Berita Viral
Pantas Damai, Mahasiswa Pakai Konsep Piknik saat Unjuk Rasa di DPR RI
Suasana biasanya panas dan tegang di depan Gedung DPR RI, Senayan, berubah menjadi sejuk dan penuh warna pada Jumat siang.
Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
TRIBUNJAMBI.COM -Sekelompok mahasiswa dari Universitas Padjadjaran (Unpad) memilih cara berbeda dalam menyuarakan aspirasi rakyat, mereka menggelar demonstrasi dalam format piknik.
Beralaskan tikar-tikar kain dan duduk melingkar di pelataran gerbang utama DPR RI, para mahasiswa berkumpul sembari membawa poster-poster bernada kritis namun kreatif.
Tak ada teriakan gaduh atau barikade terbakar. Yang ada justru suasana santai: obrolan ringan, makanan bekal dari rumah, dan semangat yang tetap menyala.
“Kami ingin mendekatkan gerakan ini ke masyarakat awam. Demonstrasi tidak selalu harus berbau marah. Kami ingin menunjukkan bahwa rakyat bisa menyampaikan keresahan tanpa kekerasan,” jelas Vincent Thomas, Ketua BEM Kema Unpad, kepada wartawan di lokasi.
Vincent menjelaskan bahwa pemilihan konsep "Piknik Nasional Rakyat" sebagai tema aksi bukanlah sekadar gimmick. Menurutnya, bentuk piknik memiliki kedekatan emosional yang tinggi dengan masyarakat umum.
Piknik diasosiasikan dengan keluarga, kebersamaan, dan ketenangan sebuah pendekatan simbolik untuk menyuarakan tuntutan 17+8 yang mereka anggap mendesak, tanpa memancing konflik.
“Kami menyadari bahwa warna-warni, pendekatan yang fun, dan kedamaian itu jauh lebih beresonansi dengan masyarakat sipil. Apalagi belakangan ini, teror dan represi dari aparat begitu nyata. Ini adalah cara kami bertahan,” lanjut Vincent.
Poster-poster Satir: Humor dalam Kritik
Dalam kerumunan yang tertib, tampak berbagai poster dengan nada sindiran cerdas. Di antaranya bertuliskan:
“Laprak gue aja kelar sebelum deadline.”
“Bandung Bondowoso aja bisa bikin 999 candi semalam, masa Bapak Ibu DPR gak bisa selesain 17 PR-nya malam ini?”
“Cepet selesain dong tugasnya, malu ege udah ada #freeindonesia di negara lain.”
Melalui kreativitas ini, mahasiswa mencoba mengajak publik ikut menyimak isu serius dengan pendekatan yang mudah dicerna. Tak ada lemparan batu atau bakar ban.
Aksi berlangsung tertib, bahkan jalan di Gatot Subroto masih bisa dilalui kendaraan dari arah Semanggi ke Slipi.
Meski dibungkus dalam bentuk piknik, tuntutan mahasiswa tetap padat dan tajam. Gerakan ini merupakan bagian dari pengawalan terhadap "17+8 Tuntutan Rakyat" seperangkat tuntutan yang ditujukan kepada DPR RI dan pemerintah untuk segera dijalankan dalam waktu 1 minggu dan 1 tahun ke depan.
Tuntutan dalam 1 Minggu (Deadline: 5 September 2025):
Geger Soto Berbahan Daging Manusia di Wonosobo sampai Viral, Fakta atau Hoaks Dibongkar Diskominfo |
![]() |
---|
Blunder Nadiem Makarim Ngaku Tak Akan Korupsi di Depan Deddy Corbuzier, Kini Malah Ditahan Kejagung |
![]() |
---|
Nelangsa Nikita Mirzani Penangguhan Penahanan Ditolak Hakim, Sindiran Fitri Salhuteru Heboh: GWS Ya |
![]() |
---|
Tersentak Ibu Usai Terima Telepon Anak Dini Hari, Bongkar Ulah Ayah dengan Selingkuhan: Diusir |
![]() |
---|
Ketahuan Anak Immanuel Ebenezer Diduga Sembunyikan 3 Mobil Mewah, KPK Temukan 4 Ponsel di Plafon |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.