Warga Sumatera Barat merasakan empat kali dentuman Gunung Marapi sejak Sabtu pagi sebelum erupsi pada Minggu (14/1/2024).
TRIBUNJAMBI.COM- Warga Batu Palano Agam, Sumatera Barat merasakan empat kali dentuman yang diduga erupsi Gunung Marapi, Sabtu (13/1/2024).
Warga menyebutkan bahwa dentuman pertama terjadi sekira pukul 01.43 WIB dini hari.
Bahkan Kenedi menyebutkan bahwa dentuman tersebut terdengar cukup keras.
Sehingga hal itu menimbulkan kekhawatiran ditengah masyarakat.
"Dentuman pertama itu cukup keras dan sempat menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat," ujarnya.
Dentuman yang lumayan keras juga terjadi sekira pukul 10.47 WIb, hanya saja ia tidak melihat adanya letusan di puncak gunung, karena terhalang kabut.
"Kalau yang saya rasakan sudah ada empat kali dentuman terjadi sampai siang ini," ujarnya.
Sampai saat ini Kanedi menyebut belum ada masyarakat batu palano yang diungsikan.
Baca juga: Gunung Marapi Eruopsi Pagi Ini, Lontarkan Abu Setinggi 1300 Meter, Warga Diminta Waspada
Baca juga: Makan Apa Hari Ini: Resep Orek Tempe Basah
Baca juga: Resep Ayam Ungkep Bumbu Sereh, Wangi Sereh Menggugah Selera
Masyarakat menurutnya masih beraktifitas seperti biasa meski terjadi hujan abu pada pagi hari tadi.
Gunung Marapi Erupsi Dini Hari
Gunung Marapi, Sumatera Barat (Sumbar) kembali mengalami erupsi pada Sabtu (13/1/2024) dini hari pukul 01.42 WIB.
Petugas Pos Pengamatan Gunungapi Marapi Ahmad Rifandi mengatakan erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30.3 mm dan durasi sementara sekitar 34 detik .
"Namun tinggi kolom abu tidak teramati," kata Ahmad Rifandi
Ahmad Rifandi mengatakan berdasarkan pengamatan dari tengah malam sampai pukul enam pagi ini, asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi 600 m di atas puncak kawah.
Selain 1 kali letusan, sampai pagi ini terjadi 8 kali hembusan.
Berdasarkan rekap Petugas Pos Pengamatan Gunungapi Marapi, selama bulan Januari telah terjadi 16 kali letusan dan 112 hembusan.
Sementara dari tanggal 3 Desember 2023 sampai 12 Januari 2024 terdapat 655 kali hembusan Gunung Marapi.
Ia menambahkan saat ini Gunung Marapi berada pada status level III atau siaga.
Baca juga: Erupsi Gunung Lewotobi Semburkan Asap Setinggi 1.500 M, Warga Dilarang Aktivitas di Radius 3 Km
Untuk itu, ia menyampaikan rekomendasi masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4.5 km dari pusat erupsi (Kawah Verbeek) G. Marapi.
Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/aliran/bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.
Jika terjadi hujan abu maka masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA), serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
Selain itu agar mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh
"Seluruh pihak agar menjaga kondusifitas suasana di masyarakat, tidak menyebarkan narasi bohong (hoax), dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari Pemerintah Daerah," katanya.
Gunung Marapi Erupsi Minggu Pagi
Gunung Marapi yang berada di Sumatera Barat (Sumbar) mengalami erupsi pagi ini, Minggu (14/1/2024) dengan melontarkan .
Kabar tersebut dibenarkan Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Marapi, Teguh Purnomo.
Dia menyebutkan bahwa erupsi tersebut terjadi pada pukul 06.21 WIB.
Teguh menjelaskaan bahwa tinggi kolom abu teramati sekitar 1.300 meter (m) di atas puncak.
Baca juga: Jika Pilpres 2 Putaran, PKS Mengaku Terbuka Menerima PDIP Jika Ingin Bergabung
"Terjadi erupsi G. Marapi pada hari Minggu, 14 Januari 2024, pukul 06:21 WIB. Tinggi kolom letusan teramati ± 1300 m di atas puncak (± 4191 m di atas permukaan laut)," kata Teguh dalam keterangan tertulis, Minggu.
Dia melaporkan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat laut.
Seperti diketahui, gunung Marapi saat ini berada pada Status Level III atau Siaga.
Terkait hal tersebut, masyarakat di sekitar gunung Marapi dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4.5 km dari pusat erupsi (Kawah Verbeek).
"Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/aliran/bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak G. Marapi agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan," ujar Teguh.
Lebih lanjut, ia menyebut, jika terjadi hujan abu maka masyarakat diimbau untuk menggunakan masker
penutup hidung dan mulut.
Upaya ini untuk menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA), serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
"Selain itu agar mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh," ucapnya.
Tak hanya itu, ia juga mengimbau kepada seluruh pihak agar menjaga kondusivitas suasana di masyarakat, tidak menyebarkan narasi bohong (hoax), dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya.
"Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari Pemerintah Daerah," tegasnya.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Gubernur Al Haris Harap Muslimat NU Provinsi Jambi Ambil Peran di Masyarakat
Baca juga: Gunung Marapi Eruopsi Pagi Ini, Lontarkan Abu Setinggi 1300 Meter, Warga Diminta Waspada
Baca juga: Sinopsis My Demon Episode 14, Neraka Kita Sendiri
Baca juga: Kapan Puasa Rajab Mulai Dikerjakan? Berikut Ini Niat dan Jadwal Melaksanakannya
Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com