Menurutnya, menggunakan sumpit adalah ssuatu hal yang biasanya baginya.
Saat hendak menyumpit Peter, perasaannya biasa saja.
Kata Sartono, harimau yang biasa hidup di kandang tidak seganas dengan harimau yang berada di hutan.
Ia belajar menyumpit secara secara otodidak.
Sartono mengatakan untuk menyumpit pun tidak sembarangan, harus membidik bagian tubuh yang mengandung banyak daging, kalau kena tulang takut melukai binatang itu.
Kepala BKSDA Jambi, Tri Siswo, seusai evakuasi, menjelaskan proses pembiusan dilakukan dua tahap, yakni dipancing menggunakan ayam yang telah diberi bius.
Dan yang kedua, dibius menggunakan tulup sebagai pelumpuhan.
Ia mengaku sudah siap dengan senjata bius, namun melihat situasi lapangan menurutnya tidak perlu menggunakan senjata.
"Setelah melihat kondisi lapangan itu tidak perlu menggunakan senjata, jadi kita gunakan tulup. Karena tulup jaraknya lebih dekat dan itu lebih efektif," katanya.
Secara keseluruhan dosis bius yang diberikan ada sekitar delapan Cc, tiga Cc ada pada bius tulup. (tribun jambi)
Baca juga: Daftar Calon Bupati Wali Kota PAN di Pilkada di Jambi yang Menang dan Tidak Menang
Baca juga: Fenomena Adik Zumi Zola dan PAN di Pilbup Tanjabtim Ketinggalan Suara vs Dillah-Muslimin