TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Sejumlah partai mulai menyusun strategi menjelang Pemilihan Gubernur atau Pilgub Jambi 2024 pada November nanti.
Sebagian partai secara eksplisit mengungkapkan tokoh partai yang potensial maju sebagai bakal calon gubernur atau bakal calon wakil gubernur, ada juga yang masih menyimpannya.
Selain sosok yang bakal maju, fenomena menarik yang muncul adalah koalisi partai di daerah pasca Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Bakal ikut koalisi partai di tingkat nasional seperti pemilihan tahun ini, atau membuat koalisi lain.
Pada liputan khusus seri I ini, Tribun Jambi menyajikan laporan terkait strategi Partai Gerindra, Partai Golkar dan Partai Demokrat. Pada seri berikutnya, beberapa partai besar lainnya.
SAH belum mau maju
Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Jambi, Sutan Adil Hendra (SAH), diprediksi tak akan maju di Pilgub Jambi 2024.
Ketua OKK DPD Partai Gerindra Provinsi Jambi, AR Syahbandar, mengatakan partainya belum berpikir akan mengusung SAH di kontestasi itu.
"Belum, kita intinya lihat dinamika di masyarakat, jadi kalau kita yang mau (usung) itu belum ada, kita masih melihat dinamika yang ada," ujarnya, Minggu (17/3).
Sementara disinggung soal niat SAH maju di Pilgub Jambi, AR Syahbandar mengatakan sejak awal SAH menyatakan enggan maju di kontestasi pemilihan orang nomor satu di Jambi itu.
"Kalau beliau dari dulu menyatakan, kalau untuk maju beliau enggak, beliau enggak ada niat untuk maju," ungkapnya.
Namun, kata dia, jika masyarakat Jambi membutuhkan dan menginginkan SAH untuk maju, dia meyakini SAH akan mempertimbangkannya.
"Kalau memang masyarakat membutuhkan, saya pikir beliau akan berpikir untuk itu, jadi kembali kepada masyarakat. Beliau orangnya ketika masyarakat membutuhkan beliau siap hadir, karena biar bagaimana pun juga beliau sangat peduli dengan Jambi, dan sangat concern. Cuma, kalau dia langsung bilang mau maju, dia enggak," jelasnya.
Kemudian, di Pileg 2024 Gerindra berhasil mempertahankan kursi wakil ketua, meski posisinya merosot dari 2019 yang meraih suara terbanyak kedua, kini menjadi posisi keempat dengan mendapat jatah enam kursi.
Untuk dapat mengusung calon gubernur, Partai Gerindra perlu berkoalisi dengan partai lain untuk mencapai 20 persen, setidaknya dengan satu partai yang memiliki 5 atau 6 kursi.