Korban Begal di Jambi Diamputasi
Kondisi Bocah Korban Begal di Jambi Memburuk, Tulang Ekor Menonjol dan Kaki Terancam Diamputasi Lagi
Kondisi S (13), bocah korban begal di kawasan Jalan Jenderal Basuki Rahmat, Kelurahan Handil Jaya, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, mengkhawatirkan.
Penulis: Rifani Halim | Editor: Nurlailis
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Kondisi S (13), bocah korban begal di kawasan Jalan Jenderal Basuki Rahmat, Kelurahan Handil Jaya, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, kian mengkhawatirkan.
Setelah menjalani dua kali operasi dan amputasi tiga jari kaki, S dipulangkan dari RSUD Raden Mattaher Jambi dan diminta untuk menjalani rawat jalan.
Namun, bukannya membaik, kondisi S justru memburuk.
Baca juga: Viral Begal di Lampung Lepaskan Tembakan di Depan Kantor Polisi
Telapak kakinya mengalami kerusakan, kulit terkelupas, dan satu dari dua jari kaki yang tersisa terancam ikut diamputasi.
“Benar, sudah dirawat dua minggu di RS Mattaher. Sekarang dokter minta rawat jalan,” ujar Aci Chandrawati, ibu S, saat ditemui di rumahnya di Perumnas Kotabaru, Selasa (7/10/2025).
Aci menceritakan, sejak S dirawat di rumah, jari telunjuk kakinya tak lagi berfungsi.
“Kan jari kakinya sisa dua, sekarang yang satu sudah mati, kata dokter,” ucapnya.
Kondisi fisik S pun semakin melemah. Selain luka di kaki, tulang ekornya menonjol keluar, ia sering mengalami kejang-kejang, dan emosinya mudah berubah.
Baca juga: Viral Buron Begal di Lampung Gigit Polisi saat Ditangkap, 8 Bulan Lalu Begal Pelajar SMP
“Sangat menurun. Setelah dibawa pulang, tulang ekornya keluar, sering kejang, dan tiba-tiba mukul. Saya khawatir banget,” kata Aci dengan nada cemas.
Masalah lain yang dihadapi keluarga S adalah biaya.
Dua operasi pertama ditanggung dengan SKTM, namun saat ini Aci harus menanggung semua biaya sendiri karena perawatan korban kejahatan tidak masuk dalam cakupan BPJS.
“Limit SKTM sudah habis. Kata rumah sakit, kontrol tinggal satu kali ditanggung, setelah itu bayar mandiri,” jelasnya.
Aci harus mengeluarkan Rp 120 ribu per hari hanya untuk jasa perawat mengganti perban. Sementara untuk operasi lanjutan, ia membutuhkan biaya hingga Rp 30 juta.
“Kondisi kakinya sudah rusak, setiap hari harus ganti perban. Saya benar-benar bingung mau cari uang dari mana,” ujarnya lirih.
Ia berharap ada perhatian dan bantuan dari pemerintah agar anaknya bisa mendapat perawatan lanjutan.
S diketahui menjadi korban begal oleh dua orang tak dikenal pada pertengahan September lalu.
Ia ditemukan dalam kondisi tak sadarkan diri di jalan, sebelum akhirnya dibawa warga ke rumah neneknya dan dilarikan ke rumah sakit.
Update berita Tribun Jambi di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.