Berita Viral

Penjelasan TNI AD Atas Meninggalnya Calon Prajurit Asal Ternate saat Pendidikan

Penulis: Darwin Sijabat
Editor: Darwin Sijabat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Muhammad Dehan (19), seorang calon siswa (casis) TNI AD asal Ternate, Maluku Utara, meninggal dunia saat mengikuti pendidikan militer. Pendidikan tersebut berlangsung di Pusat Pendidikan Infanteri (Pusdikif) Cipatat, Bandung, Jawa Barat.

TRIBUNJAMBI.COM - Muhammad Dehan (19), seorang calon siswa (casis) TNI AD asal Ternate, Maluku Utara, meninggal dunia saat mengikuti pendidikan militer.

Pendidikan tersebut berlangsung di Pusat Pendidikan Infanteri (Pusdikif) Cipatat, Bandung, Jawa Barat.

Kepergian Dehan menyisakan duka mendalam bagi keluarga dan kerabat.

Jenazahnya tiba di rumah duka di Lingkungan Jan, Kelurahan Tabona, Kecamatan Ternate Selatan pada Selasa (12/8/2025).

Komandan Pusat Pendidikan Infanteri (Danpusdikif), Brigjen TNI Zaiful Rakhman, menjelaskan Dehan meninggal akibat sakit yang dideritanya.

“Almarhum adalah siswa Dikmaba (Pendidikan Pertama Bintara) yang akan dididik menjadi Bintara TNI AD. Dalam perjalanan beliau sakit dan meninggal dunia,” kata Brigjen Zaiful Rakhman.

Brigjen Zaiful Rakhman juga menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam atas nama Pusdikif dan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad). 
Menurutnya, Dehan diduga terjatuh di kamar mandi sebelum akhirnya meninggal dunia.

Baca juga: Kisah Pilu Dehan, Calon Prajurit TNI AD Asal Ternate Meninggal saat Pendidikan

Baca juga: Ayah Prada Lucky Namo Curiga Ada Manipulasi Laporan Medis, Serma Christian Punya Bukti

Baca juga: Sidang Suap Ketok Palu APBD Jambi untuk Terdakwa Suliyanti, Didakwa Terima Suap Rp200 juta

Pihak keluarga menyatakan menerima dengan ikhlas kepergian Dehan, meskipun mereka belum mendapatkan penjelasan detail terkait penyebab pasti kematiannya. 

Mereka berharap tidak ada hal yang tidak diinginkan yang menimpa putra mereka selama menjalani pendidikan militer.

Prosesi pemakaman Dehan berlangsung pada pukul 11.00 WIT di pemakaman umum Lingkungan Jan.

Sebelumnya diberitakan, suasana haru dan duka menyelimuti Lingkungan Jan, Kelurahan Tabona, Ternate Selatan, pada Selasa (12/8/2025). 

Muhammad Dehan (19), calon siswa (casis) TNI AD yang baru saja memulai pendidikan militer, pulang ke kampung halamannya dalam keadaan tak bernyawa.

Dehan, pemuda harapan keluarga dari Ternate, meninggal dunia saat menjalani pendidikan di Pusat Pendidikan Infanteri (Pusdikif) Cipatat, Bandung, Jawa Barat. 

Jenazahnya tiba di rumah duka dengan diiringi isak tangis histeris dari keluarga dan kerabat. 

Mereka tak menyangka, cita-cita Dehan untuk menjadi seorang Bintara TNI AD harus terhenti begitu cepat.

Baca juga: Jenderal Bintang 4 Turun Tangan Urus Kasus Kematian Prada Lucky Namo di Tangan Senior, 20 Tersangka

Meskipun pihak keluarga menyatakan ikhlas menerima kepergian Dehan, mereka belum mendapatkan penjelasan detail mengenai penyebab pasti kematian. 

Kepergian Dehan meninggalkan duka yang mendalam dan pertanyaan yang belum terjawab.

Tragedi Prada Lucky, Kilatan Hitam di Balik Pendidikan Militer

Kasus dugaan penganiayaan terhadap prajurit TNI, Prada Lucky Namo, di Batalion Teritorial Pembangunan (TP) 834 Waka Nga Mere Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), ternyata juga menyeret nama lain. Prada Ricard Junimton Bulan, rekan Prada Lucky, ternyata ikut menjadi korban pengeroyokan oleh senior mereka. Prada Lucky Namo dan Prada Ricard Junimton Bulan diduga dianiaya oleh empat seniornya pada Rabu (30/7/2025) pukul 01.30 WITA. (Ist/ Kolase Tribun Jambi)

Kepergian Dehan mengingatkan kita pada tragedi serupa yang pernah terjadi di dunia militer. 

Pada September 2024, publik dikejutkan dengan tewasnya Prada Lucky Pramana (19) di kesatuannya, Batalyon Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) 12/Satria Bhuana Prakasa (SBP) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur.

Prada Lucky, yang baru tiga bulan menjadi prajurit, meninggal dunia akibat penganiayaan yang dilakukan oleh seniornya. 

Peristiwa ini menjadi sorotan tajam dan menimbulkan kemarahan publik. 

Meskipun belasan seniornya telah ditetapkan sebagai tersangka, kasus ini menyisakan luka mendalam dan menjadi catatan kelam dalam sejarah pendidikan militer.

Tragedi ini menjadi pengingat pahit tentang pentingnya pengawasan ketat dan sanksi tegas terhadap segala bentuk kekerasan di lingkungan pendidikan militer. 

Kita berharap, kejadian pilu seperti yang menimpa Dehan dan Prada Lucky tidak akan terulang lagi.


Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Sinopsis The Winning Try Episode 4, Skema Baru

Baca juga: Kisah Pilu Dehan, Calon Prajurit TNI AD Asal Ternate Meninggal saat Pendidikan

Baca juga: Hujan Es dan Angin Kencang Landa Kuala Tungkal Jambi, Rumah Warga Ambruk

Baca juga: Sidang Suap Ketok Palu APBD Jambi untuk Terdakwa Suliyanti, Didakwa Terima Suap Rp200 juta

Berita Terkini