TRIBUNJAMBI.COM - Bagaimana nasib Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta?
Anies Baswedan sudah menyatakan diri siap maju di Pilkada Serentak 2024, namun sejauh ini belum ada partai politik yang mengusungnya karena mereka memprioritaskan kader untuk maju.
Bahkan PKS dan PKB seolah menganggap Anies Baswedan sebagai 'ban serep' pada Pilgub DKI Jakarta.
Meskipun Anies Baswedan dikenal memiliki basis masa yang besar dari modal kepemimpinannya selama lima tahun di Jakarta, namun bukan jadi jaminan untuk diusung oleh parpol.
"Saya melihat tidak mudah Anies hari ini untuk bisa maju, karena kita tahu dulu partai-partai pendukung dan pengusung Anies itu sudah berpisah masing-masing," kata Pengamat Politik Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin, Selasa (21/5/2024).
Ujang menyebutkan, partai yang dulunya mengusung dan mendukung Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta 2017-2022 sudah lama berpencar.
Baca juga: Sudut Pandang Bahren Nurdin Pengamat Sosial dan Kebijakan Publik Melihat Remaja dan Kekerasan
Baca juga: Promo Indomaret Terbaru Berlaku Sampai 28 Mei 2024, Paling Murah Es Krim Aice Beli 2 Gratis 1
Gerindra sebagai pengusung saat itu dipastikan tak akan mengusung Anies kembali karena Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto adalah rival Anies dalam Pilpres 2024.
Begitu juga Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang secara terang meminta Anies tak maju dalam Pilkada Jakarta, dan memastikan mendukung kadernya menjadi cagub DKJ.
"PKS juga sebagai pem-backup dan loyalis Anies ketika Pilkada dan Pilpres, sekarang mengusung kadernya sendiri," ucapnya.
Ujang menyebutkan, hanya satu ketua umum partai yang berucap akan mendukung, yakni Ketum Partai Nasdem Surya Paloh. Namun, ucapan Surya Paloh bisa jadi hanya gimik politik yang belum tentu terealisasi secara nyata.
"PDI-P juga belum tentu, karena sejatinya PDI-P juga kelihatannya walau membuka pendaftaran tentu akan memprioritaskan kadernya sendiri," tutur Ujang.
"Ini tantangan terberat bagi Anies mencari partai agar memenuhi persyaratan 20 persen itu. Ini yang sebenarnya agak berat," sambung dia.
Langkah Anies menjadi gubernur Jakarta dinilai sangat berbeda dengan Pilkada DKI 2017.
Ujang menyebutkan, saat itu Anies sangat dibantu oleh Jusuf Kalla yang masih menjabat sebagai Wakil Presiden Ke-12 RI.
"Kalau dulu 2017, dibantu oleh Pak JK, JK masih jadi Wapres dan bisa lobi sana-sini dan sebagainya untuk mendapatkan tiket bagi Anies. Sekarang sulit untuk mendapatkan backup kursi itu," tuturnya.