Profil Tokoh

Profil Prof DI Ansusa Putra, Profesor Termuda UIN STS Jambi, Guru Besar di Usia 38 Tahun

Penulis: Mareza Sutan AJ
Editor: Mareza Sutan AJ
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GURU BESAR - Prof D.I. Ansusa Putra dikukuhkan sebagai guru besar di UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Prof D.I. Ansusa Putra dikukuhkan sebagai guru besar di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi pada Rabu (14/5/2025).

Dia menjadi profesor termuda, dikukuhkan pada usia 38 tahun sebagai guru besar dalam Bidang Ilmu Al-Quran dan Sosial Budaya.

Selain Prof Ansusa, ada empat guru besar UIN STS Jambi yang dikukuhkan, yakni Prof Dr Bahrul Ulum, MA; Prof Iskandar, SAg, MPd, MSI, MH, PhD; Prof Alfian, SPd., MEd, EdD; Prof Dr Minnah El Widdah, SAg, MAg.

Berikut profil dan biodata Prof DI Ansusa Putra:

Profil dan Biodata D.I Ansusa Putra

Nama Lengkap: Prof. Dr. D.I. Ansusa Putra, Lc., MA.Hum

Kelahiran: Bangko, Merangin, pada 15 Desember 1986

Pendidikan:
MAPK Koto Baru Padang Panjang
Universitas Al Azhar
UIN Syarif Hidayatullah

Orang Tua: Suhaibi, S.Ag., M.Si.; Salmah, S.Pd.I

Kehidupan Masa Kecil

D.I. Ansusa Putra terlahir di Bangko, Merangin, pada 15 Desember 1986.

Dia adalah anak kedua dari pasangan Suhaibi dan Salmah.

Ayahnya pernah menjabat sebagai Plt Sekda Kabupaten Merangin Tahun 2013.

Atas didikan kedua orang tuanya yang juga mementingkan Pendidikan agama, tertanam nilai-nilai keislaman dan pentingnya ilmu pengetahuan sejak dini.

Ansusa Putra memulai pendidikan dasar di SDN Bangko.

Dari sana, dia memulai petualangannya, memilih merantau ke Pondok Pesantren Darul Hikmah di Pekanbaru (1999-2001).

Keinginannya untuk mendalami agama membawanya melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Koto Baru, Padang Panjang (2001-2004), sebuah sekolah yang dikenal mencetak generasi unggul dalam studi keislaman.

Di sinilah bakat akademiknya mulai terasah.

Dari MAPK, dia melangkah lebih jauh: mengejar mimpi belajar di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir (2004-2008).

Perjalanan Akademik

Kairo menjadi tujuan menuntut ilmu selanjutnya, meninggalkan Tanah Air.

Di kota seribu menara ini, ia tidak hanya menimba ilmu Tafsir dan Ilmu Al-Qur’an, tetapi juga membuka wawasannya tentang dinamika keislaman global.

Gelar sarjananya di Al-Azhar menjadi fondasi kuat untuk melanjutkan studi magister dan doktoral di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dengan disiplin tinggi dan kerja keras, ia meraih gelar S2 dalam waktu singkat (2009-2011) dan menyelesaikan program doktoralnya di bidang Tafsir Hadis dengan gemilang (2014-2016).

Di usia 30 tahun, ia telah menyandang gelar doktor, sebuah pencapaian yang membuktikan ketekunan dan kecintaannya pada ilmu pengetahuan.

Karier Akademik yang Cemerlang

Sejak 2014, Ansusa memulai kariernya sebagai dosen, dan dengan cepat menapaki tangga kepemimpinan di UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Dari Sekretaris Pimpinan (2017-2018), Sekretaris Program Studi (2019), hingga menduduki berbagai posisi strategis seperti Wakil Dekan di beberapa fakultas.

Saat ini, ia dipercaya memimpin sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kelembagaan Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama (2024-2028).

Puncak kecemerlangan akademiknya datang di usia 38 tahun, ketika ia dikukuhkan sebagai Profesor dalam Bidang Ilmu Al-Quran dan Sosial Budaya—menjadikannya profesor termuda di Provinsi Jambi, dan salah satu professor muda di Indonesia.

Gelar akademik Profesor diperoleh sesuai dengan SK Menteri Agama tertanggal 6 Maret tahun 2025.

Raihan professor didapati dengan penuh perjuangan, dedikasi, kesabaran, keikhlasan dan konsistensi.

Karya dan Jurnal Ilmiah

Ia telah menghasilkan karya ilmiyah yang terekognisi nasional dan internasional.

Produktifitas dan konsistensi untuk menyebarkan pengetahuan serta integritas akademik selalu dipakai sebagai acuan kinerja.

Ansusa adalah seorang pemikir produktif. Karyanya tersebar di jurnal nasional terakreditasi dan jurnal internasional bereputasi seperti Journal Technology in Society (London), Journal of Islamic Thought and Civilization (Pakistan), dan Mental Health, Religion and Culture (London).

Pun, guru besar Bidang Ilmu Al-Quran dan Sosial Budaya ini juga aktif sebagai reviewer untuk jurnal internasional, membuktikan pengakuan dunia akademik terhadap kapasitas keilmuannya.

Pada tahun 2021 ia memperoleh diakui sebagai peneliti terbaik, publikasi artikel terbaik dan posisi 7 ranking Sinta (pemeringkatan ilmuan nasional) pada ajang SUTHA Award yang diselenggarakan oleh LPM UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Selain artikel, ia telah menulis empat buku yang mengkaji Al-Qur’an dari perspektif sosial-budaya, seperti Sajak Al-Qur’an (2011) dan Quranic Positioning System (2022), Al-Quran dalam Pergulatan Muslim Indonesia (2025).

Karya-karyanya tidak hanya teoritis, tetapi juga relevan dengan konteks kekinian, menjadikannya rujukan dalam diskusi keislaman modern.

Selain itu, Ansusa kerap diundang sebagai pembicara di forum nasional dan internasional, seperti di Narasumber Kuliah Umum di perguruan Tinggi, memberikan orasi ilmiah di perguruan tinggi, Sharing data di Universitas, reviewer di jurnal-jurnal Nasional dan Internasional.

Ansusa konsern dalam membahas isu-isu Al-Qur’an dan Hadis dengan pendekatan yang lebih segar.

Keahliannya dalam menggabungkan kajian teks suci dengan analisis sosial-budaya membuatnya menjadi narasumber yang dicari.

Inspirasi bagi Generasi Muda

Kisah Ansusa adalah bukti bahwa kerja keras, keberanian merantau, dan ketekunan dalam menuntut ilmu dapat membawa seseorang dari kota kecil di Jambi hingga berdiri di panggung akademik dunia.

Ia mengajarkan bahwa ilmu agama dan ilmu sosial tidak harus terpisah, melainkan bisa bersinergi untuk menjawab tantangan zaman.

Baginya, Al-Qur’an bukan hanya kitab suci, tetapi juga panduan hidup yang dinamis.

Melalui karya dan pengabdiannya, ia terus menginspirasi generasi muda untuk mengejar ilmu setinggi mungkin, lalu mengamalkannya bagi kemaslahatan umat.

"Ilmu tanpa amal adalah kesia-siaan, dan amal tanpa ilmu adalah kesesatan." – D.I. Ansusa Putra.

 

Baca juga: Profil AKBP Choiruddin Wachid, Eks Kapolres Pimpinan Iptu Tomi Batal Dilantik Jadi Kabid Propam

Baca juga: Profil Prof Bahrul Ulum, Guru Besar UIN STS Jambi Sosok Aktivis Intelektual

Baca juga: Profil Brigjen Alfred Papare Ungkap Napi Kabur dari Lapas Nabire Terkait KKB Papua, Kapolda Pertama

Berita Terkini