Saat diklik, banyak dari tautan tersebut justru mengarahkan pengguna ke situs-situs mencurigakan yang meminta informasi pribadi.
Beberapa situs palsu itu meminta data seperti nama lengkap, email, nomor ponsel, hingga nomor rekening.
Parahnya lagi, ada juga tautan yang mengandung skrip berbahaya yang bisa mengambil alih perangkat atau mencuri data secara otomatis.
Praktik semacam ini dikenal sebagai rekayasa sosial digital atau social engineering, yaitu teknik manipulatif yang memanfaatkan rasa penasaran untuk menjebak korban.
Hingga kini, belum ada satu pun informasi yang bisa memastikan bahwa Andini Permata benar-benar ada.
Tidak ditemukan akun Instagram, TikTok, atau profil lain yang terverifikasi atas nama tersebut.
Beberapa dugaan menyebutkan bahwa nama Andini hanya diciptakan sebagai umpan atau bait, agar publik tertarik dan akhirnya mengklik tautan jebakan.
Hal ini memperkuat dugaan bahwa video viral tersebut sengaja dibuat untuk keperluan penipuan digital.
Ketiadaan klarifikasi dari sosok yang diklaim sebagai Andini atau dari keluarganya, membuat isu ini makin meragukan.
Banyak netizen juga mulai curiga bahwa ini hanyalah trik lama yang dikemas ulang dengan nama baru.
Menanggapi fenomena ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengeluarkan pernyataan resmi.
Dalam siaran pers awal Juli 2025, Kominfo mengingatkan masyarakat agar tidak sembarangan mengklik tautan viral yang belum jelas asal-usulnya.
"Masyarakat harus berhati-hati terhadap penyebaran konten yang belum tentu benar, apalagi jika disertai ajakan untuk membuka tautan mencurigakan," tulis Kominfo.
Kominfo juga meminta masyarakat untuk tidak ikut menyebarluaskan konten semacam ini karena bisa memperbesar dampak penipuan.
Apabila menemukan situs mencurigakan, publik dapat melaporkannya melalui situs aduankonten.id agar bisa ditindaklanjuti dan diblokir.
Dalam beberapa tahun terakhir, sudah sering muncul video yang dikaitkan dengan nama-nama yang ternyata fiktif.
Tujuannya pun serupa: untuk menyebarkan tautan palsu, mengumpulkan data, atau menyebarkan malware.
Dengan munculnya kasus Andini Permata ini, publik diimbau untuk lebih waspada.
Jangan mudah percaya dengan nama-nama atau video yang belum bisa dipastikan kebenarannya.