WIKIJAMBI

Potensi Kepayang di Sarolangun Tak Hanya Digunakan Sebagai Minyak Goreng, Juga Kaya Antioksidan

Penulis: Rifani Halim
Editor: Nani Rachmaini
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Proses produksi buah kepayang di tangan terampil warga Batang Asai dan Limun Sarolangun, sebagian beras proses buah hingga menjadi produk dilakukan dengan alat tradisional.

Kemudian tak boleh meracuni ikan dengan Tubo, harus melindungi ikan. Itulah pesan dari seloko adat, yang hingga kini masih dipegang masyarakat.

Dalam artian, masyarakat hulu Sarolangun, baik Batang Asai maupun hulu kecamatan Limun sejak nenek moyang telah memanfaatkan pohon kepayang, terutama buah kepayang sebagai minyak.

Misriadi, kepala KPHP Limau unit Hulu VII Sarolangun beberapa tahun ini bersama sektor lainnya.

Melakukan pembinaan terhadap masyarakat yang memanfaatkan hasil hutan bukan kayu.

Pihaknya melakukan uji laboratorium mendapatkan hasil uji laboratorium. Yakni, kepayang mengandung beberapa zat kimia yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai keperluan.

Proses produksi buah kepayang di tangan terampil warga Batang Asai dan Limun Sarolangun, sebagian beras proses buah hingga menjadi produk dilakukan dengan alat tradisional. (ist/arsip KPHP Limau unit Hulu VII Sarolangun)

Daun dan biji mengandung asam sianida, senyawa anti oksidan antara lain vitamin C, ion besi, karoten, saponin dan polifenol.

Daging biji kepayang mengandung saponin, flavonoid dan polifenol. Senyawa antioksidan dan golongan flavonoid.

Senyawa antioksidan bekerja anti kanker dalam biji antara lain berupa vitamin C, ion besi dan betakarotin

Dari penelitian diketahui 100 gram kepayang mengandung 273 kalori, 10 gram protein, 13,5 gram protein, 24 gram lemak nabati, 40 mg kalsium, 100 mg fosfor dan 2 mg besi. Minyak kepayang juga mengandung 0,10 IU Vit.A, 0,15 mg Vit.B dan 30 mg Vit.C.

Keunggulan minyak goreng kepayang

Minyak goreng nonkolestrol, mengandung Omega 3 tinggi alami, tidak mengandung pestisida, bisa obat sakit gigi, makanan menjadi lebih lezat gurih dan semakin nikmat.

Petani buah kepayang (Pangium Edule) satu di antara jenis Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) (Tribun Jambi/Wahyu Herliyanto)

Beberapa tahun ini, masyarakat bersama KPHP Limau berhasil membuat produk turunan dari minyak kepayang.

"Produk turunannya seperti minyak urut dari kepayang. Saat ini sedang didorong oleh KPHP Limau, bersama masyarakat."

"Kita tidak hanya menghasilkan produk minyak kepayang saja," kata Misriadi, Jum'at (17/9/2021).

Produk turunan dari hasil buah kepayang yang telah diproduksi oleh masyarakat bersama KPHP sabun kepayang, minyak urut.

Halaman
1234

Berita Terkini