu korban, yang ironisnya bertolak belakang dengan jejak digitalnya tiga tahun silam.
Anti tewas di tangan Febrianto, pelanggannya yang ia temui melalui platform Booking Online (BO).
Perkenalan ini berujung petaka, dipicu oleh kekesalan Febrianto karena Anti mengingkari janji kencan berbayar mereka.
Kasus pembunuhan ini sontak mengembalikan ingatan publik pada kabar miring tentang Anti pada tahun 2022.
Tiga tahun lalu, foto Anti Puspita Sari pernah muncul di sebuah akun open BO dengan nama samaran "Sindy Permata Sari" di aplikasi MiChat.
Baca juga: Pemicu Utama Febrianto Bunuh Anti Terbongkar: Gagal 2 Kali Main, Emosi dan Habisi Korban
Baca juga: Wow! Menteri PU Siapkan Rp25 Miliar Hanya untuk Nge-cek 80 Ponpes, Renovasi Al Khoziny Belum Pasti
Baca juga: Cinta di Balik Jeruji! Dokter Kamelia: Tak Perlu Ditanya Lagi, Sayang Ammar Zoni si Narapidana
Saat itu, Anti Puspita Sari tak tinggal diam.
Dia segera membuat klarifikasi publik melalui akun Facebook pribadinya pada 19 Desember 2022.
Dia membantah keras tuduhan miring tersebut dan bahkan mengancam akan membawa ke jalur hukum.
“Di sini aku nak klarifikasi ee klo misalnya kamu buka MiChat trus ketemu akun atas nama Sindy Permata Sari trus fotonyo makek foto aku, itu bukan aku ee. Karno aku dak meraso maen MiChat… Aku bakal bawa ini ke jalur hukum. Jadi aku minta kalian jangan gampang percoyo,” tulis Anti kala itu.
Kontradiksi menyakitkan pun terungkap.
Tiga tahun setelah klarifikasi yang penuh penegasan itu, Anti justru ditemukan tewas setelah janji kencan berbayar.
Pelaku, Febrianto, mengaku bertemu Anti melalui media sosial khusus open BO di Palembang, mengindikasikan bahwa Anti kini memang terlibat dalam layanan tersebut.
Gagal 'Dua Kali Main' Pemicu Emosi
Tragedi ini berawal dari kesepakatan transaksi asmara berbayar.
Febrianto bertemu dengan Anti pada Jumat (10/10/2025), dan mereka check-in bersama di kamar hotel sekitar pukul 16.00 WIB.
Febrianto mengaku telah menyepakati tarif Rp300.000 untuk dua kali berhubungan badan.
Namun, janji itu diingkari. Pelaku hanya diizinkan main sekali tanpa pengaman dan, yang paling memicu amarah, ia disuruh keluar dari kamar sebelum waktu sewa habis dan sesi kedua dibatalkan sepihak oleh Anti.
Baca juga: Gelagat Resah Anti Sebelum Check In di Hotel, Wanita Itu Sibuk Cari Pinjaman Uang
Baca juga: Bentrok Panas di Jambi: Warga SAD dan Leasing Ribut Gegara Mobil, Warganet: Ketemu Lawan Sepadan
Dia menjelaskan alasan kekesalan yang membuatnya gelap mata dan berbuat nekat menghabisi nyawa Anti.
"Karena kesal, belum waktunya habis saya disuruh keluar dari kamar," ungkap Febrianto kepada penyidik.
Kekesalan yang berubah menjadi niat membunuh inilah yang mengantar Anti Puspitasari pada akhir hidup yang tragis di kamar hotel tersebut.
Kronologi Pembunuhan Sadis dan Pengakuan Pelaku Hingga Dihantui Arwah Korban
Amarah karena merasa dicurangi dalam transaksi open BO berujung pada pembunuhan sadis Anti Puspitasari.
Pelaku, Febrianto, yang baru saja diringkus di Desa Sido Mulya Jalur 18, pada Rabu (15/10/2025) malam, menceritakan detik-detik keji menghabisi nyawa ibu muda hamil tersebut.
Eksekusi Dingin di Tengah Kehamilan Korban
Febrianto menceritakan, dalam kondisi emosi memuncak, ia menyerang Anti dari belakang.
"Saya dari belakang, saya bungkam pakai baju korban. Terus dianya enggak bisa bicara, aku ikat. Dia masih gerak," ujar Febrianto, merujuk pada upaya korban untuk melawan.
Anti ditemukan keesokan harinya oleh petugas hotel yang hendak mengecek waktu check out dalam kondisi mengenaskan: tergeletak di lantai, mulut tersumpal baju dalaman, dan kedua tangan terikat jilbab warna pink.
Ini sesuai dengan pengakuan Febrianto yang menggunakan properti korban untuk melumpuhkannya.
Lebih mengejutkan, Febrianto mengaku setelah memastikan Anti tewas, ia tidak lagi melakukan hubungan badan. Ia segera melarikan diri, bahkan membawa serta sepeda motor milik korban.
"Saya habis ngiket enggak main (hubungan badan) sama sekali, langsung pergi ke rumah, naik motor korban," pungkasnya, menguatkan indikasi motif ganda: pembunuhan yang didorong kekecewaan personal, disertai dengan pencurian.
Setelah melarikan diri, kengerian tak hanya datang dari ancaman penjara, namun juga dari teror spiritual. Febrianto mengaku tak bisa tidur nyenyak setelah membunuh Anti. Ia mengaku dihantui oleh arwah korban.
"Saya didatangi korban di dalam kamar," kata Febrianto dalam pengakuannya yang beredar.
Arwah Anti, menurut Febrianto, menampakkan diri dalam balutan pakaian serba putih sambil menggendong seorang anak.
Pengakuan ganjil ini menunjukkan tekanan psikologis yang luar biasa menghinggapi pelaku, yang kini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Febrianto mengklaim arwah Anti meminta hal-hal yang berkaitan dengan spiritual dan penebusan dosa, seperti ziarah dan selamatan.
Baca juga: Potret Miris Siswi SD Jejaki Maut di Jembatan Rusak Bungo Jambi: Sudah Hancur, Tapi Tetap Dilewati
Baca juga: Ingat Penikaman di Pasar Angso Duo Jambi yang Pelakunya Pedagang Pempek? Divonis 10 Tahun 6 Bulan
“Suruh datang ke makam buat ziarah, minta maaf suruh mengadakan acara selamatan dan disuruh minta maaf kepada keluarga," ungkapnya, menirukan permintaan arwah yang menghantuinya.
Firasat dan Rasa Kehilangan
Di sisi lain, suami korban, Adi Rosadi, mengaku tak mengenali Febrianto, pria yang terekam CCTV masuk dan keluar dari kamar hotel bersama istrinya.
Adi juga mengungkapkan tidak ada firasat mencurigakan, bahkan Anti tak pernah hadir dalam mimpinya sejak malam kematian sang istri.
Namun, Adi Rosadi mengenang ada perbedaan pada wajah Anti saat terakhir kali bertemu.
"Memang istri saya terlihat berbeda wajahnya saat terakhir kali mengantar saya bekerja. Biasanya istri saya ceria, tapi waktu itu terlihat berbeda. Dia juga lesu seharian, sampai akhirnya mengantarkan saya kerja," tutur Adi, mengenang pertemuan terakhir dengan istrinya yang tragis.
Kasus pembunuhan Anti Puspitasari (22) tidak hanya mengungkap sisi gelap transaksi online dan kekejian pelaku, tetapi juga menyoroti kerentanan ekonomi yang mungkin melatarbelakangi pekerjaan berbahaya yang dijalani korban.
Anti, yang dibunuh saat tengah hamil muda, diketahui memiliki suami, Adi Rosadi, yang bekerja di sebuah mal di Palembang.
Di balik citra open BO, jejak digital Anti Puspitasari di Facebook mengungkap kisah pilu perjuangan hidupnya. Beberapa kali, Anti diketahui sempat berkeluh kesah tentang kondisi ekonominya di media sosial.
Bahkan, ada catatan bahwa Anti sering meminjam uang melalui Facebook dan sering kali terpaksa menggadaikan ponselnya. Ia juga diketahui memiliki pekerjaan lain sebagai kurir antar makanan.
Kisah ini memberikan gambaran bahwa profesi open BO yang ia jalani, dan berujung pada kematiannya, mungkin merupakan upaya terdesak untuk menopang kondisi keuangan keluarga di tengah kehamilan.
Tragedi Anti Puspitasari menjadi pengingat pahit tentang jebakan ekonomi yang dapat menyeret seseorang ke lingkaran berbahaya, yang dalam kasus ini, berujung pada akhir hidup yang tragis dan mengenaskan.
Saat ini, Febrianto mendekam di tahanan dan dijerat dengan pasal pembunuhan disertai pencurian, sementara Polisi terus mendalami kasus ini untuk merampungkan berkas perkara.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Abrasi, Rumah dan Kantor Desa di Tanah Kampung Sungai Penuh Jambi Terancam Ambruk
Baca juga: Prediksi Skor Nice vs Lyon , Head to Head dan Statistik di Ligue 1 Prancis
Baca juga: Semarakkan HUT Ke-25, Kormi Kota Jambi Exhibition Hadirkan Inorga Baru
Baca juga: Wow! Menteri PU Siapkan Rp25 Miliar Hanya untuk Nge-cek 80 Ponpes, Renovasi Al Khoziny Belum Pasti
Artikel ini telah tayang di Sripoku.com dengan judul MASA LALU Anti Sebelum Tewas di Tangan Febrianto, Klarifikasi 3 Tahun Silam Soal Open BO Terungkap
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/20251018-Pembunuh-wanita-hamil-di-Palembang-ngaku-didatangi-arwah-korban-Anti.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.