TRIBUNJAMBI.COM - Gagasan tiga Bacapres di Pilpres 2024, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan akan diadu.
Dengan adu gagasan itu diharapkan publik akan memberikan penilaian kepada masing-masing kandidar.
Dengan penilaian itu pula akan menentukan pilihan untuk memilih pemimpin di Pemilu 2024 mendatang.
Ruang adu gagasan tersebut akan difasilitasi Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI).
PB HMI akan mengundang tiga bakal calon presiden (bacapres) untuk saling adu gagasan.
Saling adu gagasan itu jelang pesta demokrasi akbar lima tahunan untuk pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI pada 14 Februari 2024 mendatang.
Setidaknya, sampai saat ini terdapat tiga kandidat bakal calon kuat presiden pada Pemilu 2024.
Ketiganya yakni Ganjar Pranowo yang diusung partai PDI Perjuangan dengan didukung PPP, Hanura, dan Perindo.
Baca juga: Pembelaan Rocky Gerung Diduga Menghina Jokowi: Saya Hina Kedudukan Dia Sebagai Presiden
Baca juga: Aktivis 98: Masa Lalu Kayaknya Tak Segitunya Jadi Patokan untuk Memilih, Singgung Prabowo Subianto?
Baca juga: Anies Baswedan Posting Foto Bareng Ganjar Pranowo di Instagram, Netizen: Bikin Adem
Kemudian ada Prabowo Subianto diusung Partai Gerindra bersama PKB dan PBB.
Selanjutnya dad Anies Baswedan yang diusung oleh Partai Nasdem, Partai Demokrat dan PKS.
Berdasarkan beragam hasil survei, tiga nama ini yang selalu masuk dalam 3 besar Bacapres.
Menjelang dilangsungkannya Pilpres 2024, Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) menantang ketiga kandidat untuk saling beradu gagasan.
"PB HMI pun siap untuk menyediakan ruang dan menjadi fasilitator bagi ketiga kandidat tersebut untuk memaparkan masing-masing gagasannya," kata Ketua Bidang Pembangunan Demokrasi Politik dan Pemerintahan, Imam Rinaldi Nasution kepada awak media, Senin (31/7/2023).
Menurut Imam, hal itu sangat penting, agar konstituen dapat menilai gagasan, visi misi dalam membangun negara ini lima tahun kedepan secara konkret dari kandidat.
Sekaligus juga dapat menilai kapasitas dan kemampuan masing-masing kandidat yang akan menjadi bakal calon pada Pilpres 2024.
Dengan disediakannya ruang adu gagasan tersebut, juga sekaligus dapat menjadi indikator bagi masyarakat untuk menentukan pilihannya.
"Melalui ruang adu gagasan yang akan dibuat PB HMI nantinya kan publik dapat melihat siapa yang layak memimpin negara ini. Kita nanti juga undang secara resmi para kandidat, harapannya mereka menanggapi dan bersedia hadir, kalau ada yang tidak mau hadir, ya publik bisa menilai kandidat itu kan," tutur Imam.
Menurut penilaian Imam, sejauh ini para kandidat maupun tokoh-tokoh di lingkarannya masih sangat minim untuk mengendapkan politik adu gagasan.
Justru publik relatif dipertontonkan pada pragmatisme kekuasaan yang sedikit dapat terlihat dalam proses tarik menarik Partai Politik dan Popularitas Tokoh, dalam proses pembentukan koalisi.
Baca juga: Nasdem Bela Rocky Gerung yang Diduga Hina Presiden Jokowi: Harus Biasakan Diri Dikritik dan Kecaman
"Ini berbahaya, Pemilu 2024 akan rentan terjebak pada politik pragmatisme yang akhirnya berhujung pada polarisasi masyarakat jika politik adu gagasan tidak dikedepankan," ujar Imam.
Disisi lain, ia mengatakan bahwa politik adu gagasan sangat penting bagi pendidikan politik masyarakat.
Demikian pula politik adu gagasan tersebut juga akan semakin memberikan kemajuan bagi demokrasi Indonesia.
Survei Elektabilitas Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan
Elektabilitas Bacapres Prabowo Subianto menguat pada Juni 2023 dibandingkan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan untuk Pilpres 2024 mendatang.
Meningkatnya dukungan untuk Ketua Umum Partai Gerindra itu dari 51,6 persen pendukungnya di 2019 kembali memberikan suara mereka.
Data tersebut berdasarkan hasil survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia.
Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi mengungkapkan ada beberapa faktor pendukung naiknya dukungan ke Prabowo Subianto.
Selain itu meningkatnya dukungan ini juga membuat suara bakal capres Anies Baswedan tertekan.
Temuan ini didapatkan Indikator Politik dalam survei yang digelar pada 20-24 Juni secara tatap muka.
“Jadi pemilih Pak Prabowo yang balik lagi ke Pak Prabowo terakhir sudah mencapai 51,6 persen,” ujar Burhan dalam konferensi pers di YouTube Indikator Politik, Minggu (23/7/2023).
Menurut Burhan, pada Desember 2022, pendukung Prabowo-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019 yang masih memberikan suara mereka kepada Ketua Umum Gerindra itu hanya 31,6 persen.
Angka itu bahkan turun menjadi 30,4 persen pada Februari 2023.
Baca juga: Ini Alasan Polri Tolak Laporan Relawan Jokowi yang Laporkan Rocky Gerung Soal Dugaan Penghinaan
Sementara, sejumlah basis suara Prabowo-Sandi mengalihkan dukungan mereka kepada Anies Baswedan dengan rincian 41,5 persen pada Desember 2022 dan 41,2 persen pada 2023.
Namun, basis suara Prabowo-Sandi menguat pada April 2023 dengan angka 39,2 persen sementara Anies merosot ke 36 persen.
Kemudian, pada Juni 2023, dukungan itu mengalir banyak ke Prabowo hingga angka 51,6 persen dan Anies hanya 41 persen.
Selain Prabowo Subianto dan Anies Baswedan, sebagian suara Prabowo-Sandi pada Pilpres juga mengalir ke Ganjar dengan angka 5,9 persen pada Juni.
Selanjutnya, basis suara pendukung pasangan Joko Widodo-Maruf Amin pada 2019 yang mengalir ke Prabowo juga menjadi penyebab elektabilitas Menteri Pertahanan itu menguat.
Pada Desember 2022, Prabowo meraup 14,8 persen suara dari basis pendukung Jokowi-Maruf; 13,9 persen pada Februari 2023; 24,7 persen pada April 2023 dan 28,5 persen pada Juni 2023.
Sementara itu, mayoritas suara basis pendukung Jokowi-Maruf mengalir ke Ganjar dengan angka 42,9 persen pada Desember 2022.
Jumlah itu sempat naik pada Februari 2023 dengan angka 43,8 persen namun merosot menjadi 37 persen pada April dan kembali menguat menjadi 49,3 persen pada Juni 2023.
Adapun Anies Baswedan hanya meraup 14 persen suara basis pendukung Jokowi-Ma'ruf.
“Ketika akhirnya Ganjar dapat tiket PDI-P (pada April) basis pemilih Pak Jokowi-Kiai Ma'ruf mulai pulih lagi, meskipun sebagian mulai mengalir ke Pak Prabowo,” tutur Burhan.
Adapun survei Indikator Politik ini digelar pada 20-24 Juni 2023 secara tatap muka.
Survei dilakukan terhadap 1.220 responden dari seluruh provinsi dengan usia minimal 17 tahun atau sudah bisa mengikuti pemilu.
Responden dipilih dengan metode simple random sampling.
Margin of error dari survei ini sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Inara Rusli Ogah Rujuk dengan Virgoun, Akui Sudah Ditalak 3 Suami: Aku Harus Nikah Lagi
Baca juga: Pilbup Tebo 2024: Hasil Survei Putin 4 Tokoh Ini Diminati Masyarakat
Baca juga: Sinopsis Wild Card, Tayang 1 Agustus 2023 di Bioskop Trans TV
Baca juga: Prediksi Skor Slovan Bratislava vs Zrinjski di Liga Champions, Cek H2h dan Statistik kedua Tim
Artikel ini diolah dari Tribunnews.com