Berita Merangin

Kronologi Terungkapnya Kelakuan Guru Kanji di Merangin Jambi, 19 Siswi Madrasah Jadi Korban

Awal mula terbongkarnya kelakuan mesum oknum guru sekaligus kepala madrasah di Kabupaten Merangin, Jambi.

Penulis: Suci Rahayu PK | Editor: Suci Rahayu PK
Kompas.com
ilustrasi pencabulan 
Ringkasan Berita:Guru sekaligus kepala madrasah di Merangin, Jambi diduga cabuli siswinya
 
  • Setidaknya 19 siswi jadi korban pencabulan
  • Kelakuan bejat guru ini terjadi sejak 2023
  • Awal mula terungkap saat 2 siswi pulang sambil menangis

 

TRIBUNJAMBI.COM, Jambi - Awal mula terbongkarnya kelakuan mesum oknum guru sekaligus kepala madrasah di Kabupaten Merangin, Jambi.

Dilaporkan 19 siswi madrasah di Kabupaten Merangin, Jambi diduga jadi korban pencabulan oknum guru di sekolahnya.

Guru yang juga menjabat sebagai kepala madrasah di Kecamatan Jangkat Timur itu mencabuli 19 siswinya sejak tahun 2023.

Jangkat Timur yang dulunya bernama Sungai Tenang merupakan wilayah Kecamatan di Kabupaten Merangin. Membutuhkan waktu sekitar 3-4 jam dari Kota Bangko.

Modus oknum guru mencabuli puluhan siswinya itu diungkapkan salah satu orangtua korban.

"Jadi, modusnya itu korban dia suruh menghapus papan tulis, mengoreksi tugas. Saat itulah dia meraba bagian-bagian sensitif para korban," kata J, salah satu orangtua korban, Kamis (6/11/2025 seperti dikutip Tribunjambi.com dari Kompas.com.

Terduga pelaku pencabulan di madrasah itu berinisial SB.

Masih menurut J, Sabardin kerap meminta murid laki-laki pulang duluan sementara siswi di tahan di dalam kelas.

"Dia meminta siswa cowok pulang duluan, nah, kalau keterangan korban, mereka cuman diajak nonton video di TikTok, YouTube di meja dia, tapi belum jelas video apa yang ditonton," ujar J.

Baca juga: 30 Pejabat Mendaftar Lelang Jabatan di Batang Hari untuk 4 Jabatan Termasuk Sekda

Baca juga: 19 Siswi Madrasah di Merangin Jambi Diduga Jadi Korban Guru Kanji

Kronologi terungkap

Awal mula pencabulan ini terungkap saat dua korban pulang dari sekolah sambil menangis.

Kejadian pencabulan itu lantas diceritakan ke orangtua.

Ternyata sejumlah siswi lainnya juga mengaku dicabuli oknum kepala madrasah.

"Ada korban nangis ke orangtuanya, bilang 'jangan marah ya', terus dijawab orangtuanya 'gak akan marah, ada apa', barulah dia cerita bahwa ada guru yang kanji (cabul)," kata J. 

Korban kemudian saling menyebut nama siapa saja yang pernah mengalami kejadian serupa. 

Dari situ terungkap dugaan adanya belasan korban lain.

 J mengaku anaknya juga pernah mengadu menjadi korban pada tahun 2024 sebanyak dua kali, namun saat itu dirinya tidak menanggapi karena sosok terduga pelaku dikenal berpenampilan agamis.

"Dulu, lama sekali anak saya memang pernah ngadu, ada guru kanji (cabul), tapi gak terlalu saya tanggapin, karena pelaku ini tampangnya baik sekali," ujar J. 

Saat ini, enam korban telah melapor ke Polres Merangin

Beberapa korban lain belum melapor karena memiliki hubungan keluarga dengan terduga pelaku.

Baca juga: 8 Tersangka Kasus Ijazah Palsu Jokowi Dijerat Berlapis Pasal Pidana dan ITE, Ini Daftarnya

Baca juga: Top 7 Jambi, Anak Kecil dan Adiknya Dorong Gerobak Ditinggal Orangtua Minggat

Polisi Lamban

Terkiat laporan pencabulan di Polres Merangin, orangtua korban pencabulan oknum guru sekaligus kepala madrasah menilai pihak kepolisian lamban menanggapi laporan.

Salah satu orangtua korban, J, mengatakan dirinya dan sejumlah korban lain belum mendapatkan kejelasan setelah melapor pada 12 Oktober 2025. 

"Kami sudah datangi ke Polres, beberapa hari setelah laporan itu, tetapi belum ada keterangan atau kejelasan. Saya juga sudah hubungi melalui HP, tapi tidak pernah respons," kata J, Jumat (6/11/2025).

 J menyebut laporan tersebut ditangani Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Merangin.

"Saya telepon PPAnya gak diangkat, saya WhatsApp dan tanya 'gimana perkembangannya pak', tidak dibalas. Akhirnya kami ini kayak pengemis minta kebenaran di kepolisian itu, kayak pengemis untuk cari keadilan," ujar J.

J mengatakan, awalnya pihak PPA meminta korban menunggu dua kali dua puluh empat jam untuk mendapatkan tembusan administrasi laporan. 

Namun, setelah ia kembali ke Jangkat Timur yang berjarak sekitar enam jam perjalanan dari Bangko, tidak ada perkembangan. 

"Akhirnya hari ke empat dan lima, saya langsung ke Bangko, nanyakan langsung ke Kapolres, nah saya langsung bawa korban, kemudian disuruh nunggu satu minggu lagi. Tidak ada kabar juga, kami dan korban lainnya turun lagi ke Polres," kata J. 

Hingga kini, kata J, laporan tersebut belum menunjukkan progres pemeriksaan terhadap terduga pelaku. (*)

 


Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Simak informasi lainnya di media sosial Facebook, Instagram, Thread dan X Tribun Jambi

Baca juga: Top 7 Jambi, Anak Kecil dan Adiknya Dorong Gerobak Ditinggal Orangtua Minggat

Baca juga: Daftar Nama 8 Tersangka Ijazah Palsu Jokowi Dijerat Berlapis Pasal Pidana dan ITE: Roy Suryo Cs

Baca juga: 19 Siswi Madrasah di Merangin Jambi Diduga Jadi Korban Guru Kanji

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved