Berita Viral
Pria Sembelih Kucing-kucing di Pagar Alam lalu Jual, Bilangnya Daging Kambing Muda
eorang lelaki di Pagar Alam, Sumatera Selatan, diduga menyembelih kucing lalu menjual dagingnya dengan dalih daging kambing muda
TRIBUNJAMBI.COM - Seorang lelaki di Pagar Alam, Sumatera Selatan, diduga menyembelih kucing lalu menjual dagingnya.
Lalu, daging kucing itu dijual dengan dalih daging kambing muda.
Warga Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, dibuat gempar karena beredarnya sejumlah video di media sosial yang memperlihatkan seorang laki-laki diduga membantai kucing, Rabu (3/9/2025).
Terlihat lelaki yang belum diketahui identitasnya itu sedang melakukan aktivitas mencurigakan di bawah jembatan Pagar Alam.
Dia diduga tengah menyembelih kucing di pinggir sungai.
Yang membuat warga semakin resah, daging dari kucing-kucing tersebut disebut dijual ke masyarakat dengan dalih sebagai daging kambing muda atau daging kuda.
Pagar Alam merupakan sebuah kota di Provinsi Sumatera Selatan. Dahulu, Pagar Alam termasuk kota administratif dalam lingkungan Kabupaten Lahat.
Daerah ini berjarak 298 Km dari kota Palembang dan 60 Km di sebelah barat daya Kabupaten Lahat.
Luas Pagar Alam sekira 633,66 Km persegi dan jumlah penduduk 150.881 jiwa.
Viral di Medsos
Salah satu akun Facebook bernama @Ibunya Abinraybim membagikan unggahan yang berisi cerita mencurigakan terkait sosok pria tersebut.
Dalam narasinya, dia menceritakan lama mendengar kabar soal pria yang kerap membawa kucing dan mengaku memeliharanya.
Namun, belakangan diketahui pria tersebut sering menjual daging dengan mengklaim itu adalah "kambing muda".
"Mamang itu sering bawa daging keliling, katanya daging kambing muda. Tapi sering juga lihat kepala kucing. Lokasi tempat membantainya pun katanya tahu, cuma nggak enak mau ngomong," tulis akun tersebut.
Dalam unggahannya, ia juga menyayangkan perilaku tersebut dan mengingatkan warga untuk berhati-hati dalam membeli daging, terutama dari pedagang keliling yang tidak jelas asal-usul dagangannya.
Beredarnya video tersebut menimbulkan reaksi keras dari warga.
Banyak netizen yang mengungkapkan kekesalan, kemarahan, hingga rasa jijik atas dugaan perbuatan tak berperikemanusiaan itu.
Sebagian besar warga juga menyayangkan jika benar daging kucing tersebut dijual dan dikonsumsi masyarakat tanpa sepengetahuan mereka.
“Kok tega sekali, semoga cepat ditangkap dan diproses hukum. Jangan sampai kejadian seperti ini dibiarkan,” tulis salah satu warganet di kolom komentar.
Penelusuran Sementara
Dari hasil penelusuran sementara, beberapa video menunjukkan lokasi kejadian diduga berada di bawah jembatan di wilayah Kota Pagar Alam.
Pria dalam video tampak sedang memotong sesuatu di aliran sungai kecil, dengan benda yang menyerupai bangkai kucing di sekitarnya.
Seiring viralnya kasus ini, warga Pagar Alam meminta pihak kepolisian dan dinas terkait segera turun tangan untuk menyelidiki kebenaran informasi tersebut.
Selain meresahkan, tindakan ini juga dikhawatirkan membahayakan kesehatan masyarakat, apabila benar daging tersebut dikonsumsi secara luas.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak kepolisian terkait dugaan pembantaian dan penjualan daging kucing ini.
Hewan Non-pangan
Kucing merupakan hewan non-pangan atau bukan untuk dikonsumsi.
Dokter Hewan yang juga Pejabat Otoritas Veteriner Provinsi Sumatera Selatan, Dr drh Jafrizal, MM, mengatakan kucing bukan merupakan hewan ternak untuk pangan.
"Masyarakat agar tidak mengonsumsi kucing, karena hewan tersebut bukan tergolong hewan ternak untuk pangan dan berisiko tinggi menularkan penyakit rabies yang mematikan," kata Dokter Jafrizal, Kamis (4/9/2025)
Menurutnya, kucing secara hukum tidak termasuk hewan ternak untuk konsumsi, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, serta Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.
"Kucing dikategorikan sebagai hewan kesayangan atau hewan liar, bukan sebagai sumber pangan.
Selain itu, dalam ajaran Islam, kucing termasuk hewan yang haram untuk dikonsumsi, karena merupakan hewan bertaring," katanya.
Lebih dari aspek hukum dan agama, aspek kesehatan masyarakat menjadi perhatian utama.
Kucing merupakan salah satu hewan yang dapat menjadi penular rabies, penyakit yang sangat berbahaya dan fatal jika tidak segera ditangani.
"Kucing yang terinfeksi rabies akan menunjukkan gejala drastis seperti perubahan perilaku, menjadi lebih agresif atau sebaliknya sangat pendiam, serta mengalami gangguan saraf seperti kejang, kelumpuhan, kesulitan berjalan, dan air liur berlebihan.
Hewan ini bisa menggigit benda bergerak termasuk manusia,” kata dokter Jafrizal.
Sementara itu pada manusia, gejala rabies dapat dilihat awalnya menunjukkan gejala seperti demam, nyeri otot, mual, dan kesemutan di area gigitan, yang kerap disangka flu biasa.
Namun gejala dapat berkembang menjadi gangguan neurologis akut seperti agitasi, halusinasi, kebingungan, hingga hidrofobia (takut air), yang terjadi akibat spasme otot saat menelan.
"Rabies memiliki tingkat fatalitas 100 persen, bila gejala sudah muncul. Tidak ada obat yang bisa menyembuhkan setelah gejala berkembang.
Oleh karena itu, pencegahan mutlak lebih baik,” katanya. (sripoku)
Baca juga: Dokter Reni Kurniawati di Pati Kena Mutasi Sudewo 3 Kali Sebulan, Jadi Korban dan Sempat Pertanyakan
Baca juga: Tangis Kompol Cosmas Dipecat dari Polri Usai Tabrak Ojol: Demi Tuhan Tak Ada Niat, Saya Mohon Maaf
Begal 'Magang' di Mendalo Kicep Ditantang Bu Guru Berujung Dihajar Massa |
![]() |
---|
Terungkap Alasan Uya Kuya Maafkan Lansia yang Ambil AC Miliknya : Enggak Tega |
![]() |
---|
Kematian Sahroni Gegerkan Paoman, Diduga Dipicu Bisnis Sarang Walet |
![]() |
---|
Jadwal Demo 4 September 2025 di Berbagai Daerah Indonesia |
![]() |
---|
Uya Kuya Maafkan Pelaku Penjarah AC Rumahnya, Sang Ibu Hanya Penghasilan Rp 30 Ribu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.