Kasus pembunuhan keluarga dengan pelaku berkepribadian ganda, pernah terjadi di beberapa negara dengan pola pembunuhan yang sangat rapih.
Baca juga: Anies Baswedan Jawab Tudingan Hanya Jago Kata-kata
"Pelaku berkepribadian ganda menjustifikasi mengapa ada orang tua yang mampu membunuh anak secara rapih seperti diperlihatkan dalam kasus ini," ujar Adrianus di program Kompas Petang KompasTV, Kamis (7/12/2023).
Adrianus menambahkan dugaan KDRT yang dilakukan suami bisa menjadi titik terang untuk membongkar kasus pembunuhan empat anak di Jagakarsa ini.
Menurutnya biasanya dalam kekerasan rumah tangga, sang suami akan mencari objek yang lebih lemah atau tidak melawan. Seperti meninju dinding, melempar piring dan anak.
Anak menjadi korban KDRT karena masuk dalam isu pertengkaran rumah tangga, dianggap membebani istri atau suami. Ketika istri tidak ada anak akan menjadi target kekerasan suami.
Di sisi lain, Adrianus juga menilai kasus pembunuhan ini bisa saja tidak terjadi jika kepolisian merespons dengan baik laporan KDRT yang dilakukan suami.
Ia menilai kepolisian bisa melihat keadaan sang suami di rumah. Jika terdapat indikasi terlapor dalam hal ini suami penuh amarah dan membahayakan anak tentu kejadian empat anak menjadi korban bisa dicegah.
"Jangan karena dipanggil tidak datang kemudian tidak ada respons sama sekali. Ketika kepolisian merespons dan datang melihat kondisi sang bapak tidak stabil dan membahayakan anak tentu tidak terjadi situasi ini. Ini pertanyaan untuk kepolisian mengapa bertindaknya begitu formil," ujar Andrianus.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: KPU Batanghari Tunggu Kelengkapan Logistik, Akhir Desember Surat Suara Capres Cawapres Tiba
Baca juga: Ada Luka Lebam di Mulut dan Hidung 4 Anak yang Tewas Membusuk di Jagakarsa Jaksel
Baca juga: Prediksi Skor Coventry City vs Birmingham, Cek Head to Head dan Statistik Tim, Kick off 03.00 WIB
Baca juga: Prediksi Skor Al-Taee vs Al-Hilal, Cek Head to Head dan Statistik Tim, Kick off 22.00 WIB