LIPUTAN EKSKLUSIF

LIPUTAN EKSKLUSIF Misteri Ikan Tapah 4 Meter di Sarolangun dan Penampakan Pada Orang Tertentu

Penulis: Rifani Halim
Editor: Duanto AS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penangkap ikan tapah di Desa Mentawak, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi.

Memang, kata dia, kondisi cuaca menentukan nasib masyarakat yang mencari ikan di Sungai Mentawak.

Zainal bilang, kondisi kemarau seperti ini membuatnya kesulitan mendapatkan ikan tapah, jenis yang paling dicari masyarakat di Sarolangun.

Sudah dua bulan dirinya belum mendapatkan ikan tapah. "Sudah dua bulan belum dapat. Hanya ikan-ikan yang biasa saja yang dapat di ambat, seperti ikan lais," ujarnya.

Nanti selepas kemarau atau saat musim hujan tiba, Zainal menuturkan ikan tapah berukuran yang lumayan besar akan muncul dan terperangkap alat warga yang mencari ikan di Sungai Mentawak.

"Kalau ikan tapah yang dapat sebatas 10 sampai 15 kilogram. Kalau kawan-kawan lain bisa sampai di atas 20 kilogram," kata Zainal.

Menginap di pondok

Saat menangkap ikan mengunakan ambat, warga yang mencari ikan harus menginap di pondok yang dibangun di tepi sungai.

Zainal mengatakan saat mengunakan ambat, dirinya akan berangkat ke sungai pada sore hari, kemudian pulang pada esok hari berikutnya.

"Tak lupa membawa peralatan tradisional lainnya untuk menangkap ikan," kata dia.

Perangkap Khusus

Para warga pencari ikan memiliki keluhan perangkap yang sering rusak akibat ikan yang besar.

Seperti dialami saudara Zainal, yang baru saja mendapatkan nasib malang. Perangkap buatan yang harganya lumayan tinggi, jebol akibat ikan besar masuk.

"Jebol punyo sepupu sayo. Kemungkinan ada dua ikan tapah yang masuk, kira-kira beratnya sampai 50 kilogram satunya. Itu jadi keluhan kami, sebenarnya bisa dapat puluhan kilogram, tapi ambat yang tidak tahan ikan jadi lepas," jelasnya.

Sebagian orang di sana masih teguh mencari ikan dengan peralatan tradisional. Tak jarang Zainal dan kawan kawan mengeluhkan bantuan bagi para pencari ikan tradisional di Desa Mentawak. Pasalnya modal untuk membuat perangkap tradisional mencapai Rp1 juta.

"Jika jebol akibat ikan yang bobot besar, maka harus membuat baru kembali dan mengeluarkan modal yang lebih," katanya.(can)

Halaman
1234

Berita Terkini