Terdapat gudang atau pangkalan gas LPG yang berdampingan dengan pondok pesantren.
Di sana terlihat beberapa orang. Namun, tidak ada santri dan santriwati.
Seorang ibu-ibu di sekitar lokasi mengatakan, sejak kemarin santri dan santriwati sudah tidak ada di pondok pesantren karena dijemput para orang tua.
"Iya sejak kemarin sudah tidak ada, kami baru tahu malam tadi kasusnya ustaz itu," kata ibu-ibu sekitar.
Sebelumnya, Pimpinan Pondok Pesantren Sri Muslim Mardatillah Kota Jambi bernama Aprizal Wahyudi Diprata alias AWD, menjadi tersangka tindak asusila terhadap 12 orang santri dan santriwati.
Kini Aprizal ditahan di Polda Jambi.
Aprizal melakukan tindakan asusila rudapaksa terhadap belasan anak sejak dua tahun terakhir.
Dia ditangkap Anggota Subdit Renakta Dirreskrimum Polda Jambi, setelah satu di antara ibu dari belasan korban melapor kepada polisi.
Baca juga: Sosok AWD Pimpinan Ponpes di Jambi yang Rudapaksa 12 Santri, Kerap Diundang Isi Ceramah
Baca juga: Siapa Aprizal Wahyudi Diprata, Pimpinan Ponpes SMM di Jambi Rudapaksa 12 Santri Santriwati
Awalnya, ibu korban membawa anak perempuannya yang demam panas ke puskesmas untuk pengobatan.
Dari hasil pemeriksaan itu, ibu korban mengetahui bahwa anaknya mengalami infeksi di bagian alat kelamin.
Wakil Direktur Reskrimum Polda Jambi, AKBP Imam Rachman, mengatakan tindak asusila itu telah diketahui orang tua korban ada awal Mei 2024.
Namun, orang tua korban baru melaporkan ke polisi beberapa hari lalu.
"Langsung tim kami dari subdit Renakta melakukan penangkapan terhadap pelaku. Jadi kejadian di salah satu pondok pesantren dan korban salah satu siswi pondok pesantren," ujar Imam.
Setelah polisi menangkap AWD, akhirnya terungkap bahwa korban bukan hanya seorang santriwati saja.
Ada juga santri yang menjadi korban. Dari pemeriksaan polisi, terungkap bahwa korban mencapai 12 orang, terdiri dari 11 santri dan 1 santriwati.