Demo di Jakarta
Siapa yang Bisa Membubarkan DPR? Prof Hukum Tata Negara UNS Beri Penjelasan
Pakar Hukum Tata Negara UNS Surakarta, Prof Sunny Ummul Firdaus, memberikan penjelasannya soal pembubaran DPR
Konsekuensi jika DPR dibubarkan Lebih jauh, Prof Sunny menjelaskan, jika DPR dibubarkan di luar mekanisme konstitusi, Indonesia berpotensi menghadapi krisis ketatanegaraan yang serius.
Selain menimbulkan kebuntuan dalam proses legislasi, kondisi tersebut juga bisa memicu delegitimasi politik secara luas.
"Satu-satunya jalan sah untuk mengganti DPR adalah lewat pemilu reguler sesuai jadwal, atau melalui pemilu dini (early election) yang membutuhkan amandemen UUD 1945," jelasnya.
Menurut Sunny, setidaknya ada dua dampak utama jika DPR dibubarkan secara sepihak, yakni pelanggaran prinsip demokrasi dan pelanggaran terhadap kedaulatan rakyat.
Sebagai lembaga yang merepresentasikan suara rakyat, DPR adalah simbol kedaulatan.
Jika lembaga ini dibubarkan di luar aturan hukum, hak rakyat untuk menyampaikan aspirasi melalui wakilnya otomatis terampas.
Ahmad Sahroni dan Bubarkan DPR
Dua politisi Partai NasDem yang duduk sebagai Anggota DPR RI, Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, dicopot oleh partainya, karena dinilai telah menyampaikan hal yang mencederai rakyat.
Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni (kini telah dicopot partainya) menegaskan dirinya tidak pernah bermaksud merendahkan masyarakat yang belakangan menyerukan pembubaran DPR RI.
Ia mengeklaim, pernyataan "orang tolol sedunia" yang menuai kritik sesungguhnya bukan ditujukan kepada publik, melainkan pada cara berpikir pihak yang menilai DPR bisa begitu saja dibubarkan.
“Kan gue tidak menyampaikan bahwa masyarakat yang mengatakan bubarkan DPR itu tolol, kan enggak ada,” ujar Sahroni saat dihubungi Kompas.com, Selasa (26/8/2025).
“Tapi untuk spesifik yang gue sampaikan bahwa bahasa tolol itu bukan pada obyek, yang misalnya ‘itu masyarakat yang mengatakan bubar DPR adalah tolol’. Enggak ada itu bahasa gue,” imbuh dia.
Menurut dia, ucapannya dipahami keliru sehingga kemudian digoreng seolah-olah ditujukan kepada masyarakat.
Sahroni menegaskan, yang disorotinya adalah logika berpikir yang menilai DPR bisa dibubarkan hanya karena isu gaji dan tunjangan anggota.
"Iya, masalah ngomong bubarin pada pokok yang memang sebelumnya adalah ada problem tentang masalah gaji dan tunjangan. Nah, kan itu perlu dijelasin bagaimana itu tunjangan, bagaimana itu tunjangan rumah. Kan perlu penjelasan yang detail dan teknis,” tutur Sahroni.
Prabowo Kumpulkan Semua Ketua Umum Parpol di Istana Negara Siang Ini |
![]() |
---|
Rumah Nafa Urbach Dijarah, Lokasi di Kawasan Elite Bintaro Tangsel |
![]() |
---|
Rumah Sri Mulyani di Bintaro Tangsel Dijarah, Update Kondisi Menkeu |
![]() |
---|
Rumah Mewah Uya Kuya Dijarah Massa di Pondok Bambu, 3 Rumah Anggota DPR RI Diserbu |
![]() |
---|
Beredar Video Rumah Menkeu Sri Mulyani di Bintaro Tangsel Dijarah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.