News

Demo di Nepal Makin Ricuh, Menkeu Dikejar hingga Dikeroyok Massa

Demo besar-besaran yang melanda Nepal semakin ricuh.  Menteri Keuangan Nepal, Bishnu Prasad Paudel, dilaporkan menjadi korban pengeroyokan massa

Ist
DIKEROYOK - Menteri Keuangan Nepal, Bishnu Prasad Paudel, dilaporkan menjadi korban pengeroyokan massa saat aksi demonstrasi berlangsung di ibu kota, Kathmandu, Selasa (9/9/2025). 

TRIBUNJAMBI.COM, KATHMANDU – Demo besar-besaran yang melanda Nepal semakin ricuh. Menteri Keuangan Nepal, Bishnu Prasad Paudel, dilaporkan menjadi korban pengeroyokan massa saat aksi demonstrasi berlangsung di ibu kota, Kathmandu, Selasa (9/9/2025).

Kericuhan itu merupakan bagian dari demonstrasi yang dipimpin kalangan muda generasi Z sejak Senin (8/9/2025). 

Protes yang semula menuntut pemerintah mencabut larangan media sosial dan memberantas korupsi, berubah menjadi aksi kekerasan yang menyasar simbol-simbol kekuasaan negara.

Dalam rekaman video yang beredar luas, Paudel (65) tampak berlari di jalanan Kathmandu sambil dikejar puluhan demonstran. 

Situasi semakin memanas ketika seorang pengunjuk rasa muda datang dari arah berlawanan lalu menendang Paudel hingga terjatuh dan menabrak tembok merah.

Meski sempat tersungkur, sang menteri segera bangkit dan kembali berlari menyelamatkan diri dari amukan massa. 

Insiden itu memicu keprihatinan luas karena memperlihatkan bagaimana gelombang kemarahan publik sudah tak terkendali.

Tak hanya pejabat, rumah Perdana Menteri (PM) Nepal KP Sharma Oli juga menjadi sasaran amukan massa. Kediaman resmi Oli dilaporkan dibakar hingga menyebabkan kerusakan parah.

PM Nepal Mundur

Kondisi kian genting membuat PM Nepal KP Sharma Oli akhirnya memilih mundur dari jabatannya. 

Keputusan itu datang setelah para demonstran menuntut dirinya segera melepaskan kursi perdana menteri.

Sharma Oli sendiri baru memulai masa jabatan keempatnya tahun lalu setelah Partai Komunis yang ia pimpin membentuk koalisi dengan Kongres Nepal berhaluan kiri-tengah.

Namun, kebijakan pemerintah yang memblokir media sosial justru menyulut kemarahan publik. 

Beberapa platform besar seperti Facebook, YouTube, dan X telah diblokir sejak Jumat (5/9/2025). 

Meski demikian, aplikasi TikTok yang masih bisa diakses justru menjadi medium utama bagi masyarakat untuk menyebarkan video perlawanan.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved