Berita Viral
Ngerinya Keluarga Arya Daru Diteror Dikirim Simbol di Makam, Kini Minta Perlindungan LPSK: Janggal
Ya, keluarga Arya Daru kini mendapat teror simbol misterius dan bunga yang diganti diam-diam di makam sang almarhum.
Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Tommy Kurniawan
TRIBUNJAMBI.COM - Drama kematian Arya Daru, diplomat muda Kemenlu rupanya belum selesai.
Ya, keluarga Arya Daru kini mendapat teror simbol misterius dan bunga yang diganti diam-diam di makam sang almarhum.
Diberitakan sebelumnya, Arya Daru ditemukan meninggal dunia pada Selasa, 8 Juli 2025, di kamar indekosnya di kawasan Gongangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat.
Dalam konferensi pers pada 29 Juli 2025, Polda Metro Jaya menyimpulkan jika Arya Daru meninggal karena bunuh diri, bedasarkan hasil autopsi dan penyelidikan ilmiah.
Polisi menyebut tidak ditemukan keterlibatan pihak lain atau indikasi tindak pidana dalam kematian Arya Daru.
Namun, keluarga Arya Daru menolak akan kesimpulan itu.
Baca juga: Tragis! Ibu dan Anak Ditemukan Tewas di Pandeglang, Polisi: Suami, Terduga Pelaku Meninggal di RS
Baca juga: Misteri Ledakan di Pamulang: Polisi Olah TKP dan Brimob Amankan Lokasi
Baca juga: Kecewa Sri Mulyani Telepon Seskab Teddy dan Menhan Sjafrie Sebelum Rumah Dijarah, Tapi Tak Diangkat
Mereka menilai ada banyak kejanggalan, termasuk kondisi jenazah yang ditemukan dengan kepala terbungkus plastik dan lakban.
Terbaru adanya simbol misterius dan bunga yang diganti diam-diam di makam.
Kuasa hukum keluarga bahkan meminta bantuan ke Mabes TNI dan mengajukan perlindungan ke LPSK.
Enam anggota keluarga dari Arya Daru Pangayunan (39), diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) yang ditemukan tewas dengan kepala terlilit lakban, mengajukan permohonan perlindungan ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
Informasi ini dibenarkan Wakil Ketua LPSK, Susilaningtias, saat dikonfirmasi, Kamis (11/9/2025).
Susi menuturkan bahwa permohonan perlindungan diajukan pada akhir Agustus 2025.
"Sekarang kami masih verifikasi berkas atau telaah administrasi," ujarnya.
Saat ditanya alasan keluarga mengajukan permohonan, Susi meminta untuk bertanya kepada kuasa hukum pihak korban.
"Tetapi yang disampaikan kepada LPSK adalah harapannya dengan perlindungan LPSK dapat menguatkan keluarga bersama kuasa hukumnya untuk dapat mengungkap kematian almarhum ADP ini dengan sebenar-benarnya," tutur dia.
Permohonan ini disebut berkaitan dengan dugaan kejanggalan yang ditemukan pihak keluarga setelah kematian almarhum.
Di antaranya adalah pengiriman simbol-simbol misterius yang tidak dipahami, serta adanya pergantian bunga di makam almarhum oleh pihak yang tidak diketahui.
"Soal kejanggalan juga disampaikan kepada LPSK mengenai ada pihak yang mengirimkan pesan melalui simbol-simbol yang tidak dipahami dan soal makam almarhum yang bunganya diganti oleh orang atau pihak tak dikenal," ucap Susi.
Kasus kematian Arya Daru Pangayunan hingga kini masih menjadi perhatian publik, menyusul berbagai spekulasi dan permintaan agar kasusnya diusut secara transparan.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo turut menanggapi permintaan keluarga Arya Daru agar Mabes Polri mengambil alih kasus kematiannya.
Listyo Sigit mengatakan bahwa Polri terbuka terhadap masukan dari berbagai pihak dan siap melibatkan unsur eksternal untuk memastikan proses penyelidikan berlangsung transparan.
"Prinsipnya, Polri terbuka untuk menerima masukan dari mana pun, termasuk melibatkan Mabes Polri dan pihak eksternal untuk ikut memberikan pendampingan," kata Listyo Sigit, Selasa (26/8/2025).
Listyo Sigit menegaskan, pengungkapan kasus ini harus dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
"Agar peristiwa yang terjadi betul-betul bisa terang benderang, terungkap, dan bisa dipertanggungjawabkan secara scientific, serta tidak terbantahkan oleh keluarga korban maupun publik," jelas Listyo Sigit.
Sebelumnya, keluarga Arya Daru Pangayunan tidak menerima hasil penyelidikan dari kepolisian yang mengatakan bahwa diplomat muda tersebut meninggal karena bunuh diri.
Hal ini diungkap oleh kuasa hukum keluarga yang menyebut ada kiriman amplop cokelat setelah Arya Daru dimakamkan di Yogyakarta.
Nicholay Aprilindo selaku penasihat hukum keluarga Arya Daru mengatakan, kiriman amplop cokelat tersebut berisi gabus atau busa berbagai bentuk.
"Ada seseorang membawa amplop cokelat. Di dalam amplop cokelat itu berisi simbol-simbol, dari gabus, putih, yaitu simbol bintang, simbol hati, dan simbol bunga kamboja," kata Nicholay dalam konferensi pers di Yogyakarta, Sabtu (23/8/2025), dikutip dari Sripoku (Tribun Network).
Amplop cokelat tersebut dikirimkan ke rumah keluarga Arya Daru di Yogyakarta, dan diterima oleh asisten rumah tangga (ART).
Namun, tidak diketahui siapa yang mengirimkan amplop tersebut, karena tidak ada identitas pengirim.
Menurut Nicholay, pihak keluarga telah menyerahkan simbol-simbol berbahan busa tersebut kepada pihak kepolisian.
Saat ini, pihak keluarga berharap agar penyelidik mendalami makna dari simbol-simbol yang dikirimkan.
"Itu sudah disampaikan oleh pihak keluarga kepada pihak-pihak yang melakukan penyelidikan. Kami minta diperdalam apa makna dari simbol-simbol itu. Pesan apa yang terkandung dari simbol-simbol itu," jelas Nicholay.
"Yang paling membuat pihak keluarga bertanya-tanya adalah cara kematian almarhum yang informasi beredar dan fakta-fakta yang diungkapkan pada saat konpers dari Polda (Metro Jaya) itu hasil forensik. Ada luka lebam, ada luka-luka di bagian tubuh lainnya," tuturnya.
Hal lain yang juga dipertanyakan pihak keluarga adalah adanya plastik yang membungkus wajah diplomat Kemlu tersebut, kemudian dililit lakban.
"Masa orang bunuh diri memplastikkan dulu wajahnya kemudian melakban secara rapi. Inilah misteri dari meninggalnya almarhum yang harus kita ungkapkan bersama," terang Nicholay.
Pihaknya meminta Polri, dalam hal ini Polda Metro Jaya, untuk kembali melakukan penyelidikan secara komprehensif.
"Lebih bagus lagi jika penyelidikan diambil alih oleh Mabes Polri," imbuhnya.
Untuk mengusut kasus ini, keluarga Arya Daru Pangayunan, diplomat muda Kementerian Luar Negeri yang ditemukan tewas secara misterius pada 8 Juli 2025, telah meminta bantuan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto untuk mengungkap kebenaran di balik kematian putra mereka.
Ayah Arya Daru, Subaryono, menyampaikan permohonan terbuka kepada Presiden Prabowo agar menginstruksikan Kapolri, Panglima TNI, dan Menteri Luar Negeri untuk menyelidiki ulang kasus kematian Arya secara transparan dan menyeluruh.
Permintaan ini disampaikan karena keluarga merasa tidak puas dengan kesimpulan polisi yang menyebut Arya meninggal karena bunuh diri, sementara banyak kejanggalan ditemukan di lokasi dan pasca kematian.
Kasus ini masih menjadi sorotan publik karena menyangkut integritas penyelidikan dan hak keluarga atas keadilan.
Keluarga minta perlindungan
Berbagai langkah dan upaya dilakukan keluarga diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan mengungkap kejanggalan kematian.
Arya Daru tewas kepalanya terbungkus plastik lalu dilakban di indekos di kawasan Menteng Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) pagi.
Pengacara Keluarga Arya Daru, Marwan Iswandi menuturkan pihaknya telah mendatangi Mabes TNI untuk meminta bantuan penyelidikan ke Polisi Militer (POM).
Permintaan tersebut dilakukan pada Selasa (9/9/2025).
"Namanya minta bantuan kalau kita bekerja sama-sama itu kan otomatis lebih ringan. Polri pun demikian apalagi Kapolri mengatakan siap bekerja sama sama eksternal makanya kami minta bantuan ke Mabes TNI," ucapnya dikutip Jumat (12/9/2025).
Dia tak mau berspekulasi apakah ada dugaan oknum prajurit TNI yang telibat dalam kasus kematian Arya Daru.
Menurutnya jawaban atas pertanyaan ada tidaknya keterlibatan oknum prajurit TNI ialah bisa iya dan bisa tidak.
"Yang jelas data-data, saya minta dalami sama orang mabes TNI, ini lho kamu dalami itu dan kamu olah," ungkapnya.
Pihaknya menyerahkan kepasa POM TNI untuk mendalami.
"Kalau nggak (terlibat) ya sudah, kalau memang ada ini ya, ya usut lebih cepat. Kalau memang TNI memang ada di dalam itu bisa jadi, bisa jadi (atau) bisa tidak," imbuhnya.
Terpisah, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menanggapi soal temuan baru dan desakan keluarga Diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan soal penyelidikan kasus kematian.
Sigit mengatakan pada prinsipnya Polri akan tetap menerima semua masukan untuk mendukung proses penyelidikan kasus tersebut.
"Prinsipnya Polri terbuka untuk menerima masukan dari manapun, termasuk melibatkan Mabes Polri dan juga pihak eksternal untuk ikut memberikan pendampingan," kata Sigit dalam keterangannya, Selasa (26/8/2025) malam.
Mantan Kabareskrim Polri ini menegaskan pihaknya akan terus melakukan penyelidikan dengan profesional agar kasus tersebut terang benderang.
"Agar peristiwa yang terjadi betul-betul bisa terang benderang, terungkap dan bisa dipertanggungjawabkan secara scientific dan tidak terbantahkan ke keluarga korban dan publik," ungkapnya.
Tragis! Ibu dan Anak Ditemukan Tewas di Pandeglang, Polisi: Suami, Terduga Pelaku Meninggal di RS |
![]() |
---|
Kecewa Sri Mulyani Telepon Seskab Teddy dan Menhan Sjafrie Sebelum Rumah Dijarah, Tapi Tak Diangkat |
![]() |
---|
Gigit Jari Ridwan Kamli, KPK Temukan Indikasi Aliran Dana dari Bank BUMD, Ada yang ke Lisa Mariana |
![]() |
---|
Anak Hilang Ditemukan di Bawah Panggung Viral di Batang Hari Jambi, Warga Duga Dibawa 'Hantu Kopek' |
![]() |
---|
Heboh Video Pengeroyokan Perempuan di Sarolangun Jambi: Dipukuli Hingga Tak Bedaya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.