TRIBUNJAMBI.COM - Siapa yang menjabat Bupati Cirebon saat Vina Dewi Arsita tewas dibunuh geng motor secara kejo?
Pada saat itu Bupati Cirebon dijabat oleh Sunjaya Purwadi Sastra.
Pihak Sunjaya membantah keluarga terlibat kasus Vina, dan akan melaporkan dugaan pencemaran nama baik dan fitnah yang menyebut satu tersangka adalah anggota keluarganya ke Bareskrim Polri.
Ia menjadi bupati, setelah maju di Pilkada Cirebon berpasangan dengan Tasiya Soemad.
Sebelum masuk ke dunia politik, dia merupakan prajurit TNI Angkatan Darat, yakni rentang waktu 1998–2008. Pangkat terakhir Letnan Satu.
Sunjaya lahir di Cirebon pada 1 Juni 1965. Istrinya Bernama Wahyu Tjiptaningsih, yang menjabat Wakil Bupati Cirebon periode 2019-2024.
Dia memiliki 4 orang anak, yakni Satria Robi Saputra, Sela Syahvira Amalia, Resyah Prima Hanjaya, dan Ramadani Syahputra.
Kini Sunjaya mendapat predikat sebagai koruptor. Dia kena operasi tangkap tangan (OTT) KPK pada 24 Oktober 2018.
Sunjaya ditangkap di Pendopo Kabupaten Cirebon, di Jalan Siliwangi Cirebon, dan langsung ditetapkan tersangka.
Penangkapan itu atas dugaan menerima suap. Penyidik mengamankan ejumlah barang bukti berupa uang tunai, bukti setoran miliaran rupiah, dan yang lainnya.
Pria bergelar Doktor dari IPDN itu juga menerima pemberian dari pejabat di Pemkab Cirebon melalui ajudan dan sekretaris pribadi, yang diduga uang hasil jual beli jabatan.
Modus yang diduga digunakan adalah pemberian setoran pada bupati selaku pejabat yang dilantik.
Ada juga uang dari hasil fee lainnya, disimpan dalam rekening atas nama orang lain yang digunakannya sebagai rekening penampungan.
Saat siding di pengadilan Tipikor, mantan Bupati Cirebon ini divonis bersalah dengan hukuman 7 tahun penjara serta denda Rp 1 miliar.
Pada putusan hakim, disebutkan Sunjaya menerima uang senilai Rp 64 miliar dan telah menyamarkan harta hasil kejahatannya melalui TPPU Rp 37 miliar.
Uang didapatkan dari hasil gratifikasi berupa setoran pejabat Pemkab Cirebon, dari proyek galian C, mempermulus izin proyek kawasan industri, dan kejahatan korupsi lainnya.
Dia tidak terima. Sunjaya kemudian mengajukan banding. Namun hasil tak sesuai yang diharapkannya.
Justru Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Bandung memutuskan hukumannya diperberat menjadi 9 tahun kurungan penjara.
Hal paling diingat juga dari Sunjaya adalah, ia menjadi bupati yang paling singkat.
Pada periode kedua dia juga terpilih. Namun baru 15 menit setelah ia dilantik, langsung dinonaktifkan, usai divonis bersalah kasus korupsi.
Namun pamor keluarga ini tidak rontok. Istrinya, Wahyu Tjiptaningsih yang akrab dipanggil Ayu, berhasil menjadi Wakil Bupati Cirebon, untuk pengganti antar Waktu periode 2019-2024.
Dia dipilih oleh DPRD Kabupaten Cirebon untuk mengisi kekosongan yang terjadi.
Kekosongan ini karena suaminya yang baru 15 menit dilantik langsung dicopot, akhirnya digantikan oleh Wakil Bupati, Imron Rosyadi.
Akhirnya posisi Wakil Bupati kosong. Pemilihan wakil bupati akhirnya dilakukan di DPRD.
Wahyu Tjiptaningsih saat itu bersaing dengan Cunadi. Dua nama ini direkomendasikan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Hasil voting di DPRD, Ayu memperoleh suara 36, Cunadi 1 suara, dan 10 suara dinyatakan tidak sah.
Wahyu Tjiptaningsih dilantik Ridwan Kamil sebagai Wabup Cirebon pada 10 Februari 2021.
Berikut biodata Sunjaya:
Nama lengkap dan gelar: Dr Drs H Sunjaya Purwadi Sastra MM MSi
Tempat lahir: Beberan, Palimanan, Cirebon, Jawa Barat
Tanggal lahir: 1 Juni 1965
Nama istri: Wahyu Tjiptaningsih
Nama anak: Satria Robi Saputra, Sela Syahvira Amalia, Resyah Prima Hanjaya, Ramadani Syahputra
Pendidikan terakhir: Doktor Ilmu Pemerintahan IPDN
Pekerjaan sebelumnya: TNI Angkatan Darat (1998–2008)
Pekerjaan terakhir: Bupati Cirebon
Riwayat Pendidikan:
- SD Negeri Beberan (1976)
- SMP Negeri Palimanan (1980)
- MAN Babakan Ciwaringin (1983)
- S1 STIA YAPPAN Jakarta (1995)
- S2 Magister Manajemen STIE Jakarta (2000)
- S2 Magister Sains UI Jakarta Lulus (2001)
- S3 Doktor Ilmu Pemerintahan IPDN (2017)
Semasa jadi anggota TNI, pangkat terakhirnya dalah sebagai letnan satu (Lettu).
Dia berdinas di Korps Ajudan Jenderal. Pada tahun 2008, Sunjaya pun memutuskan pension dini.
Tujuan ayah dari 4 orang anak itu adalah untuk pindah karir ke dunia politik, dibuktikan dengan maju di Pilkada lewat jalur perseorangan.
Tapi yang didapatkannya adalah kegagalan di pencalonan saat itu. Ia akhirnya maju di pilkada selanjutnya diusung parti, dan berhasil jadi bupati. (*)
Baca juga: LENGKAP, Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon dan Pacar Berdasarkan Fakta Persidangan di Pengadilan
Baca juga: Polda Metro Jaya Siap Bantu Cari dan Tangkap DPO Kasus Pembunuhan Vina, Dikabarkan Ada di Jakarta
Baca juga: Bukan Cuma 1, Ternyata 5 Video Asusila Jambi Beredar, Pemeran Pria Lapor ke Polda Jambi