Berita Viral

Pamit Terakhir Iwan Korban Tewas Tertimbun Longsor di PT Freeport

Peristiwa longsor terjadi di PT Freeport Indonesia di Mimika, Papua Tengah, pada Senin, 8 September 2025, sekitar pukul 22.00 WIT.

Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
Tribun Papua/PFTI
LONGSOR FREEPORT.Peristiwa longsor terjadi di PT Freeport Indonesia di Mimika, Papua Tengah, pada Senin, 8 September 2025, sekitar pukul 22.00 WIT.Insiden longsor tersebut menyebabkan tujuh pekerja meninggal dunia. 

“Beliau telepon saya minta waktu untuk ketemu. Saya jawab cukup lewat WhatsApp atau telepon saja. 

Tapi beliau bilang ‘saya harus ketemu’,” kenang Taufiq, Minggu (21/9/2025).

Pertemuan itu ternyata bukan sekadar silaturahmi biasa. “Beliau datang khusus meminta maaf atas segala kesalahan. Padahal menurut saya beliau tidak punya salah apa pun,” ujar Taufiq.

Lebih jauh, Irawan sempat meminta doa agar selamat dalam bekerja. Katanya, lokasi kerjanya berisiko. 

“Kalau suatu saat jalan masuk ambruk, longsor, atau tiba-tiba tertutup material, maka sudah selesai,” ucapnya kala itu, seolah memberi isyarat tentang nasib yang akan datang.

Tak hanya itu, Irawan juga menitipkan niat kurban untuk dirinya dan istrinya.

Pesan sederhana itu kini menjadi kenangan yang melekat bagi keluarga dan tetangga, menambah kesan dermawan yang sudah lama melekat pada sosoknya.

Sabtu (20/9/2025) malam, peti jenazah Irawan tiba di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA).

 Tangis keluarga pecah ketika jenazah tiba di rumah duka di Desa Kalisabuk.

Minggu (21/9/2025), ia dimakamkan di Taman Firdaus, Dusun Gumelar Kulon. Kakak kandungnya, Sigit Wahyudi, masih mengingat jelas detik-detik kabar buruk itu datang.

 “Saya lihat di Facebook ada berita longsor. Tetapi waktu itu belum tahu kalau adik saya jadi korban,” katanya.

Bagi keluarga, kepergian Irawan adalah kehilangan besar. Pria sederhana itu dikenal pendiam, ringan tangan, dan kerap berkurban diam-diam. “Terakhir dia bilang mau kurban lagi, tapi belum sempat terlaksana sudah keburu pergi,” tutur Sigit.

Kini, istri tercinta, Dwi Saptorini, serta dua putri mereka harus menata hidup di tengah duka. 

PT Freeport membantu pemulangan jenazah dan biaya perjalanan keluarga. Namun, luka emosional jelas tidak mudah sembuh.


Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, tak kuasa menahan kesedihan. 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved