Lapak narkoba Helen
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Video saat lapak narkoba milik Helen, bos besar narkoba di Jambi digerebek emak-emak pada Juli 2023 lalu.
Penggerebekan lapak atau basecamp narkoba ini terjadi pada Juli 2023, di kawasan eks lokalisasi Payo Sigadung, Kota Jambi.
Meski bukan Helen yang langsung mengelola basecamp itu, namun pengelola lapak itu anak buah Helen yang berinisial D.
Kala itu emak-emak mendatangi basecamp narkoba di Jambi itu terjadi pada Sabtu (22/7/2023) sekira pukul 14.00 WIB.
Basecamp tersebut terletak di RT 05 Payo Sigadung, Kelurahan Rawasari, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi.
Kawasan Payo Sigadung dulunya dikenal sebagai lokalisasi pekerja seks komersial (PSK). Namun, lokalisasi ini ditutup oleh Wali Kota Jambi saat itu, yakni H Syarif Fasha.
Belakangan, kawasan ini dijadikan pengguna narkoba untuk tempat mereka menggunakan sabu.
Lantaran tidak tahan dengan hal ini, sejumlah emak-emak menggerebek basecamp narkoba tersebut.
S (38) emak-emak yang ikut dalam aksi tersebut mengatakan, aksi emak- emak tersebut dilakukan lantaran warga Payo Sigadung geram dengan aktivitas transaksi narkotika di sana dan banyak barang warga sekitar sering hilang dicuri.
Baca juga: Viral Kisah Kakak-Adik Mantan TKI Dikurung di Kandang Kambing, Kini Dibawa Berobat ke RSJ Bogor
Baca juga: Breaking News Rumah di Pucuk Jambi yang Dulu Dipakai Helen Jual Narkoba Sudah Jadi Warung
"Warga sudah resah, karena warga sekitar banyak kehilangan barang. Ada motor, mesin air, handphone, laptop. Kehilangan itu tidak hanya di RT kami saja tapi ada juga ke RT tetangga sejak basecamp sabu itu dibuka," katanya.
Basecamp pengguna sabu tersebut, menurut warga sudah lama beraktivitas bahkan kurang lebih setahun.
Namun, pihak kepolisian tak kunjung menangkap para penyalahgunaan narkoba tersebut meski sudah dilaporkan oleh masyarakat.
Emak tersebut menjelaskan, saat melakukan penggerebekan warga menemukan, sabu, alat hisap sabu, plastik kecil dalam jumlah yang banyak, serta uang tunai senilai Rp 20 juta lebih.
Selain itu, satu orang diamankan dan sudah serahkan kepihak kepolisian setelah para emak-emak itu melakukan aksinya.
"Awalnya kami bae, udah sekitar 30 menit baru polisi datang. Ada satu orang pria diamankan itu, ada juga banyak alat hisap sabu dan uang tunai 20 juta lebih," ujarnya.
Saat kejadian, emak-emak melihat terdapat sekitar 20 orang pria yang berada di dalam basecamp.
Ada 8 kamar sebagai tempat para pengguna menghisap sabu, bahkan ada pula sekitar 5 atau 4 orang pekerja untuk memfasilitasi para pengguna.
"Saat kita masuk, banyak orang didalam dan motornya ada juga di dalam mereka nyabu. Mereka berhamburan kabur pas kami masuk, ada yang langsung bawa motor ada yang nyelamatin uang puluhan juta, kami dak mungkin nak nangkap lanang galo kami ibu-ibu," jelasnya.
Selain itu, sejumlah emak-emak tersebut menghitung sejumlah uang yang didapat dari tanggan pekerja serta melemparkan alat hisap serta plastik sabu yang kosong keluar Basecamp tersebut.
Menurutnya, keresahan masyarakat tersebut makin menjadi-jadi karena banyaknya remaja ABG ikut mondar-mandir ke dalam basecamp sabu tersebut.
Menurutnya, tidak semua tempat eks lokalisasi Payo Sigadung merupakan pemakaian narkoba.
Bahkan, pengguna datang dari berbagai wilayah di kota Jambi. "Walaupun ini tempat lokalisasi tapi di sini tidak semua pengguna narkoba," katanya.
Baca juga: Kisah Kernet Bus Jadi Kopassus, Praka Jingko Bikin Bangga Indonesia di Dunia Militer Internasional
Baca juga: Bisnis Legal dan Ilegal Helen Bersaudara di Jambi Cuci Uang Jualan Narkoba, Ada Gym, Toko Baju, HP
Bekas Basecamp Jadi Warung
Dari pantauan Tribun Jambi pada Kamis, 17 Oktober 2024, bekas basecamp atau lapak narkoba yang bergandengan dengan ruko satu pintu itu sudah lebih cerah bila dibandingkan pada tahun lalu saat digerebek emak-emak.
Bekas basecamp atau lapak narkoba yang pernah viral itu masih berwarna hijau, sama kala digerebek oleh ibu-ibu setempat karena resah akibat peredaran narkoba yang masif pada 2023 lalu.
Rumah berwarna hijau itu kini lebih cerah karena telah berpenghuni, terlihat ruko dengan pintu rollingdor itu menjadi tempat usaha makanan atau warung makan kecil yang menyediakan berbagai minuman seperti kopi hingga mie instan.
Kawasan eks lokalisasi yang banyak kontroversi ini terlibat seperti kampung-kampung pada umumnya di Kota Jambi.
Sejumlah pengendara, warga sekitar yang didominasi ibu-ibu itu tampak santai di pekarangan rumah masing-masing. Terlihat pula sejumlah siswa SMP berjalan kaki hendak pulang ke rumah masing-masing di kawasan eks lokalisasi.
Beberapa hari lalu Dittipidnarkoba Bareskrim Polri menyebut bahwa Helen memiliki lapak di kawasan eks lokalisasi Payo Sigadung.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Viral Kisah Kakak-Adik Mantan TKI Dikurung di Kandang Kambing, Kini Dibawa Berobat ke RSJ Bogor
Baca juga: Warga Binaan Lapas Kelas IIB Muara Bulian Batanghari Diajari Bertani Lewat Program SAE
Baca juga: Breaking News Rumah di Pucuk Jambi yang Dulu Dipakai Helen Jual Narkoba Sudah Jadi Warung