TRIBUNJAMBI.COM - Korban Operasi Militer TNI yang berlangsung di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah dilaporkan tidak hanya anggota KKB Papua.
Operasi penumpasan Organisasi Papua Merdeka atau OPM itu disebut berdampak pada warga sipil.
Kabar tersebut disampaikan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI).
PGI menyuarakan keprihatinan mendalam atas Operasi Militer yang terjadi di Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah.
Sebab PGI mengungkapkan Operasi Militer itu berdampak langsung pada warga gereja dan masyarakat sipil.
Sekretaris Umum PGI, Pdt Darwin Darmawan, mengatakan pihaknya menerima laporan dari Gereja Kemah Injil terkait Operasi Militer tersebut.
Operasi tersebut sebagaimana diketahui berlangsung pada Selasa dini hari, 13 Mei 2025, sekitar pukul 04.00 WIT.
Operasi tersebut terjadi di tiga kampung yakni Sugapalama, Jaintaapa, dan Ndugusiga, yang berada di antara Distrik Sugapa dan Hitadipa.
Baca juga: 7 Fakta 18 KKB Papua Tewas di Operasi Senyap TNI di Intan Jaya
Baca juga: Benarkah Pemerintah Kesulitan Tumpas KKB Papua? Kabiro Infohan Kemenhan Ungkap Tantangan TNI
Menurut laporan tersebut, Operasi Militer menyebabkan jatuhnya korban dari kalangan warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan.
Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun bernama Minus Jegeseni mengalami luka di telinga kanan akibat serpihan peluru.
Sementara seorang perempuan dewasa, Junite Zanambani, juga terluka di lengan kanan.
PGI menilai tindakan militer yang menyasar pemukiman sipil dan merugikan warga gereja sebagai peristiwa yang tidak dapat diterima dan berpotensi melanggar hukum serta hak asasi manusia.
Menyikapi hal ini, PGI mendesak:
1. Penghentian Segera Operasi Militer.
Seluruh aksi bersenjata harus dihentikan di wilayah sipil untuk mencegah jatuhnya korban lebih lanjut, serta memberi ruang bagi lembaga medis, pemerintah daerah, dan organisasi kemanusiaan untuk memberikan bantuan.