TRIBUNJAMBI.COM - Salah satu pentolan TPNPB-OPM atau KKB Papua meregang nyawa usai ditembak aparat TNI di Kabpaten Puncak, Papua Tengah.
Korban tewas dalam operasi penyergapan di Distrik Omukia pada Senin (7/7/2025) kemarin.
Sebelum ditemukan tewas, korban dan aparat sempat terlibat kontak tembak yang berlangsung sekitar 10 menit.
Insiden kontak tembak menewaskan Jeki Murib, sosok yang dikenal kerap melakukan aksi brutal.
Dia tercatat pernalh melakukan pembakaran bangunan sekolah, gereja hingga rumah dinas bupati Puncak.
Tewasnya satu siantara pentolan KKB Papua itu dibenarkan Panglima Komando Operasi Habema, Mayjen Lucky Avianto.
Kata dia, Jeki Murib yang juga menjabat Wakil Komandan Wilayah Kepala Air Titus, disergap di Desa Kulume.
Penyergapan itu setelah intelijen TNI melacak keberadaannya bersama 12 anggota kelompok separatis.
Baca juga: KOLONEL Inf Candra Kurniawan Bantah KKB Papua Rumah Bupati Puncak-Kantor Distrik Jadi Pos Militer
Baca juga: BIADAB! 3 Pria Rudapaksa dan Bunuh Lansia 50 Tahun, Jasad Ditemukan di Bangunan Kosong, 1 DPO
Baca juga: TABRAK LARI Libatkan Anak Propam di Tapsel Sumut Berakhir Damai, In 5 Fakta Lainnya
"Dalam menghadapi situasi ini, kami menekankan bahwa seluruh tindakan tegas dan terukur oleh prajurit TNI dilakukan secara profesional, berdasarkan Rules of Engagement (ROE), hukum, HAM, dan etika militer," ujar Lucky dalam keterangannya, Senin (7/7/2025).
Saat penyergapan berlangsung, Jeki dan kelompoknya melakukan perlawanan hingga terjadi kontak tembak.
Dua belas anggota KKB Papua lainnya melarikan diri, sementara Jeki tertembak dan tewas di tempat. Tidak ada korban di pihak TNI maupun warga sipil.
Dari lokasi kejadian, TNI mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk busur, belasan anak panah, 11 tombak bambu, tas pinggang, dan selembar bendera Bintang Kejora.
Menurut TNI, sehari sebelum penyergapan, Jeki Murib dan kelompoknya melakukan aksi pembakaran sekolah satu-satunya di Desa Pinggil, disusul dengan pembakaran gereja di Desa Pinapa.
Kedua aksi ini membuat masyarakat panik dan mengungsi ke hutan.
"Wajar jika masyarakat dunia, khususnya orang asli Papua, memandang OPM sebagai pihak yang ingin membelenggu Papua dalam kebodohan dan ketertinggalan," ujar Lucky menanggapi pembakaran gereja dan sekolah.
Baca juga: KKB Papua Klaim Bakar Rumah Bupati Puncak dan Kantor Distrik Omukia, Sebut Dijadikan Pos Militer
Baca juga: TAMPANG Selingkuhan Putra Siregar Heboh, Sang Istri Posting Foto Wanita Seksi: Istri Kayak Janda!