Berita Regional

WNI Dipulangkan dalam Kondisi Meninggal usai Kerja di Kantor Scam Kamboja

Duka mendalam menyelimuti keluarga besar almarhum Argo Prasetyo (25), warga negara Indonesia yang dipulangkan dalam keadaan meninggal dunia

Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Mareza Sutan AJ
Tribun-Medan.com/Muhammad Anil Rasyid
MENINGGAL DI KAMBOJA - Ega Prasetya saat menunjukkan foto almarhum Argo Prasetyo semasa hidup di rumah duka yang berada di Jalan Tanjung Pura, Gang Famili, Karang Rejo, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Sabtu (4/10/2025). Argo dikabarkan meninggal dunia di Kamboja akibat penganiayaan. 

TRIBUNJAMBI.COM — Duka mendalam menyelimuti keluarga besar almarhum Argo Prasetyo (25), warga negara Indonesia yang dipulangkan dalam keadaan meninggal dunia setelah pulang dari Kamboja.

WNI itu berasal Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Argo dikabarkan meninggal dunia di Kamboja akibat dugaan penganiayaan.

Di rumah duka yang berlokasi di Jalan Tanjung Pura, Gang Famili, Karang Rejo, Kecamatan Stabat, keluarga menggelar doa bersama dan tahlilan, Sabtu (4/10/2025).

Adik kandung korban, Ega Prasetya, menuturkan bahwa sang kakak berangkat ke Kamboja sejak April 2024 tanpa memberi tahu keluarga.

“Awal pergi pada Bulan April 2024 lalu, dia tidak pamit ke keluarga.

"Tiba-tiba kami dapat kabar dari almarhum kalau dia sudah di Kamboja,” ujar Ega.

Menurut Ega, Argo sempat mengaku bekerja di sebuah restoran dan masih rutin berkomunikasi dengan keluarga.

Namun sejak awal 2025, kontaknya mulai jarang.

Kronologi Dugaan Penganiayaan

Ega menjelaskan, komunikasi terakhir dengan Argo terjadi pada 15 September 2025, ketika sang kakak meminta uang sebesar Rp500 ribu untuk biaya makan.

“Sempat video call, cuma dia bilang sudah pindah tempat kerja, tidak di resto lagi karena resto sudah tutup,” sambungnya.

Argo tak pernah menjelaskan di mana tempat kerjanya yang baru.

Belakangan, keluarga baru mengetahui bahwa Argo bekerja di kantor scam di Kamboja.

Pada 17 September 2025, Ega mencoba menghubungi Argo untuk menagih uang tersebut, namun tidak mendapat balasan.

Tiga hari kemudian, Argo membalas dengan alasan belum menukar uang, lalu komunikasi terputus total.

Selama di Kamboja, Argo dikenal tertutup dan jarang bercerita. Ia hanya sesekali mengeluh soal kebutuhan makan.

Selain itu, keluarga mengetahui Argo memiliki riwayat penyakit jantung.

Duka keluarga semakin mendalam saat 29 September 2025, Ega menerima pesan WhatsApp dari seseorang yang mengirim foto Argo dalam kondisi wajah lebam.

"Kami dikirim foto abang saya dengan keadaan sudah lebam-lebam di bagian wajah.

"Langsung kami cari tahu, dan dikirimnya satu akun Facebook warga Vietnam yang menolong abang saya di Kamboja," cerita Ega.

Melalui penerjemah, keluarga berkomunikasi dengan warga Vietnam tersebut via Telegram.

Dari situ mereka mengetahui bahwa Argo sudah empat hari dirawat di rumah sakit.

"Artinya kami baru tahu keadaan abang kami di hari kelima dengan kondisi yang mengenaskan itu," ucap Ega.

Menurut kesaksian warga Vietnam itu, Argo mengalami hilang ingatan.

"Di lehernya ada bekas pukulan, yang membuat dia susah berbicara dan sulit untuk makan," ujar Ega.

Perjuangan Memulangkan Jenazah

Kini, jenazah Argo—anak sulung dari empat bersaudara—masih berada di tempat pengawetan jenazah di Phnom Penh, ibu kota Kamboja.

Keluarga telah melaporkan kejadian ini ke KBRI, BP3MI, dan BP2MI, untuk memproses pemulangan jenazah ke tanah air.

Namun karena Argo berangkat ke Kamboja secara ilegal, pihak keluarga diminta untuk menunggu tindak lanjut.

"Harapan kami sekeluarga, agar jenazah almarhum abang kami kembali ke tanah air.

"Kendalanya, kami juga belum tahu, karena dari pihak KBRI belum ada kabar apa pun termasuk biaya," ucap Ega.

Peristiwa ini juga sudah dilaporkan ke dinas tenaga kerja daerah serta diketahui oleh pihak kelurahan dan kecamatan.

Sementara itu, Hermansyah, tetangga korban, mengaku terkejut mendengar kabar duka tersebut.

"Argo anaknya baik. Kami bermohon kepada pihak yang berwenang untuk memfasilitasi kepulangan Argo," ujarnya.

Ia juga berharap agar pemerintah daerah turun tangan membantu keluarga korban.

"Kami juga memohon kepada Pemerintah Kabupaten Langkat, Bapak Ondim (Bupati Langkat), dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Bapak Bobby Nasution, untuk membantu atau memfasilitasi saudara kami ini," tutupnya.

 

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Kronologi Argo Prasetyo, Warga Langkat Meninggal Dunia di Kamboja akibat Dianiaya

 

Baca juga: Dua Wanita Tagih Utang lalu Ditemukan Tewas Mengenaskan di Kebun Sawit

Baca juga: Sosok Pimpinan DPRD Gagap dan Cengengesan saat Baca Pembukaan UUD 1945

Baca juga: Pemuda dan Pemudi Masuk Lewat Jendela lalu Ambil HP Tengah Malam

Baca juga: Bjorka Nongol setelah Polisi Pamerkan Wahyu ke Publik: You Think Its Me?

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved