Wawancara Eksklusif

Saksi Kata, Anggota HMI Dikeroyok di UIN STS Jambi hingga Kepala Bocor

Anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) diketoyok di UIN STS Jambi hingga luka di bagian kepala hingga mendapatkan empat jahitan.

|
Penulis: M Yon Rinaldi | Editor: asto s

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Keributan saat acara Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) di Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin (STS) Jambi pada Rabu (27/8/2025) sore, mengakibatkan enam orang mahasiswa terluka.

Satu di antara mahasiswa terluka adalah Sutrisno Bayu Mursalin. 

Anggota organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini mengalami luka di bagian kepala hingga mendapatkan empat jahitan.

Keributan yang diwarnai tindak kekerasan pemukulan itu diduga tidak melibatkan satu atau dua orang, tapi cukup banyak orang. Video kekerasan itu telah viral di media sosial.

Bagaimana peristiwa itu terjadi? Podcast Saksi Kata menghadirkan Bayu Mursalin di Studio Tribun Jambi pada Kamis (28/8/2025), berikut petikan wawancaranya. 

Bang, kejadian kemarin seperti apa dan bagaimana kejadiannya?

Kami datang ke kampus menindaklanjuti pihak rektorat, dimana kami diberi kesempatan 10 menit untuk orasi dalam rangka memperjuangkan organisasi kami (organisasi eksternal kampus, Himpunan Mahasiswa Islam/HMI) ke mahasiswa baru.

Kami datang sekitar pukul 14.30 WIB untuk menunggu informasi kapan kami bisa bisa masuk untuk orasi 

Tapi, ternyata, kami datang itu sudah langsung dihalang-halangi pihak keamanan kampus.
Kemudian, kami menghubungi pihak rektorat, dan setelah dipastikan kami anak UIN semua, baru kami di izinkan masuk.

Kami diarahkan di dekat parkiran di gedung auditorium, sembari menunggu informasi pihak rektorat kapan kami bisa orasi.

Kemudian, kami dikabari tidak dapat izin dari pihak kampus untuk orasi perkenalan organisasi.

Namun, kami di izinkan mengibarkan bendera (HMI) pada saat mahasiswa baru sudah keluar gedung.

Namun, berubah lagi aturan, bahkan kami disuruh keluar dengan alasan keamanan.

Ada oknum mahasiswa dari organisasi lain yang mengintimidasi kami.

Berapa orang (anggota HMI) di sana?

Kami 100 orang dan mereka lebih banyak dari kami.

Kemudian mereka berdiri di samping auditorium dan melakukan provokasi kepada kami.

Bagaimana sikap saat diprovokasi ?

Kami tidak menggubris dan menahan diri, 

Di satu sisi, pihak keamanan kampus melakukan pengaman agar tidak terjadi kericuhan.

Tapi caranya seperti kami diusir secara perlahan oleh pihak keamanan kampus, mungkin karena kami sedikit.

Jadi setelah itu, kami memilih keluar kampus untuk mendinginkan suasana dan kami telah melakukan mediasi yang di tengahi pihak keamanan kampus.

Dalam perjalanan keluar tersebut, kami mengibarkan bendera HMI untuk memberitahu jika ada organisasi HMI di UIN Sutha.

Pihak keamanan juga melakukan pengamanan, bahkan dilakukan pagar orang.

Tapi baru sekitar 100 meter untuk keluar kampus, kami dicegat oleh oknum organisasi tersebut.

Kami dilempar, bendera kami ditarik dan diinjak-injak. Beberapa rekan kami ditantang untuk berkelahi 

Sebenarnya sebagian orang dari organisasi mereka melerai terjadinya kerusuhan ini. Tapi, banyak dari mereka yang melakukan kekerasan, bahkan pihak keamanan yang kalah jumlah tidak bisa mencegah.

Mereka menarik dari motor ?

Ya, videonya ada. Mereka itu jalan kaki, narik kami, mukul motor dan helm 
Kami diam saja agar tidak terjadi keributan.

Bagaimana ceritanya bisa dipukuli hingga kepalanya luka?

Kami yang para ketua, berada dibelakang untuk memastikan tidak ada yang tertinggal dan mencegah agar tidak ada yang terprovokasi.

Jadi, pada saat saya mencoba melerai yang akan berkelahi, tiba tiba saya langsung dikeroyok.

Saya didorong dan ditarik hingga keluar barisan oleh beberapa oknum yang ada di organisasi mereka.

Syukurnya, yang lain sudah keluarga kampus, sehingga tidak terjadi keributan yang lebih besar.

Ada teman teman yang mencoba membantu gak, atau pihak keamanan yang melerai?

Ada. Cuma, karena masa yang terlalu banyak, jadi tidak bisa berbuat banyak, termasuk pihak keamanan tidak mampu untuk memisahkan.

Bahkan mereka juga ribut dengan pihak keamanan yang mencoba melerai.

Saya dikeroyok di dekat tembok, ada sekitar 10 orang, bahkan ada mahasiswa baru yang ikut mengeroyok .

Bahkan mereka terjun dari atas tembok untuk memukul saya.

Ada yang bawa senjata gak, soalnya lukanya cukup parah?

Luka ini ada beberapa kemungkinan. Kemungkinan pertama, karena kepala saya terbentur ke tembok, atau bisa juga ada yang membawa senjata.

Selain Bayu, ada juga yang jadi korban tidak?

Kalau korban lain ada, tapi hanya luka ringan dan tidak sampai parah seperti saya.

Trauma tidak?

Trumalah sedikit. Tapi lebih ke disayangkan, di mana institusi kampus yang seharusnya intelektual, malah main fisik.

Seharusnya kita adu gagasan dan ide, lha ini malah adu jotos. Ini yang saya sayangkan.

Kita kembali lagi, ya, tadi kan kalian dilarang mengibarkan bendera, mereka mengibarkan bendera tidak?

Mereka mengibarkan bendera. Itulah yang sangat kami sayangkan, apa dasar hukum mereka melarang kami mengibarkan bendera.

Itu murni ego organisasi, karena kami sama sama mahasiswa UIN, dan kita sama sama OKP status kita sama, kenapa kami dibeda-bedakan.

Mereka dapat waktu untuk orasi tidak saat itu ?

Mereka orasi, pakai atribut bahkan dari beberapa hari sebelumnya. M

Ini yang perlu dipertanyakan, kenapa kami tidak boleh, bahkan mengibarkan bendera saja kami tidak boleh.

Intinya, kejadian ini bukan organisasinya, tapi oknumnya?

Ya, benar, bahkan banyak dari mereka yang mencoba melerai dan memberikan kami jalan untuk lewat.

Saya tahu betul tidak ada organisasi yang jelek, semua bagus. 

Tapi, memang kalau melihat oknum tersebut jauh dari kata anak organisasi, apalagi mahasiswa bisa jadi mereka penyusup.

Nah, sekarang sudah kejadian ya. Ada tindakan hukum tidak?

Ya, pasti. Setelah saya dibawa ke puskesmas, kami didampingi oleh senior HMI yang pengacara, melakukan laporan polisian.

Nanti, kita akan ke polda lagi untuk meminta surat pengantar untuk visum ke RS Bhayangkara.

Laporan tersebut ke oknum atau organisasinya?

Kita melaporkan oknumnya. Berdasarkan video yang kami miliki, ada 3-4 nama yang terverifikasi dan ini yang kita laporkan dulu.

Bagaimana langkah ke depannya?

Kita akan terus melakukan upaya hukum dan usut sampai tuntas melalui jalur hukum.

Hal ini karena tahun 2023 ada yang mengalami kejadian serupa, di mana kepalanya juga bocor seperti saya karena di pukuli.

Kekerasan ini terjadi hampir setiap tahun, makanya kita tidak ingin terulang lagi

Ada video yang beredar peristiwa ini hingga sampai ke Unja?

Ya, kami dikejar hingga ke Unja, peristiwa ini juga terjadi tahun kemarin (2024).

Masuk sampai ke dalam Unja?

Tidak. Kami hanya di depannya saja. Di sana ribut lagi 

Inilah kenapa saya ingin ada proses hukum agar tidak terjadi lagi dan menjadi efek jera untuk mereka.

Pengurus organisasi sebelah ada menghubungi tidak untuk konfirmasi atau silaturahmi ?

Belum ada. Mereka belum ada itikad baik.

Bagaimana harapan ke depannya?

Saya berharap kondisi UIN bisa lebih kondusif dan tidak ada lagi kejadian seperti ini. 
Karena ini sudah terjadi bertahun-tahun.

Kami khawatir ada doktrin sesat yang ada di organisasi kampus.

Kemarin kan melakukan proses kaderisasi, namun terjadi peristiwa tersebut. Trauma tidak dan masih mau melakukan proses kaderisasi?

Masih maulah, ini bukan apa-apanya.

Walaupun kemarin itu, bendera kami diinjak -injak ini yang sangat saya sayangkan. Apalagi sambil ketawa, arogan dan menghina. Bendera itu, simbol organisasi dan kebanggaan kami.

Mereka merampas bendera? 

Ya, mereka merampas bendera kami dan langsung diinjak-injak. Bahkan spanduk kami yang ada di luar kampus mereka ambil dan injak-injak.

Mereka ini kenapa, apa yang mereka takutkan dari kami.

Orang yang mengambil bendera dan melakukan pemukulan itu, apakah orang yang sama?

Iya mereka orang yang sama, itulah saya ragu mereka kader organisasi. 

Atau mereka memang kader, tapi tidak mempelajari doktrin organisasi, sehingga yang dapat hanya semangat saja. (m yon rinaldi)

Baca juga: PB HMI Kecam Kekerasan Terhadap Kader di UIN STS Jambi

Baca juga: Kericuhan HMI dan PMII, Ketua MD KAHMI Tebo Sebut UIN STS Jambi Gagal Jadi Kampus Islam

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved