Menikmati Keindahan Panorama Lautan Awan di Puncak Bukit Tempurung, Batang Asai Sarolangun

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salah satu contoh destinasi yang paling ngetop di Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi ialah Bukit Tempurung.

TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi banyak memiliki destinasi wisata.

Salah satu contoh destinasi yang paling ngetop di sana ialah Bukit Tempurung, terletak di Desa Lubuk Bangkar.

Puncak Bukit Tempurung baru-baru menjuarai ajang Anugerah pariwisata Indonesia (API).

Puncak Bukit Tempurung sewaktu itu dinobatkan juara dua dalam kategori daratan tinggi terpopuler membawa nama provinsi Jambi dan kabupaten Sarolangun di tingkat nasional.

Tak terlalu tinggi bagi para wisatawan pemula yang hobi mendaki perbukitan. Ketinggian titik puncak Bukit Tempurung 821 MDPL dengan medan yang lumayan curam dan licin, namun tak seperti track pendakian gunung.

Untuk mencapai puncak Bukit Tempurung dengan durasi waktu satu jam tiga puluh menit.

Para wisatawan dapat mengunakan sepeda motor hingga 2 kilometer hingga batas yang telah ditentukan warga sekitar jika tak membawa motor warga setempat bersedia menjadi ojek mengantarkan pengunjung di titik parkiran sepeda motor.

Dari parkiran sepeda motor, maka pada wisatawan melanjutkan dengan berjalan kaki.

Baru Lima menit berjalan santai, sebagian lautan awan yang samar-samar tertutup pepohonan kayu manis sudah tersuguh dan memanjakan mata para wisatawan.

Baca juga: Bukit Sentiong akan Dijadikan Kawasan Wisata Kota Sungai Penuh

Para pemuda desa yang terbentuk sebagai badan usaha milik desa menyewakan tenda bagi para wisatawan yang ingin menginap di atas.

Tak jarang para pengunjung lebih memilih menginap di atas puncak.

Fajar mulai terbit, rombongan wisatawan dari pusat kabuputen Sarolangun mulai mempersiapkan keperluan untuk menuju Puncak Bukit Tempurung.

Rombongan ibu-ibu dan bapak-bapak ini nekat mencoba-coba naik untuk melihat pemandangan yang santer terdengar di Kabupaten Sarolangun menjadi ikon wisata paling top dan sangat dianjurkan untuk berwisata.

Ada tiga buah pos yang dibuat oleh warga setempat dan pemerintah desa Lubuk Bangkar untuk para pendaki bukit beristirahat sejenak.

Setelah melewatkan tiga pos, tak lama kemudian pengunjung mungkin saja akan tercengang. Sebab, sebelum sampai kepuncak Bukit Tempurung lautan awan sepanjang mata memandang menjadikan posisi pengunjung di atas awan.

Masyarakat setempat menyarankan, para pengunjung harus lah bergerak dari pusat desa Lubuk Bangkar, kecamatan Batang Asai sejak pukul lima pagi.

Pasalnya pada jam enam pagi hingga pukul tujuh pagi awan sangat dekat bagaikan berjarak meteran saja.

Kades Lubuk Bangkar, Radinal Mukhtar mengatakan masyarakat desanya sangat senang menyambut para wisatawan yang berkunjung untuk menikmati keindahan.

Baca juga: Wali Kota Sungai Penuh Dorong Pemanfaatan Lahan Kering di Kawasan Pesisir Bukit

Para pengunjung tercatat oleh pihak desa hanya berasal dari dalam provinsi Jambi saja. Belum ada pengunjung yang jauh-jauh dari luar provinsi Jambi untuk menikmati pemandangan yang dinobatkan sebagai daratan tinggi terpopuler se- Indonesia, urutan kedua.

Bagi dua ibu-ibu wisatawan dari pusat kabuputen Sarolangun yang mendaki mengunakan sendal jepit saja cukup lah berat. Mengapa begitu, jalan menuju Puncak Bukit Tempurung lumayan licin.

"Pakai sepeda motor setengah jam, jalan kaki pakai satu jam pakai istirahat dulu, sepertinya tidak sampai puncak. Kalau bagi ibu-ibu lumayan lah ngos-ngosan," kata Dewi dan Ani, Kamis (4/11/2021).

Pada massa pandemi, kades Lubuk Bangkar Radinal Mukhtar mangaku pengunjung wisata Bukit Tempurung tetap dibuka dan pihakya memperbolehkan pengunjung untuk melakukan pendakian. Namun saat itu hanya ada pengunjung dari kecamatan Batang Asai dan Sarolangun saja.

Tak hanya menikmati keindahan alam di Batang Asai, para wisatawan dapat membawa oleh-oleh khas Batang Asai. Kopi asli yang di tanam hingga dikelola oleh warga desa Lubuk Bangkar, kopi Bukit Tempurung, Selain itu juga terdapat baju bertuliskan Bukit Tempurung.

"Kopi Bukit Tempurung bisa didapatkan di Alfamart dalam provinsi Jambi, dan dari kelompok tani di desa. Para petani sudah dilakukan oleh pelatihan dan studi banding ke Jangkat kabupaten Merangin," kata Radinal Mukhtar.

Berkat wisata Bukit Tempurung, perekonomian warga setempat sangat terbantu dengan adanya para pengunjung.

Begitu juga dengan penyewaan tenda dan ojek untuk mendaki itu sangat berdampak pada pemuda setempat.

Sebab jasa dan produk yang ditawarkan sudah tersedia, tak lupa masyarakat setempat sangat ramah menyambut para wisatawan yang berkunjung ke desanya.

Baca juga: Desa-Desa di Batang Asai Diminta Kembangkan Potensi Wisata dan Keterampilan Untuk Oleh-oleh

Kemajuan wisata tak ditunjang dengan fasilitas jalan yang baik. Jalan menuju desa Lubuk Bangkar dari jalan provinsi Jambi yang sangat rusak itu. Sungguh terjal, tentulah mobil sedan tak dapat masuk ke dalam desa Lubuk Bangkar.

"Kendala insfratruktur jalan yang belum memadai, kami berharap dengan pemerintah kabupaten dan provinsi Jambi agar lebih memperhatikan Batang Asai secara umum dan secara khusus desa Lubuk Bangkar," katanya.

Kedepannya, Radinal Mukhtar mangaku desa Lubuk Bangkar akan membangun home stay atau villa, agar pengunjung lebih nyaman menikmati alam di Batang Asai.

 

Berita Terkini