Serangan yang dilakukan gerombolan OTK itu melukai bagian kepala kedua korban.
TNI belum bisa memastikan siapa yang bertangung jawab atas penyerangan tersebut.
Namun, tidak menutup kemungkinan kelompok kriminal bersenjata (KKB) berada di balik aksi tersebut.
"Sementara sedang dilakukan pengejaran oleh Batalyoan 432 dan Brimob.
Bisa saja mereka (KKB) karena kami sedang mendalami ini siapa pelakunya," kata Izak.
Rampas senjata jenis SS2
Pasca-gugurnya dua prajurit TNI tersebut, aparat keamanan meningkatkan kewaspadaan.
Sebab, tidak hanya membunuh dua prajurit TNI, gerombolan OTK tersebut turut merampas dan membawa lari senjata kedua korban.
Senjata yang dirampas dan dibawa para pelaku berjenis SS2.
"Tingkat kewaspadaan harus ditingkatkan karena sudah punya senjata api akan muncul kelompok baru lagi yang mengatasnamankan Kodap apa.
Jadi, perampasan senjata api ini menjustifikasi bahwa dirinya ada di situ," kata Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal (Irjen) Mathius D Fakhiri, di Jayapura, Selasa.
Untuk mengejar pelaku, Fakhiri segera berkoordinasi dengan Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Ignatius Yogo Triyono.
Aparat keamanan tidak akan gegabah dalam mengejar pelaku. Ia tak ingin personel yang melakukan pengejaran lengah.
"Kejadian ini cukup cepat di ujung Bandara Dekai, cukup jauh dari titik kota.
Dengan kejadian di situ saya sudah minta harus diwaspadai, sehingga semua teman-teman (personel) di titik rawan harus ekstra hati-hati dalam membawa senjata apikarena itulah yang dicari oleh kelompok ini," kata Fakhiri.