UMKM Jambi

Kisah Trisandi Rela Keluar Masuk Kantor Agar UMKM Miliknya Tetap Bertahan Saat Pandemi

Penulis: Rahimin
Editor: Rahimin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Trisandi, Pemilik UMKM Mak Bro Sandi. Kisah Trisandi Rela Keluar Masuk Kantor Agar UMKM Miliknya Tetap Bertahan Saat Pandemi

TRIBUNJAMBI.COM - Saat pandemi Covid-19 di Indonesia sejak 2020 lalu, banyak usaha terkena dampaknya dan terpuruk. Termasuk usaha di sektor makan dan minuman.

Bahkan, ada yang sampai tutup usahanya. Yang paling terasa dampaknya adalah UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah).

Di Kota Jambi, banyak juga UMKM yang terkena dampaknya.

Pelaku UMKM harus putar otak untuk mencari solusi agar usahanya tetap bertahan. Bisa mendapat penghasilan walau tidak sebanyak saat belum pandemi.

UMKM Mak Bro Sandi, satu UMKM di Kenali Asam Bawah Kota Jambi yang juga merasakan dampak dari pandemi Covid-19 tersebut.

UMKM ini memproduksi eedang jahe merah instant siap seduh. 

Trisandi ketika ditemui dirumahnya mengaku, berbagai cara dilakukannya agar tetap bertahan berusaha.

Dia tetap memproduksi wedang jahe kemasan, yakni wedang jahe merah instant siap seduh.

Menurut Trisandi, agar usahanya tetap bertahan saat pandemi, dia rajin berjualan ke perkantoran. Kantor gubernur, kantor wali kota.

"Saya ditemani suami juga berjualan ke beberpa desa. Seperti ke Talang Kerinci, Talang Belido, dan desa-desa lain. Itu dilakukan supaya usaha kita tetap bertahan saat pandemi," katanya.

Kegigihannya dalam memasarkan wedang jahe merah instant siap seduh ke berbagai tempat bukan tidak mendapat rintangan.

Selama pendemi, Trisandi nekat masuk ke wilayah perkantoran.

Tidak boleh masuk ke kawasan perkantoran, dia tidak menyerah. Trisandi memilih berjualan di pelataran kantor.

Bahkan, Trisandi pernah mendatangi rumah gubernur hingga Wakapolda untuk menawarkan wedang jahe merah instant siap seduh, tapi ditolak karena masih suasan pandemi.

Trisandi pantang menyerah. Yang ada dalam pikirannya bagaimana produk yang dibuatnya bisa laku dan dia mendapatkan uang.

Dengan ditemani suaminya memakai motor, Trisandi berkeliling menjajakan wedang jahe merah instant siap seduh .

Dia juga mengampas ke kawasan pasar, pasar los, hingga sampai di sepanjang kawasan Tanggo Rajo Ancol.

"Pokoknya, saya berkeliling agar dagangan saya bisa laku. Saat pandemi, kalau kita hanya berdiam di rumah, pasti tidak dapat uang," ujarnya.

Kini,  UMKM Mak Bro Sandi makin berkembang. Beberapa saat yang lalu, produk wedang jahe buatanya ada yang tertarik dan berencana memasarkannya ke seluruh Indonesia bahkan mancanegara.

Lantaran usahanya makin berkembang, UMKM Mak Bro Sandi membutuhkan tambahan modal.

Dari pihak Bank Rakyat Indonesia (BRI) menawarkan pinjaman lunak tanpa proses yang cukup menyulitkan. 

Pihak BRI memberikan kemudahan dalam segala proses peminjaman. Selain itu memberikan ide, pemanfaatan pinjaman.

Setelah dana pinjaman dari bank cair, selain buat tambahan modal, juga akan digunakan untuk membuat outlet jualan.

UMKM Mak Bro Sandi juga mendapatkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk UMKM.

Bantuan pertama didapatnya sebanyak Rp 2,4 juta. Bantuan kedua mendapat Rp1,2 juta.

Uang bantuan tersebut dicairkan lewat Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Dikatakannya, selain untuk tambahan modal, dana bantuan dipakainya juga untuk biaya hidup, karena penjualan waktu pandemi susah.

Menurutnya, ada peningkatkan usaha kita setelah mendapatkan bantuan. 

"Kalau tidak ada bantuan modal saat itu, usaha saat ini pasti sudah tutup, karena jahe mahal dan penjualan susah. Dengan adanya bantuan tersebut, usaha bisa tetap bertahan. Jika tidak ada bantuan mungkin sudah mencari pekerjaan yg lain," pungkasnya.

Baca juga: Beruntung Dapat BLT, UMKM Mak Bro Sandi Dapat Bertahan Saat Pandemi Covid Melanda

Baca juga: Usaha Mulai Berkembang, UMKM Mak Bro Sandi Bersyukur Dapat Pinjaman Modal

Baca juga: Iin Kurniasih Dorong UMKM Jambi ke Pasar Nasional

Berita Terkini