Berita Regional

Peluru Tembus Dada Teman Tadi Pagi sebab Pria ini tak Dapat Pinjam Uang Rp100 Ribu

Mahrani alias Rani mengaku kepada polisi bahwa dirinya tega menghabisi nyawa temannya sendiri hanya karena dendam dan sakit hati ditolak pinjam uang

Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Mareza Sutan AJ
TribunSumsel.com/Winando Davinchi
PELAKU PENEMBAKAN - Mahrani, pelaku penembakan di Ogan Komering Ilir, dihadapkan ke awak media, Senin (6/10/2025). 

TRIBUNJAMBI.COM - Enam hari yang lalu, Mahrani (34) datang menemui K (40) untuk meminjam uang Rp100 ribu untuk membeli beras.

Namun, K menolak. Mahrani bilang, K juga mengejeknya di depan banyak orang.

Mahrani sakit hati. Amarahnya memuncak.

Pada Senin (6/10/2025), ia melampiaskan amarahnya.

Ia menunggu korban di sebuah simpang pada Senin pagi. Senjata api rakitan telah ia siapkan.

Saat korban melintas, ia tembakkan peluru menembus dada.

Korban meninggal di lokasi kejadian.

Peristiwa berdarah itu terjadi di Desa Sungai Jeruju, Kecamatan Cengal, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).

Misteri di balik penembakan sadis yang menewaskan seorang pria di OKI, Sumatra Selatan, akhirnya terungkap.

Pelaku, Mahrani alias Rani (34), mengaku kepada polisi bahwa dirinya tega menghabisi nyawa temannya sendiri hanya karena dendam dan sakit hati setelah ditolak meminjam uang sebesar Rp100 ribu.

Dengan wajah tertunduk dan mengenakan pakaian tahanan oranye, Mahrani menceritakan kepada penyidik dan awak media bagaimana amarahnya memuncak hingga nekat menembak korban.

Motif Penembakan

Semua berawal enam hari sebelum peristiwa berdarah itu terjadi.

"Iya, saya sakit hati," ujar Mahrani.

Ia menuturkan, saat itu datang menemui korban dengan niat meminjam uang Rp100 ribu untuk membeli beras.

"Rencana mau pinjam Rp100.000 untuk beli beras," katanya.

Namun, bukan hanya ditolak, korban juga mengejeknya di depan banyak orang.

Rasa malu dan sakit hati itu terus dipendam selama berhari-hari.

Puncaknya terjadi pada Senin pagi, ketika ia berpapasan dengan korban di jalan.

Tanpa berpikir panjang, ia mengambil senjata api rakitan miliknya dan menembak korban hingga tewas di tempat.

"Pagi itu bertemu dengan dia, laju aku tembak dia," akunya.

Saat ditanya mengenai asal-usul senjata api rakitan tersebut, Mahrani mengaku mendapatkannya dari hasil mencuri.

"Dapatnya dari mencuri," imbuhnya.

Kini, di balik jeruji besi, hanya penyesalan yang tersisa.

"Jelas menyesal," ujarnya lirih.

Kapolres Ogan Komering Ilir (OKI), AKBP Eko Rubiyanto, dalam konferensi pers pada Senin (6/10/2025) sore menyebut polisi menangkap pelaku pada Senin siang.

"Alhamdulillah, kurang dari 24 jam pelaku penembakan sudah kita amankan. Motifnya adalah dendam dan sakit hati karena pelaku diejek oleh korban di depan umum," tegas AKBP Eko Rubiyanto.

Kapolres menjelaskan, pelaku yang diliputi emosi menunggu korban di jalan Desa Sungai Jeruju pada Senin pagi sekitar pukul 07.00 WIB.

Dengan menggunakan senjata api rakitan (senpira) jenis revolver, Mahrani menembak korban tepat di bagian dada hingga tewas di tempat.

"Pelaku kita tangkap siang tadi sekitar pukul 13.30 WIB beserta barang bukti senjata api rakitan yang digunakan untuk menembak," sambungnya.

Atas tindakan keji tersebut, pelaku kini terancam hukuman berat.

Ia dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, subsider Pasal 338 KUHP.

"Pelaku terancam hukuman mati, penjara seumur hidup, atau paling lama 20 tahun penjara," paparnya.

Selain mengungkap kasus dengan cepat, AKBP Eko juga mengapresiasi peran aktif masyarakat yang membantu proses penyelidikan, serta menegaskan komitmen Polres OKI untuk terus menjaga keamanan publik.

"Kami buktikan bahwa setiap tindak pidana akan kami ungkap. Kami juga mengimbau masyarakat agar setiap permasalahan diselesaikan dengan musyawarah, bukan dengan kekerasan," pungkasnya.

Kapolres OKI Ultimatum Warga Serahkan Senpira

Maraknya kepemilikan senjata api rakitan (senpira) di wilayah Ogan Komering Ilir menjadi perhatian serius aparat kepolisian.

Kapolres OKI, AKBP Eko Rubiyanto, mengeluarkan ultimatum keras agar warga yang masih menyimpan atau memiliki senpira segera menyerahkannya ke pihak berwenang.

Peringatan ini disampaikan menyusul terjadinya kasus penembakan di Desa Sungai Jeruju yang menggemparkan publik.

Menurut AKBP Eko, sebagian warga beralasan memiliki senpira untuk melindungi diri dari hewan buas.

Namun, ia menegaskan bahwa kepemilikan tersebut tetap melanggar hukum jika disalahgunakan.

"Selama ini alasannya untuk berjaga-jaga dari serangan hewan buas dan lain-lain. Tetapi kalau niatnya sudah untuk menghilangkan nyawa atau untuk hal-hal yang bersifat tindak pidana, harus kami ungkap," tegasnya, Senin (6/10/2025).

Ia menambahkan, pihaknya tidak akan menoleransi siapa pun yang menggunakan senjata ilegal untuk melakukan kejahatan.

Polisi juga meningkatkan patroli dan razia untuk menekan peredaran senpira di masyarakat.

"Kami berkolaborasi dengan pemerintah daerah, juga intensif selalu mengimbau kepada jajaran, baik itu Kapolsek, Camat, Kades, para tokoh agama, terkait apabila ada yang masih menyimpan atau menggunakan (senpira), mohon silakan diserahkan," ujarnya.

Jika imbauan tersebut diabaikan, AKBP Eko memastikan tindakan tegas akan diambil.

"Atau kalau tidak, kita akan melakukan tindakan tegas. Kita juga efektif selalu rutin melaksanakan kegiatan patroli dan razia di jam-jam rawan," tegasnya.

Bupati OKI Imbau Warga Selesaikan Masalah dengan Musyawarah

Bupati Ogan Komering Ilir, Muchendi Mahzareki, turut menyampaikan rasa duka mendalam atas peristiwa tragis di Sungai Jeruju.

Ia juga memberikan apresiasi kepada kepolisian yang berhasil mengungkap kasus dalam waktu singkat.

"Kami Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir turut berduka atas kejadian yang terjadi di Sungai Jeruju.

"Saya sebagai Bupati merasa berempati terhadap keluarga korban terkena musibah," ujarnya didampingi Kapolres OKI AKBP Eko Rubiyanto dalam konferensi pers, Senin (6/10/2025) sore.

Muchendi menilai langkah cepat dan profesional Polres OKI sangat penting untuk menjaga rasa aman masyarakat.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada jajaran kepolisian, khususnya Polres OKI, dalam rangka mengungkap kasus.

"Alhamdulillah hari ini bisa dilakukan dengan cepat dan tentu dengan cara yang profesional," katanya.

Ia menegaskan, setiap persoalan seharusnya diselesaikan melalui dialog dan musyawarah, bukan kekerasan.

"Tentunya kami mengajak seluruh masyarakat. Kita semua tentu punya masalah, tapi tidak diselesaikan dengan masalah juga.

"Kita pengin bahwa setiap permasalahan yang ada, insya Allah kita selesaikan untuk melakukan musyawarah," tegasnya.

Muchendi juga menekankan bahwa menjaga keamanan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya tugas pemerintah dan aparat penegak hukum.

"Masyarakat semuanya harus terlibat dalam menjaga ketertiban dan keamanan sekitar," tambahnya.

Ia berharap kejadian serupa tidak terulang di wilayahnya.

"Ini bukti keseriusan pemerintah mengawal penegakan hukum, khususnya kasus yang menyangkut hilangnya nyawa warga," pungkas Muchendi.

 


Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Mau Utang Rp 100 Ribu Untuk Beli Beras Malah Dihina, Pria di Cengal OKI Tembak Temannya Hingga Tewas

 

Baca juga: Pria Merangin Tewas di Kebun: Polisi Duga karena Sakit, Pak RT Sebut Digigit Ular

Baca juga: Dua Wanita Tagih Utang lalu Ditemukan Tewas Mengenaskan di Kebun Sawit

Baca juga: Istri Hilang Nyawa setelah Minta Suami Masak Air untuk Buat Susu Anak

Baca juga: Adik Kandung Meninggal dan Kakak Luka Parah usai Duel karena Tanah Warisan

Sumber: Tribun Sumsel
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved