Cerita Komunitas Punk

Cerita Komunitas Punk Jelang Pemilu, Berharap Setara Melalui Hak Suara

Penulis: Rohmayana
Editor: Heri Prihartono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Along dan Teman-temannya, Komunitas Punk asal Indramayu yang sudah Tinggal di Jambi 4 Tahun Terakhir ini

“Dari pada nanti milih, terus nggak tahunya yang dipilih korupsi, aku takut dosa,” katanya.

Baca juga: Siapa Sebenarnya Bad Religion, Band Punk Legendaris Amerika Vokalisnya Doktor Teori Darwin

Terpisah, Indra, salah satu punk Kota Jambi tidak membantah kelompok yang diikutinya ini sering ditentang banyak orang. Bahkan selama ini ia selalu dinilai buruk oleh masyarakat. Padahal menurut Indra dirinya tidak pernah merugikan dan mengganggu masyarakat.

“Kami bikin kegiatan positif tetap salah di mata masyarakat,” kata Indra yang saat ini tinggal di Bagan Pete.

Diusianya yang masih 23 tahun ini, Indra mengaku banyak kecewa dengan pemerintahan. Kekecewaan itu membuat dirinya tak akan menggunakan hak suaranya nanti.

“Aku belum pernah nyoblos kak, menurut aku percuma juga kita nyoblos, kita masih kayak-kayak gini aja, kita juga yang masih harus berusaha untuk diri kita sendiri,” kata Indra. “Kalau urusan politik terserah orang-orang itulah,” lanjutnya.

Di tahun politik ini Indra juga mengaku belum pernah ada caleg yang mendatanginya.

“Mungkin karena kami dianggap tidak menguntungkan, tapi kami juga nggak berharap, karena kami bisa cari uang sendiri,” kata Indra.

Komunitas Punk Kebanyakan dari Luar Jambi

Sementara itu, Joe salah satu pentolan komunitas Punk pertama di Kota Jambi mengaku keberadaan punk selama ini tidak pernah merugikan orang lain dengan gaya dan cara mencari uang.

“Kalau mereka ngamen, mereka kan mencari uang sendiri, tidak menganggu orang lain. Yang masalah adalah anak liar yang mengaku punk yang suka membuat rusuh, dan meminta uang secara paksa,” sebut Joe.

Joe sendiri memaknai Punk sebagai ‘Do It Yourself’ atau melakukan semuanya sendiri dengan kebebasan namun tetap dengan batasan.

Baginya dengan gaya komunitas Punk yang nyeleneh bukan berarti mereka merugikan orang lain.

“Gaya kami kan tidak mengganggu, korupsi yang mengganggu orang lain. Anda bebas bertindak selagi tidak mengganggu orang lain” katanya.

Dilihat dari jumlahnya, Joe tak menapik bahwa jumlah komunitas punk di Kota Jambi sudah banyak berkurang.

“Kalau tahun 2000-an mungkin sampai ratusan, tapi kalau sekarang paling ya puluhan, tapi jumlah pastinya kurang tahu berapa,” kata Joe.

Halaman
1234

Berita Terkini