TRIBUNJAMBI.COM - Muhammad Fajri (26) asal Tangerang mengidap obesitas ekstrem meninggal dunia di RSCM Jakarta Pusat, Kamis (22/6/2023) dini hari.
Meninggalnya Fajri dibenarkan petugas kamar mayat RSCM Jakarta.
"Iya meninggal, tapi tidak dibawa ke kamar jenazah. Langsung dibawa dari ruang rawatnya di Gedung A," kata petugas tersebut.
Fajri mengalami obesitas ekstrem sejak delapan bulan lalu yang membuat berat badannya naik drastis sampai disebut mencapai 300 kilogram.
Hal itu setelah Fajri mengalami kecelakaan sepeda motor yang membuatnya hanya bisa berbaring.
Fajri sebelumnya menjalani perawatan di RSCM Jakarta.
Menurut dokter RSCM, obesitas tersebut membuat kulit Fajri mengalami infeksi akibat luka.
Selain itu, kulit Fajri menjadi sangat tebal hingga sulit ditembus jarum suntik biasa untuk proses pengobatannya.
Tim dokter RSCM sampai harus memutar otak untuk menangani perkara itu.
Bahkan, alat-alat tertentu didatangkan agar penanagnan medis maksimal.
Plt Direktur Utama RSCM, dr Lies Dina Liastuti mengatakan, Fajri mengalami luka-luka dibeberapa bagian kulitnya karena saking lamanya tidak bergerak.
Kulitnya yang melembab karena terlalu lama berdiam diri sampai infeksi.
Untuk membersihkan luka itu, tim dokter harus memiringkan atau mengubah posisi Fajri.
Hal itu menjadi tantangan tersendiri. Tim dokter kesulitan memindahkan tubuh pasien yang begitu berat, apalagi tidak ada alat bantuan.
"Ini juga sulit karena sangat berat dan alat yang perlu memidahkan dan memiringkan pasien kita ga ada," katanya.
"Untuk memindahkan dan mengubah posisi (Fajri) kita butuh beberapa orang," sambung Lies.
Saat hendak memeriksa kondisi penyakit dalam Fajri dan menyuntikan cairan, tim dokter juga menemui kendala.
Sebab, tak segampang itu jarum suntik bisa menembus kulit Fajri.
"Karena menembus otot yang begitu tebal untuk mencari pembuluh darahnya."
"Panjangnya juga dan ternyata memerlukan beberapa alat khusus yang kami harus beli secara tersendiri di luar dari persediaan yang kita punnya untuk orang normal," Lies menjelaskan.
Dievakuasi Pakai Alat Berat
Fajri viral lantaran dievakuasi menggunakan alat berat saat hendak dibawa dari rumahnya di Pedurenan, Karang Tengah, Ciledug ke RSUD Tangerang pada Rabu (7/6/2023).
Petugas Damkar bersama warga juga sampai harus menjebol dinding rumah Fajri untuk memudahkan evakuasi.
Dua hari kemudian atau pada Jumat (9/6/2023), Fajri dirujuk ke RSCM Jakarta Pusat untuk perawatan lebih intensif.
14 dokter dari berbagai bidang keahlian dikerahkan untuk memantau kondisi kesehatan Fajri.
Tim dokter menyebut ada masalah di bagian pernapasan Fajri serta sejumlah luka infeksi di tubuh pemuda obesitas itu akibat luka gesekan dan lembab karena terlalu lama berbaring.
Merintih Kesakitan Tiap Jam 3 Subuh
Muhammad Fajri selalu merasakan sakit dan ketidakberdayaan.
Tiap jam 3 subuh, rintihan pria obesitas dengan berat kurang lebih 300 kilogram itu menembus tembok-tembok rumah sampai ke telinga tetanngganya.
Tidak mudah menghilangkan rasa sakit pria yang hanya hidup dengan ibunya yang juga tidak benar-benar sehat.
Fajri enggan berobat ke rumah sakit khawatir merepotkan tetangga karena berat badannya.
Namun, rasa sakit terus menerus itu membuatnya tak punya pilihan.
Soal rintihan Fajri yang selalu terdengar setiap pukul tiga subuh disampaikan Acim tetangganya di Pedurenan, Karang Tengah, Ciledug, Kota Tangerang.
Acim kaget mendengar tangisan itu. Ia menyadari suara itu adalah Fajri, pria obesitas yang tinggal di sebelah rumahnya.
"Saya kan di sini (rumah) kalau malam tuh jam 2-3 dini hari, kadang Fajri suka nangis katanya sakit," kata Acim saat berbincang dengan TribunJakarta.com, Kamis (15/6/2023).
Lantaran khawatir dengan kondisi Fajri, keesokan harinya Acim menanyakan apa yang terjadi.
Fajri mengatakan kerap mengalami sakit, terutama di kaki dan tangannya pada malam hari.
Hal itu yang menjadi salah satu pertimbangan Fajri akhirnya mau dibawa ke rumah sakit.
"Sebelumnya kan dia ga pernah mau dibawa berobat, padahal warga sudah pada nyaranin tapi dia selalu gamau. Nah karena ia sakit itu akhirnya mau tuh berobat," katanya.
Penjelasan Dokter RSCM
Tim dokter Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang menangani Fajri angkat bicara soal obesitas yang dialami Fajri.
Fajri diketahui pernah mengalami kecelakaan lalu lintas tiga tahun silam dan delapan bulan silam.
Hal itu membuat aktivitas Fajri terhenti, terutama delapan terakhir yang membuatnya hanya bisa berbaring di tempat tidur.
kata dr Dicky L. Tahapary selaku dokter spesialis penyakit dalam yang turut menangani Fajri bilang itu bukanlah penyebabnya.
Sebab, sejak sebelum kecelakaan, Fajri diketahui memang sudah memiliki berat badan yang berlebih.
Dicky mengakui aktivitas Fajri yang hanya berbaring selama delapan bulan terakhir itulah yang membuat berat badannya menjadi naik drastis sampai kini di angka sekira 260 kilogram.
Jika dalam kondisi normal, tentunya jumlah asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh akan keluar sesuai dengan banyaknya energi yang dikeluarkan.
Namun, hal itu tak terjadi pada Fajri yang delapan bulan terakhir hanya berbaring di tempat tidur.
Bahkan, sebulan terakhir Fajri sudah tidak tidur terlentang karena pernafasannya terganggu.
"Karena kecelakaan dan lebih banyak berbaring tentu saja pengeluaran akan jauh berkurang."
"Akibatnya (asupan) lebih banyak dan disimpan menjadi lemak tubuh yang berdampak pada organ lain," Dicky menjelaskan.
Dokter gizi RSCM yang turut menangani Fajri, dr Nurul menyebut kondisi yang dialami Fajri ini cukup langka.
"Sebetulnya manusia itu punya respons untuk menjaga rasa kenyang dan laparnya itu tetap seimbang."
"Namun tampaknya karena pasien ini juga tidak mobile, banyak tidak bergerak karena kondisinya sehingga makin banyak deposit lemak atau timbunan lemak yang tertumpuk di tubuhnya," ujar Nurul.
Mencegah agar tak serupa dengan yang dialami Fajri, Nurul mengingatkan kepada masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat dan sadar menjaga pola makan.
Pasalnya, semakin bertambahnya berat badan maka biasanya seseorang akan sulit mengendalikan rasa laparnya sehingga membuat ingin terus makan.
"Jadi seharusnya sebelum menjadi obesitas sudah ada usaha prevensi sebelumnya, tapi ini tentu saja tergantung dari kesadaran pasien," katanya.
Sebagian artikel ini tayang di TribunJakarta.com dengan judul Menderitanya Fajri Pria Obesitas 300 Kg: Merintih Tiap Jam 3 Subuh, Ogah Berobat Takut Bikin Repot
Baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Obesitas dan Hubungan Antara Penggunaan Gawai dengan Stres, Pola Makan, serta Aktivitas Fisik
Baca juga: Penanganan Pasien Obesitas M Fajri Lebih Sulit Ketimbang Arya Permana, Sejumlah Komplikasi Mengadang
Baca juga: Pemuda Berbobot 300 Kilogram Asal Tangerang Meninggal Dunia, Tiap Jam 3 Subuh Selalu Merintih