Intel Polisi Main Mobile Legend Bareng Anak Mama Fajar, Ini yang Dilakukan Sebetulnya

Editor: Duanto AS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Game Mobile Legends

"Paling usianya 35 tahunan. Dari potongannya nggak kelihatan kalau dia intel," ujarnya.

Si tukang cilok tersebut juga kerap memarkir gerobak dagangannya atau mangkal tepat di depan kontrakan yang dihuni Ali selama sepekan terakhir.

Namun, ia hanya datang berjualan ciloknya satu hingga dua jam menjelang tengah malam pukul 24.00 WIB.

"Dia dagang cuma sejam dua jam. Sehabis mangkal, dia jalan ke belakang gang ini. Padahal, tengah malam di belakang warung dan kontrakan ini sudah sepi dan gelap, nggak ada orang yang beli," ungkapnya.

Selain itu, si tukang cilok juga kerap 'tidak nyambung' kala diajak bicara oleh warga yang membeli dagangannya.

"Saya pernah beli ciloknya Rp 2 ribu, eh malah nggak dimasukkan ke plastik. Dia bilang biar ngirit. Ngaco banget dagangnya. Eh, dia malah pernah tanya ke anak-anak di sini, 'Kok lampu kontrakan yang di atas nggak pernah hidup'. Kan aneh tuh orang, diajak ngobrol nggak nyambung malah nanya kontrakan tempatnya Ali yang ditangkap kemarin," paparnya.

"Makanya saya dan warga di sini curiga, dia intel Densus. Pernah sama anak-anak muda di sini, kita cecar dia intel bukan. Eh dia ngeles, katanya bukan, bukan," sambungnya.

Joko (51), warga yang rumahnya berhadapan dengan kontrakan yang dihuni oleh Alli justru pernah mendapati si tukang cilok tersebut membawa pistol di saku celananya.

+ "Bukan saya saja yang lihat, anak-anak di sini juga pernah lihat, 'Kok tukang cilok jualannya bawa pistol'. Saya sendiri lihatnya pas dia duduk di situ. Nah, pas duduk saya lihat kepala pistolnya nongol dan sedikit berkilau. Saya yakin itu FN, nggak mungkin glock," beber Ali.
Selain tukang cilok yang dicurigai, Supriyadi juga mencurigai dua pria yang mendatanginya beberapa jam sebelum Tim Densus 88 Polri melakukan penangkapan terhadap Ali pada Rabu sore.

Mulanya sekitar pukul 14.00 WIB, ada seorang pria berpakaian serba hitam dengan perawakan sedang dan kulit hitam, mendatanginya di warung.

Pria tersebut mencari kamar kontrakan kosong untuk ditempati.
Kontrakan yang ditunjuknya merupakan kontrakan yang sama ditempati oleh Alli.

"Jam 2, ada seorang pakai kaos hitam dan celana bahan hitam. Dia nanya, apa ada kontrakan yang kosong. Saya jawab, ada tuh di atas, dekat yang ditangkap itu," kata Supriyadi.

Namun, pada pukul 16.00 WIB, pria tersebut datang kembali bersama temannya dengan perawakan dan pakaian yang sama.

Kali ini, keduanya menanyakan tempat tinggal Ketua RT.

Dan Supriyadi memberitahukan nama dan tempat tinggal Ketua RT.

"Ngggak lama mereka sudah bawa Ketua RT di sini, Pak Marki, ke kontrakan ini. Lalu, nggak lama, banyak polisi pakai seragam Densus pada berdatangan dan dobrak pintu kontrakan nomor 6 di atas pakai besi. Mereka di dalam ada satu jam. Setelah itu sebagian polisi Densus itu pada turun dan bilang ke saya supaya tutup warung, katanya berbahaya. Saya tanya kasus apa, dia bilang kasus narkoba," ujarnya.

+ Mama Fajar Kaget

Ningsih (40) tak pernah menduga bahwa Iron ternyata anggota Densus 88.

Dalam sepengetahuannya, selama ini Iron mengaku bekerja di sebuah cafe.

Sudah tiga bulan ini, terhitung 23 September 20219, dia mengetahui pria itu yang ternyata melakukan pengintaian terduga teroris itu.

Aksi penangkapan terduga teroris di Cilincing itu bakal selalu diingatnya.

Kecurigaan Ningsih muncul kala mengetahui kebiasaan yang tak lazim Iron.

Pria itu setiap tengah malam selalu keluar.

"Jadi dia tengah malam sering nongkrong sendirian di sini sambil megang HP," ucap Ningsih.

Penuturan Ningsih, Iron biasanya duduk di warung yang menghadap ke rumah terduga teroris tersebut.

Melansir kompas.com, sebelum penggerebekan berlangsung kemarin, Ningsih juga mengaku sempat berinteraksi dengan Iron

Pertemuan itu terjadi pagi tadi saat dirinya hendak ke pasar.

Ningsih menjelaskan bahwa Iron mengaku akan pergi ke tukang jahit.
Ternyata, Iron justru kembali menggunakan seragam polisi.

Iron datang dengan mengenakan seragam polisi lengkap dengan sepucuk senjata laras panjang di tangannya.

Wajahnya Iron tampak ditutupi sebuah masker hitam.

+ "Warga pada bilang ngapain tuh si Iron di situ," ucap Ningsih.

Meski begitu, tidak ada warga yang berani menyapa Iron yang sudah berseragam.

Aktivitas dipantau

Tidak ada yang menduga bahwa pria yang sering main voli bareng warga ternyata intel Densus 88.

Selama dua bulan terakhir, pria itu telah biasa di lingkungan itu dua bulan terakhir.

Penyamaran anggota Densus 88 ini membuat warga kaget.

+ Warga Semper Barat mengaku terkejut ketika melihat seorang pemuda ikut dalam operasi penggeledahan rumah terduga teroris yang ada di Jalan Belibis V, Semper Barat, Jakarta Utara, Senin (23/9/2019).

Pasalnya, pemuda tersebut adalah orang yang biasa mereka temui di lingkungan sekitar selama dua bulan terakhir.

Seorang warga yang menyebut dirinya sebagai Mama Fajar mengatakan, pemuda yang biasa ia temui itu dipanggil warga dengan nama Iron.

Iron mengontrak di lantai dua sebuah indekos yang berada di seberang rumah terduga teroris tersebut.

+ "Dia itu teman dekat sama anak saya, sering main mobile legend bareng nih di sini," kata Mama Fajar di sebuah warung depan indekos tersebut.

Ibu itu menyebutkan, Iron dikenal baik oleh warga sekitar kampung tersebut.

Dia dikenal sangat ramah dan sering menyapa warga-warga sekitar.

"Dia sering keluar kos kok, kadang pagi suka ketemu kalau beli nasi uduk. Suka nongkrong, main voli sama warga sini juga. Eh tahunya dia anggota ( Densus 88)," ujar Mama Fajar.

Mereka takut mendekat karena cemas bom yang ditemukan di rumah terduga teroris MA (20) di kawasan tersebut meledak.

Adapun MA ditangkap setelah polisi mengembangkan tujuh terduga teroris lain yang ditangkap di Bekasi.

Setelah menangkap Arsad, polisi menggeledah kediamannya dan menemukan sejumlah barang bukti untuk membuat bom.

Bahkan, tim Densus 88 menemukan sebuah bom aktif berjenis TATP berdaya ledak tinggi di kediaman Arsad.

Bom aktif itu langsung diledakkan Polisi di sebuah lahan kosong yang tak jauh dilokasi mengingat bom tersebut sangat sensitif. (*)

Baca juga: Intel Kopassus Nyamar Selama Setahun, Malah Ditampar dan Dipalak Orang Tapi Diam Saja

Baca juga: Tak Diduga Intel Polisi Kongkow di Empang Ngajak Warga Patungan Beli Lele

Berita Terkini