Sementara kambing orang lain tidak. Padahal mereka berada di padang gembalaan yang sama.
Baca Berita Jambi lainnyha
klik:
Baca juga: PAUD Hingga SMP di Kota Jambi Libur Selama 12 Hari untuk Cegah Mudik Lebaran
Baca juga: BREAKING NEWS Rumah Penyimpanan BBM di Bagan Pete Terbakar, Ayah dan Anak Mengalami Luka Bakar
Baca juga: Kisah Sahabat Nabi, Abdullah bin Masud Tercengang Saat Saksikan Mukjizat Nabi Terhadap Kambingnya
Baca juga: Kisah Sahabat Nabi, Zuhudnya Salman al Farisi Pengusul Pembuat Parit di Perang Khandak
Diceritakan kemudian kambing Halimah beranak pinak, berlipat lebih banyak dari kambing tetangga. Seluruhnya sehat dan gemuk.
Seisi rumah diliputi keceriaan dan cinta. Anak-anak di keluarga pun tumbuh sempurna tanpa penyakit dan bahaya. Sungguh bayi yatim itu membawa berkah.
Membawa kebaikan yang sangat banyak pada Halimah daan keluarganya. Halimah menjadi saksi atas keberkahan anak yatim itu.
Kedua, kisah Nabi Musa dalam surat al-Qashash ayat 15-29. Ketika ia berlari meninggalkan Mesir karena akan dibunuh oleh Fir’aun dan pembesar negeri setelah mengetahui Musa muda memukul seorang lelaki Qibhty hingga meninggal.
Musa yang memukul karena membela kaumnya itu kemudian bergegas lari, dengan penuh waswas dan galau.
Tanpa tahu jalan dan tanpa ada kawan. Langkahnya lebar dan tanpa jeda, pandangan lurus ke depan tanpa menoleh.
Dan setelah menempuh jarak yang jauh, menguras tenaga hingga lemas. Sampai akhirnya ia tiba di sebuah mata air. Musa melihat orang yang berdesak-desakan memberi minum ternak.
Dan terlihat dua orang gadis yang menahan kekang kambingnya agar tak mendekat ke mata air sambil menahan haus.
Di dalam Al-Qur’an, Musa disebut sebagai lelaki yang kuat dan dapat dipercaya (Al-qashash: 26) .
Bukan karena kekuatan pukulannya, akan tetapi karena menolong di saat dia sendiri lapar dan haus, keletihan, ketakutan, serta asing dengan lingkungan barunya. Musa menawarkan bantuan walaupun pada saat itu sesungguhnya dia sendiri sangat memerlukan bantuan. Dan ternyata amalnya itu benar-benar membawa berkah.
Maka hari itu, berubahlah kehidupan Musa muda. Di rumah seorang bapak tua ia dijamu makan sehingga hilang laparnya, dijamin keamanan hingga hilang takutnya.
Ditawari tempat tinggal sehingga hilang gundah galaunya. Ditawari pekerjaan hingga hilang bayangan gelap masa depannya. Bahkan lebih dari itu, dinikahkan dengan anak gadis bapak tua itu.