Saat sore, pengunjung yang datang tidak terlalu ramai.
Tenda acara dan panggung utama terlihat kosong tanpa soundsystem dan petugas.
Sementara dekorasi gapura bambu dan dekorasi berbentuk gong yang digantung bambu, umbul-umbul dan sepasang boneka yang mengenakan baju adat Jambi, sudah terpasang.
Diberitakan sebelumnya, Selamet Riyadi (45), pengemudi ketek wisata (perahu mesin), meninggal dunia saat membersihkan baling-baling ketek yang tersangkut lumpur dan sampah, Kamis (4/8) sekira 10.00 WIB.
Selamet yang merupakan warga Kebun Kopi, Kota Jambi, meninggal di lokasi kejadian karena tenggelam sekira 10 menit.
Martini, yang saat itu bersama lima orang lainnya berada di ketek, menuturkan kesaksian tragedi di air itu terjadi.
Awalnya, ketek tersebut ditumpangi Wakil Wali Kota Jambi, Maulana.
Namun, karena terjadi kendala kandas, wawako dan rombongan dipindahkan ke ketek lain.
Selamet Riyadi yang merupakan nahkoda ketek, turun ke air untuk memeriksa penyebab masalah pada baling-baling.
Sebelumnya, dia telah dilarang untuk turun ke air.
Baca juga: Atasi Persoalan Debu Proyek, Warga Sekitar Pasar Jambi Siram Jalan Pakai Alat Seadanya
Baca juga: Menghadapi Musim Kemarau BPBD Batanghari Imbau Perusahaan Siapkan Embung
Kemudian, Selamet hanya turun sebatas paha dan memastikan bahwa kondisi baik-baik saja dengan mengatakan "aman".
Tapi, sesaat kemudian Selamet membenamkan kepalanya ke air untuk memeriksa baling-baling.
Sementara, kala itu angin bertiup kencang. Penumpang lain yang tersisa di ketek diminta untuk pindah ke bagian depan ketek.
Martini menuturkan, ketek terseret oleh angin ke tepi dan mesin mati.
Dia menegaskan bahwa berita simpang siur tentang korban tersangkut di baling-baling tidak benar.