“Video itu terpotong, tidak utuh. Ada kejadian sebelumnya, pria itu memukul anggota kita yang tengah bertugas di lapangan,” ucapnya pada Sabtu (14/6).
Meski begitu, Risbon mengakui tidak memiliki bukti rekaman lengkap atau dokumentasi yang menunjukkan insiden pemukulan tersebut.
Ia menambahkan bahwa DH sudah beberapa kali diamankan petugas dan telah dikembalikan ke keluarganya, bahkan pernah direkomendasikan untuk dirawat di Panti Sosial Tunanetra yang berlokasi di Desa Sei Buluh, Kabupaten Serdang Bedagai.
“Pria itu berasal dari Medan dan bukan warga Pematangsiantar.
"Dalam razia yang dilakukan Dinsos P3A bersama Satpol PP dan aparat kepolisian, kami menjaring delapan orang, termasuk orang dengan gangguan jiwa dan gelandangan. Mereka semua bukan warga Pematangsiantar,” jelas Risbon.
Kendati demikian, video yang telah menyebar di media sosial tetap memicu pertanyaan publik mengenai cara petugas memperlakukan penyandang disabilitas.
Banyak pihak menyerukan pentingnya pendekatan yang transparan dan terdokumentasi, terutama saat berurusan dengan kelompok masyarakat rentan.
Komentar Warganet
Sejumlah warganet berkomentar di unggahan akun tersebut.
"Dia seperti itu karna minim sekali pekerjaan formal bagi penyandang kebutuhan khusus terutama tuna netra, dia kerja cuma cari hidup, ga cari kaya, kalian yg lebih sempurna dimana letak pemikiran dan humanity nya?" tulis akun @ayah***
"Ya Allah, abang nya di pegangin dan di kelilingin sama Syaitonirrojim semua, perih, sakit hati ketika dia bilang "mana tongkatku," tulis @baba***
"Cuman mau bilang, hati hati sama do'a orang yang terdzolimi," tulis akun @zhe***.
Hingga artikel ini ditulis, lebih dari 5.000 akun menanggapi unggahan ini.
Lebih dari 1.500 komentar telah tersemat di sana.
Baca juga: Anggota DPR Ini Terancam Penjara karena Kawin tanpa Izin Istri Sah, Pesta Nikahnya Viral
Baca juga: BARU SAJA Terjadi Ledakan Wilayah Barat Laut Iran setelah Dua Agen Israel Ditangkap
Baca juga: Pemuda Jambi Naik Pitam Lihat Pacar Ibu Sepulang Kerja: Saya Sudah Peringatkan 5 Kali